Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Si Miskin Ternyata Punya Nama Lazarus
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Si Miskin Ternyata Punya Nama Lazarus.
Saat meninggal, tempat keduanya ditentukan oleh pihak lain. Lazarus mati dan diangkat oleh para malaikat, sementara si kaya juga mati dan dikuburkan orang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 24 September 2022, Jangan Hidup Menurut Kesenangan Mata
Lazarus naik ke pangkuan Abraham, si kaya turun ke dalam kuburan. Sekarang, jurang antara keduanya sudah amat lebar dan tidak lagi dapat dijembatani.
Nasib akhir keduanya sudah definitif: Lazarus menjadi tamu terhormat dalam perjamuan abadi, sedangkan si kaya menderita di alam maut.
Baru sekarang mata si kaya terbuka dan melihat Lazarus. Selagi hidup, matanya tertutup untuk membantu.
Setelah mati, matanya terbuka untuk memohon pertolongan. Akan tetapi, tetap saja ia tidak menyapa Lazarus. Ia hanya menyapa Abraham.
Baginya, Lazarus tetap saja tidak penting. Sikap orang kaya ini ternyata tidak berubah!
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Jawaban Abraham menegaskan dua hal. Pertama, peluang dan kesempatan untuk membantu sesama hanya terjadi di dunia ketika kita hidup.
Dunia menyediakan kesempatan bagi kita untuk membuka pintu hati kepada sesama yang miskin, untuk membuka gerbang rumah kepada mereka yang menderita.
Orang yang duduk di pintu gerbang rumah kita bukan hanya orang miskin yang butuh uang, tetapi barangkali orang yang membutuhkan pengakuan dari kita, orang yang membutuhkan agar keluhannya didengarkan, orang yang kesepian dan membutuhkan teman, orang yang baru putus cinta dan karenanya putus asa, orang yang terlilit hutang karena kemiskinannya atau orang yang membutuhkan pengampunan dari kita.
Kita berdosa bila tidak mampu melihat dan mendengar orang-orang ini. Kita mengkianati Kristus jika mengusir atau tidak peduli terhadap mereka.
Ada banyak Lazarus di sekitar kita. Kesalahan orang kaya itu adalah ketidakmampuannya melihat dan menyadari kehadiran orang yang menderita di depan matanya sendiri.
Lalai membuka pintu dan menjembatani jarak di dunia pasti akan melebarkan jarak kita dengan perjamuan abadi.
Jarak itu tidak akan terjembatani! Mumpung masih ada waktu dan kesempatan bagi kita untuk mengulurkan tangan kepedulian kepada lazarus yang borok dan bau itu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Hari Minggu Biasa XXVI, 25 September 2022, Hati Peka
Kedua, untuk bersikap adil dan menjembatani jurang antara kaya dan miskin di dunia ini tidak memerlukan mukjizat. Warta dan pesan dari seorang yang bangkit dari kematian juga tidak diperlukan. Yang diperlukan hanyalah kepekaan dan mata yang terbuka untuk melihat.