Berita Nasional

Kepada Komnas HAM, Ferdy Sambo Tak Mau Bertele-Tele Soal Pembunuhan Brigadir J: Ya Sudahlah Pak!

Hingga kini kasus pembunuhan Brigadir Yosua alias Nofryansah Yosua Hutabarat masih menyedot perhatian publik. Dalam kasus ini Ferdy jadi eksekutornya.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
AKUI PERBUATAN - Irjen Ferdy Sambo akhirnya mengakui perbuatannya, merencanakan pembunuhan Brigadir J hingga menjadi otak penghilangan barang bukti dan merekayasa TKP. Sikap jujur Ferdy Sambo itu saat diperiksa Komnas HAM. 

Beberapa jam sebelum eksekusi, Ferdy Sambo di rumah Jalan Saguling III, Kompleks Pertambangan, Duren Tiga, memanggil orang-orang dekatnya.

Sebelum itu, Ferdy Sambo marah setelah kurang lebih satu jam mendengar cerita Putri Candrawathi soal apa yang terjadi di Magelang.

Baca juga: Malangnya Bharada E,Tak Tahu Motif Pembunuhan Brigadir J,Ngaku Diperintah Ferdy Sambo Menit Terakhir

Rapat kilat itu setelah Putri Candrawathi dan rombongan dari Magelang, Jawa Tengah, tiba. Di rombongan itu Brigadir J tak semobil dengan istrri Ferdy Sambo.

Bertempat di lantai tiga rumahnya, Ferdy Sambo memanggil secara bergilir orang-orang yang baru tiba dari Magelang, kecuali Brigadir J.

"Dia memanggil KM (Kuat Maruf), RR (Ricky Rizal) dan Richard untuk dia (Ferdy Sambo, red) kasih arahan, bahwa kalian harus lakukan ini, ini dan ini," terang Taufan.

Menurut Taufan, saat Kuat Maruf, Bripka RR dan Bharada E dipanggil satu per satu, Ferdy Sambo mengaku tanpa didampingi istrinya.

Beda lagi versi Bharada E. Melalui kuasa hukumnya Ronny Talapessy, Bharada E setelah duduk di sofa ruangan itu baru melihat Putri Candrawathi.

BERSAMA KELUARGA -- Sebuah foto memperlihatkan Ferdy Sambo bersama istri, Putri Candrawathi dan tiga orang anaknya. Kini Ferdy Sambo dan istri telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yosua sehingga terancam hukuman mati, penjara seumur hidup atau 20 tahun penjara. Nasib anak-anaknya kini jadi sorotan sehingga Kamaruddin Simanjuntak menyakan akan mendaopsi anak-anak itu dan menyekolahkannya hingga ke jenjang tertinggi.
BERSAMA KELUARGA -- Sebuah foto memperlihatkan Ferdy Sambo bersama istri, Putri Candrawathi dan tiga orang anaknya. Kini Ferdy Sambo dan istri telah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan Brigadir Yosua sehingga terancam hukuman mati, penjara seumur hidup atau 20 tahun penjara. Nasib anak-anaknya kini jadi sorotan sehingga Kamaruddin Simanjuntak menyakan akan mendaopsi anak-anak itu dan menyekolahkannya hingga ke jenjang tertinggi. (Tribunnews.com)

Bharada E menghadiri rapat dalam durasi sangat pendek tapi perintah dari Ferdy Sambo sangat jelas, yaitu sebagai eksekutor Brigadir J di rumah dinas.

"Klien saya menyampaikan bahwa waktu kejadian itu (rapat, red) Ibu PC dalam keadaan menangis. Kemudian Bapak FS ini dalam keadaan marah," beber Ronny tempo hari.

Kepada setiap orang, Ferdy Sambo memberikan tugas-tugas tertentu dan harus seperti apa setelah eksekusi Brigadir J di rumah dinas.

Orang-orang yang dipanggil mengiyakan skenario yang dibuat Ferdy Sambo, termasuk kalau di kemudian hari kematian Brigadir J menjadi masalah.

Kata Taufan, ada bahasa-bahasa menurut pengakuan mereka, seperti "Iya. Oke, akan kami lakukan," dan "Siap Komandan."

Skenario yang dibuat Ferdy Sambo saat itu, bahwa istrinya menjadi korban pelecehan seksual Brigadir J di rumah dinas dan kematiannya karena adu tembak dengan Bharada E.

Baca juga: Bak Misteri, Isteri Ferdy Sambo Menghilang Usai Ditetapkan Jadi Tersangka & Terancam Hukuman Mati

Ferdy Sambo Gunakan Pistol HS-9

Setelah arahannya dimengerti Kuat Maruf, Bripka RR, Bharada E, Putri Candrawathi diminta menggiring Bharada E ke rumah dinas.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved