Pelindo Kupang
Pelindo Kupang Naikkan Tarif Kepelabuhan, TPID NTT : Jangan Bebankan Masyarakat
Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah, Domu Warandoy menanggapi rencana manajemen PT Pelindo Tenau Kupang menaikkan tarif kepelabuhan.
Menurutnya, dengan Pelindo bersatu, Pelindo lebih melihat kembali ke dalam dengan berdiri pada kaki sendiri walaupun perusahaan berplat merah. "Semua akan berpikir, saya tidak bisa ngapa-ngapain, sekarang BBM sudah naik," ujarnya.
Ia mengatakan, sekarang ini Pelindo sementara merumuskan cara terbaik agar tarif berada pada posisi yang sesuai dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.
"Jadi disesuaikan, baru disosialisasi kemarin. Kita rumuskan angka-angka yang kita pakai untuk duduk bareng bersama para asosiasi, para pengguna jasa yang terbesar di sini."
Agus Nazar mengatakan, cara yang dilakukan Pelindo masih bagus karena sebelum mengubah harga, terlebih dahulu memberi ruang untuk duduk bersama para asosiasi dan pengguna jasa merunding nominal tarif yang disesuaikan.
Ketika ada permintaan khusus dari pengguna jasa, pihak Pelindo juga membutuhkan energi yang bagus seperti solar dan sebagian besar menggunakan listrik.
"Kita memang BUMN tetapi kita diusahakan untuk membiayai diri sendiri. Tidak berbeda dengan perusahaan transportasi lainnya, ketika bahan bakar minyak harganya naik, maka akan menyesuaikan tarif," katanya.
Baca juga: Buka Transportasi Dili-Kupang-Darwin, GM Pelindo Kupang NTT Sebut Pelabuhan Tenau Sudah Siap
Untuk memberlakukan penyesuaian tarif baru penumpukan kontainer, kata Agus Nazar, pihak Pelindo harus duduk bersama dengan para mitra.
Pemberlakuan tarif baru ini harus sampai kepada Kementerian Perhubungan yang dilihat dari sisi penentuan tarif dengan inflasi yang ada.
"Tidak serta merta begitu disetujui, kita langsung berlakukan. Tetapi kita harus laporkan ke Kementerian Perhubungan," tandasnya.
Ia mencermati, pemberlakukan tarif lama Rp 10. 300 per kontainer per hari yang tergolong murah, menyebabkan terjadinya penumpukan kontainer di Terminal Peti Kemas.
Menurutnya, penyesuaian tarif ini juga sebagai salah satu cara Pelindo untuk membatasi penumpukan kontainer di terminal peti kemas.
Padahal terminal peti kemas hanya sebagai tempat transit sebelum dibawa ke depo. Hal ini yang mengakibatkan kelambatan karena kargo yang tidak diambil oleh pemiliknya.
Agus Nazar juga menyampaikan bahwa biaya logistik dari Surabaya ke Tenau Kupang sudah turun. Dulunya sebesar Rp 14 juta, kini menjadi Rp 8 juta per kontainer 20 feet.
Hal itu terjadi karena bertambahnya armada kapal, persaingan meningkat sehingga harus melakukan penyesuaian harga sebagai salah satu persaingan sehat.
"Dari sisi pelayanan juga, Pelindo membutuhkan asupan biaya-biaya langsung seperti oli, solar dan listrik," terang Agus Nazar. (cr16)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS