Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022, Bagaimana Rasanya Kalau Ditolak

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Bagaimana Rasanya Kalau Ditolak.

Editor: Agustinus Sape
YOUTUBE/SUARA PAGI RENUNGAN HARIAN KATOLIK
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Selasa 27 September 2022 dengan judul Bagaimana Rasanya Kalau Ditolak. 

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Bagaimana Rasanya Kalau Ditolak.

RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Kitab Ayub 3:1-3 11-17 20-23, dan bacaan Injil Lukas 9:51-56.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Selasa 27 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Pada awal mulanya, Ayub terpandang sebagai orang saleh dan selalu berserah diri kepada Allah.

Namun Ayub yang dilukiskan dalam bacaan pertama hari ini ternyata tidak mudah untuk mencapai iman yang teguh akan Allah.

Dia mengalami pergumulan yang luar biasa dengan penderitaan dan kesusahan.

Dia berkeluh kesah secara spontan dan terus terang akan penderitaannya sendiri.

Dia juga tidak mengerti maksud penderitaannya.

Dari ungkapannya yang spontan itu, nyatalah bahwa tidak mudah untuk berserah diri secara total kepada Allah.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Hari Ini, Senin 26 September 2022, Pemimpin Bukan Budak Harta dan Takhta

Penginjil Lukas mengisahkan Yesus yang sedang dalam perjalanan ke Yerusalem, singgah di sebuah desa orang Samaria.

Namun penduduk desa itu tidak mau menerima Yesus. Alasan mereka adalah karena Yesus berjalan menuju Yerusalem.

Awal karya di Galilea, Yesus ditolak oleh orang-orang sekotaNya sehingga Ia harus pergi ke kota-kota lain di Galilea.

Sekarang perjalananNya ke Yerusalem pun ditandai dengan penolakan oleh orang-orang Samaria.

Penolakan itu justru diakibatkan oleh tujuan perjalanan Yesus ke Yerusalem.

Penolakan ini berkaitan dengan sejarah konflik turun-temurun antara orang Yahudi dan orang Samaria.

Orang Yahudi sejak lama bersikap anti terhadap orang Samaria. Karena asal-muasal orang Samaria merupakan campuran antara ras Yahudi dan ras bangsa Asyur sejak abad 8 Masehi.

Dengan kata lain, di mata orang Yahudi, setiap orang Samaria bukanlah 100 persen berdarah asli Yahudi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022, Allah Bekerja untuk Kemenangan Kita

Penolakan mereka membuat dua murid Yesus yakni Yakobus dan Yohanes tersinggung berat.

Para murid terpancing emosinya dan ingin menghancurkan orang-orang Samaria dengan menyuruh menurunkan api dari langit untuk menghanguskan mereka.

Yesus melarang mereka melakukan hal itu.

Yesus berhasil mengendalikan emosi mereka sehingga segala tindakan yang berbau kekerasan dapat dicegah oleh-Nya.

Yesus memperlihatkan kelemahlembutan dan kesabaran hati-Nya yang luar biasa.

Jalan keluar yang ditawarkan oleh Yakobus dan Yohanes, tidak diterima oleh Yesus. Yesus berpaling kepada mereka dan menegor mereka.

Dulu, Yesus tidak menggunakan kuasa-Nya untuk mencelakakaan orang-orang sekota-Nya yang menolak-Nya.

Sekarang, Ia pun tidak akan menggunakan kuasa untuk mencelakakan orang-orang Samaria.

Mereka yang tidak mau menerima-Nya, suatu saat kelak akan menyambut kabar sukacita tentang Dia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 26 September 2022, Melayani dengan Hati

Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.

Ada banyak dari antara umat beriman sangat menderita kalau ditolak.

Namun pengalaman penolakan hendaknya tidak membuat kita mundur dan mempersalahkan Tuhan.

Semoga berkat contoh Tuhan Yesus, kita menjadi murid-murid yang sabar dan tetap mampu bersikap lemah lembut, khususnya ketika menemui pengalaman penolakan dari sesama atau kesilitan lainnya.

Dalam segala kesulitan kita tidak akan membiarkan diri kehilangan keutamaan kesabaran dan kelembutan hati.

Kontemplasi

Ciptakan keheningan dalam batinmu. Hadirkan kembali salah satu peristiwa yang membuat Anda benar-benar berada dalam ujian seperti Ayub.

Namun bersyukurlah bahwa akhirnya Anda tidak sampai kehilangan kesabaranmu.

Panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan.

Doa

Ya Allah Bapa yang Mahabaik, melalui Kitab Suci Engkau menyatakan kehendakMu yang menuntun langkah hidup kami.

Jadikanlah kami pelaksana-pelaksana sabda-Mu berkat semangat persaudaraan dan pertobatan. Maka akan terwujudlah kiranya kerajaan-Mu di tengah-tengah kami.

Semoga kami bersedia menerima orang lain apapun kelebihan dan kekurangannya, apapun latar belakangnya, tanpa sikap diskriminatif.

Santu Vinsensius a Paulo, doakanlah kami. Amin.

Sahabatku yang terkasih, Selamat Hari Selasa. Selamat beraktivitas. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 27 September 2022

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 27 Seotember 2022.
BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Selasa 27 Seotember 2022. (Tokopedia)


Bacaan Pertama: Ayub 3:1-3.11-17.20-23

Mengapa orang malang diberi terang?

Bacaan dari Kitab Ayub:

Dalam kemalangannya, Ayub membuka mulut dan mengutuki hari kelahirannya, katanya, “Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku, dan malam yang mengatakan, ‘Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan’.

Mengapa aku tidak mati waktu lahir?

Atau binasa waktu aku keluar dari kandungan?

Mengapa ada pangkuan yang menerimaku?

Mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu?

Andaikata semua itu tidak ada, aku sekarang berbaring dengan tenang.

Aku tertidur dan dapat beristirahat bersama para raja dan para penasihat di bumi, yang mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya; atau bersama para pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.

Mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi yang tidak melihat terang?

Di sanalah orang jahat berhenti menimbulkan huru-hara; di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapatkan istirahat.

Mengapa orang malang diberi terang dan orang yang pedih hati dibiarkan hidup?

Mereka menantikan maut, yang tak kunjung datang, mereka mengejarnya lebih daripada menggali harta terpendam; bila mereka menemukan kubur, mereka bersukaria dan bersorak-sorai dengan gembira.

Mengapa dibiarkan hidup orang yang tidak tahu mesti ke mana? Orang yang dikepung oleh Allah?”

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 88:2-3.4-5.6.7-8

Refr. Semoga doaku sampai ke hadirat-Mu, ya Tuhan.

1. Biarlah doaku datang ke hadapan-Mu, sendengkanlah telinga-Mu kepada teriakku; sebab jiwaku kenyang dengan malapetaka, dan hidupku sudah dekat dunia orang mati.

2. Aku telah dianggap termasuk orang-orang yang turun ke liang kubur; aku seperti orang yang tidak berkekuatan. Aku harus tinggal di antara orang-orang mati, seperti orang-orang yang mati dibunuh, terbaring dalam kubur, yang tidak Kauingat lagi, sebab mereka terputus dari kuasa-Mu.

3. Telah Kautaruh aku dalam liang kubur yang paling bawah, dalam kegelapan, dalam tempat yang dalam.

4. Aku tertekan oleh panas murka-Mu, dan segala pecahan ombak-Mu Kautindihkan kepadaku. Telah Kaujauhkan kenalan-kenalanku dari padaku, telah Kaubuat aku menjadi kekejian bagi mereka. Aku tertahan dan tidak dapat keluar.

Bait Pengantar Injil: 1Sam 3:9; Yoh 6:68c

Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.

Bersabdalah, ya Tuhan, sebab hamba-Mu mendengarkan. Sabda-Mu adalah sabda hidup yang kekal.

Bacaan Injil: Lukas 9:51-56

Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.

Inilah Injil suci menurut Lukas:

Ketika hampir genap waktunya diangkat ke surga, Yesus mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem.

Diutus-Nya beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk sebuah desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya.

Tetapi orang-orang Samaria di situ tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem.

Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata, “Tuhan, bolehkah kami menurunkan api dari langit untuk membinasakan mereka?”

Tetapi Yesus berpaling dan menegur mereka, “Kalian tidak tahu apa yang kalian inginkan. Anak Manusia datang bukan untuk membinasakan orang, melainkan untuk menyelamatkannya.”

Lalu mereka pergi ke desa lain.

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved