Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Si Miskin Ternyata Punya Nama Lazarus
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Si Miskin Ternyata Punya Nama Lazarus.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Si Miskin Ternyata Punya Nama Lazarus.
RP. John Lewar menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk Nubuat Amos 6:1a.4-7; 1Timotius 6:11-16, dan bacaan Injil Lukas 16:19-31, Minggu Biasa XXVI.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Minggu 25 September 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Satu lagi cerita terkenal dari Lukas. Bacaan Injil hari Minggu ini berkisah tentang seorang kaya versus seorang miskin, di dunia kini dan dunia nanti.
Pelukisannya amat gamblang. Si kaya berpakaian halus dan berjubah ungu; si miskin berbalutkan borok dan bau. Si kaya berpesta pora dengan sesama hartawan; si miskin bersama anjing-anjing yang berpesta dengan luka-lukanya.
Si kaya berada dalam rumahnya dalam keadaan terberkati; si miskin tergeletak di pintu gerbang dalam keadaan najis dan terkutuk.
Kisah ini melukiskan bahwa justru anjinganjinglah yang sepertinya merasakn penderitaan Lazarus karena dengan rela anjing-anjing itu menjilat luka borok Lazarus sehingga rasa sakitnya berkurang.
Sedangkan orang kaya itu tak peduli. Dia bahkan tidak melihat Lazarus yang nongkrong persis di pintu gerbang rumahnya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 25 September 2022, Certa Bonum Certamen Fidei
Keduanya terpaku pada tempatnya masing-masing. Tidak satu pun ada kata tegur sapa, apalagi uluran tangan, padahal pintu gerbang memberi peluang dan kesempatan.
Akan tetapi, sejak awal, cerita ini sudah punya kejutan: si miskin diberi nama, si kaya tidak.
Meskipun tidak punya apa-apa, si miskin ternyata punya nama, yakni Lazarus. Lazarus artinya “Allah menolong.”
Nama ini menjadi isyarat akhir yang membahagiakan baginya. Sebaliknya, meskipun punya segalanya, si kaya tidak punya nama.
Itu pertanda nasib akhir orang ini yang hampa. Setetes air pun bahkan tidak akan ia punya!