Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 18 September 2022, Kebijaksanaan Mamon

Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. Steph Tupeng Witin SVD dengan judul Kebijaksanaan Mamon.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RENUNGAN - RP. Steph Tupeng Witin SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Minggu 18 September 2022 dengan judul Kebijaksanaan Mamon. 

Kisah ini tidak hendak mengajak kita untuk belajar berbuat curang. Tuhan menasihati kita menjadi hamba yang setia dalam perkara yang kecil supaya setia juga dalam perkara yang besar.

Hal yang harus dihindari adalah godaan untuk menjadikan harta benda sebagai tujuan utama hidup. Sikap ini akan menghindarkan kita dari keserakahan dan ketidakjujuran dalam mengurus harta dunia ini.

Nabi Amos mencela dengan keras perilaku curang dan tidak jujur. Para pedagang mengejar keuntungan dari orang miskin dengan segala cara. Nabi Amos mengingatkan bahwa Allah ada di pihak kaum miskin. Dia tidak akan lupa akan segala perlakuan terhadap mereka.

Melalui perumpamaan ini, para murid diajak berlaku bijak dalam menggunakan harta kekayaan, sebab ada bahaya jatuh dalam perilaku kaum Farisi yang dilukiskan sebagai hamba-hamba uang.

Harta kekayaan harus dapat dinikmati juga oleh orang-orang miskin dengan memberi upah yang adil. Mengikat diri pada mamon yang tidak jujur berarti menggunakan harta dunia untuk mendapat kawan agar kelak diterima di rumah Allah.

Para murid diminta agar setia dalam perkara kecil. Bagi Yesus, mamon adalah perkara kecil, namun mesti dikelola secara bertanggung jawab, agar nanti dipercayakan harta yang sesungguhnya.

Akhirnya, Yesus menegaskan perlunya loyalitas yang tidak terbagi kepada Allah. Manusia tidak mungkin sekaligus mengabdi Allah dan kekayaan dunia ini.

Sabda Tuhan mengarahkan kita untuk hidup sebagai orang bijaksana. Orang bijaksana memiliki visi yang jelas, terutama bagaimana dari sekarang berusaha memupuk persahabatan yang baik untuk mencapai keselamatan kekal.

Kita diajak agar berlaku adil dan hidup dalam semangat cinta kasih kepada semua orang dan menjadi hamba yang jujur, adil dan setia.

Dalam situasi apa pun yang kita hadapi, kita perlu berlaku arif dan bijaksana. Hal itu akan kita peroleh bila kita senantiasa setia mengabdi Allah.

Bagaimana kita dapat memusatkan pandangan kita kepada Allah? Jenis perubahan ini tidak terjadi dengan mendadak.

Sebaliknya, kita dapat mengambil langkah-langkah kecil setiap hari. Kita dapat menyediakan waktu untuk berdoa setiap pagi: mohon kepada Yesus untuk memenuhi diri kita dengan kasih-Nya. Setiap malam hari, sebelum pergi tidur, kita dapat bertanya kepada diri kita sendiri: siapa saja yang kita layani pada hari ini dan menyesali serta bertobat apabila kita melihat dosa dan kelemahan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 16 September 2022, Kebangkitan untuk Hidup Kekal

Kita dapat mengunjungi kamar pengakuan secara teratur untuk menerima sakramen rekonsiliasi dan setia menghadiri perayaan Ekaristi guna menerima Tubuh-Nya dalam Komuni Kudus.

Dengan demikian kita menerima kekuatan dan rahmat yang dicurahkan oleh-Nya. Allah ingin menunjukkan kepada kita di mana prioritas kita sesungguhnya.

Marilah kita pada hari ini menyediakan waktu sejenak untuk memohon kepada Tuhan agar menunjukkan kepada kita siapa sebenarnya yang kita layani: Allah? Diri kita sendiri? Harta duniawi?

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved