Berita NTT
KMP Ile Boleng Rusak, PT Flobamor Menunggu Koordinasi dengan Kemenhub RI
Direktur Utama PT Flobamor Ian Bokotei mengaku biaya perbaikan KMP Ile Boleng cukup mahal berkisar hampir 12 miliar
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Manajemen PT Flobamor mengaku sejauh ini pihaknya masih menunggu koordinasi dengan Pemerintah pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dengan penghubung di Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) mengenai kelanjutan perbaikan KMP Ile Boleng.
"Kita ada menunggu tapi teknisnya bisa konfirmasi ke BPTD. Kita hanya menunggu saja sih," sebut Direktur Utama PT Flobamor Ian Bokotei pada Selasa 4 Oktober 2022.
Ia menyebut, memang biaya perbaikan KMP Ile Boleng cukup mahal. Disisi lain, pihaknya juga terus menunggu keputusan dari pemerintah.
Dia berharap agar kapal ini bisa segera diperbaiki untuk dioperasikan kembali melayani lintasan di NTT.
Perbaikan, kata dia, dilakukan sejak tahun 2019 hingga kini. KMP Ile Boleng mengalami kerusakan pada mesin induk. Informasi yang diperoleh dari Kementrian, biaya perbaikan itu berkisar hampir 12 miliar.
Baca juga: BPKP dan PT. Flobamor Teken MoU, Janji Kawal Pengelolaan TNK,Ini Tujuannya
"Koordinasi tetap dengan Dishub dan BPTD. Tapi sejauh ini kami dan Dishub NTT hanya sebatas menunggu saja dan kalau tidak salah sudah bersurat juga untuk perbaikan itu," sebut dia.
Ian berujar pihaknya beberapa waktu terakhir juga melakukan koordinasi dengan kementerian agar bisa dilakukan perbaikan kapal tersebut.
Harusnya, kata dia, PT Flobomor mengelola tiga kapal Ferry. Namun karena KMP Ile Boleng masih rusak maka saat ini hanya tersisa KMP Sirung dan KMP Pulau Sabu.
Ia berharap, wilayah NTT dengan merupakan daerah kepulauan maka paling tidak harus ada banyak armada pelayaran.
Untuk itu kapal-kapal yang rusak milik Kementrian ini bisa segera diperbaiki untuk kembali memberi pelayanan bagi masyarakat di NTT.
Baca juga: Gubernur NTT Tetap Dorong PT Flobamor Kelola Wisata Pulau Komodo dan Padar di Labuan Bajo
"Memang kalau rusak kita kapal pengganti tidak ada. Jadi setengah mati kita. Dampaknya ke pelayanan penyebrangan," tambahnya.
Terpisah, Kepala Dinas Perhubungan NTT Isyak Nuka mengatakan kapal ini masuk ke Surabaya, Jawa Timur bermaksud untuk perawatan rutin.
Ternyata, kapal tidak kunjung keluar dan disampaikan kalau kapal tersebut rusak pada mesinnya.
"Dan itu sampai sekarang rusak pada mesinnya," sebut dia.