Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 19 Agustus 2022, Hukum Utama, Kasih Allah
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Pey Hurint dengan judul Hukum Utama, Kasih Allah.
POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RD. Pey Hurint dengan judul Hukum Utama, Kasih Allah.
RD. Pey Hurint menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk Yehezkiel 37:1-14; dan bacaan Injil Matius 22:34-40.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan teks lengkap bacaan Jumat 19 Agustus 2022 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Kualitas seseorang tidak diukur dari asal-usul dan rasnya, melainkan dari kepribadiannya dan dari tindakan kasihnya kepada Tuhan dan sesama.
Semua hukum, peraturan dan adat menjadi berdayaguna, ketika jiwa dan semangat kasih yang terkandung di dalamnya itu disadari dan diamalkan.
Ketika orang melupakan semangat dan jiwa kasih dalam setiap hukum, maka akan timbul kekhaosan, salah tafsir dan salah tindak dalam hidup bersama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 18 Agustus 2022, Memilih dengan Bijak
Bagi Yesus, seluruh hukum Taurat yang sedemikian banyak itu, jika disarikan hanya akan terdapat satu hukum utama saja, yaitu hukum "KASIH" yakni: "Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama."
Seluruh diri dan hidup seseorang mesti diarahkan kepada kasih kepada Allah. Juga kasih kepada sesama mesti dilaksanakan seperti kita mengasihi diri kita sendiri.
Hukum, peraturan dan adat dibuat untuk membantu manusia dalam hidup, tetapi kasih itu mesti terus menerus berlaku. Kasih kepada Allah yang jauh mesti diwujudnyatakan dalam kasih kepada sesama yang dekat dengan kita.
Kasih sejati itu melampaui sekat-sekat primordialisme dan SARA. Kasih harus menjadi hukum yang utama dalam relasi antara manusia dan Tuhan dan manusia dengan sesamanya.
Kasih harus merasuki dan menjiwai seluruh diri dan hidup manusia. Jika orang hidup dalam kasih, maka dunia ini menjadi tempat yang indah dan layak untuk dihuni.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Rabu 17 Agustus 2022, Pemerintahan yang Baik
Kekhaosan, permusuhan, perkelahian dan perang terjadi, karena orang tidak lagi menghayati kasih dalam setiap sendi kehidupan.
Salib Tuhan Yesus itu tanda Kasih. Kayu vertikal lambang kasih kepada Tuhan dan kayu horizontal lambang kasih kepada sesama.
Kasih sejati itu kasih sampai berdarah-darah dan terluka, kasih yang mesti disertai pengorbanan.
Point penting lain yang perlu direnungkan adalah kasih akan diri sendiri. Setiap kita tidak mau diri jadi rusak, karena salah urus dan salah tindak.
Tapi ada banyak orang yang kebablasan dalam nafsu ingat diri yang salah dengan perilaku hidup yang salah: menjadi morfinis, kebut-kebutan di jalanan umum, mabuk, begadang sampai larut malam, tidak taat pada nasihat dokter untuk diet dan lain-lain.
Orang yang sungguh mencintai dirinya, selayaknya dan sepatutnya juga harus bisa mencintai sesamanya seperti mencintai dirinya sendiri, bahkan juga bisa mencintai sesama melebihi dirinya sendiri.
Dan orang yang sanggup mencintai sesama pastinya akan mampu mengasihi Allah yang tak kelihatan dengan sepenuh jiwa dan raga, sebagai prioritas dalam perbuatan iman yang nyata akan kasih Allah bagi sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 15 Agustus 2022, Tobat dan Dekat pada Tuhan
Semoga kita semua bisa melaksanakan hukum "KASIH" Allah yg tertinggi ini, untuk dapat mewujudnyatakan perbuatan iman akan teladan Yesus Kristus dalam kehidupan kita.
Selamat pagi saudara/i-ku terkasih, Selamat menjalankan tugas-tugas pelayanan kasih bagi sesama, dalam keluarga dan komunitas di mana pun kita berada, Tuhan berkati kita semua selalu. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 19 Agustus 2022

Bacaan Pertama: Yehezkiel 37:1-14
Hai tulang-tulang kering, dengarlah sabda Tuhan. Aku akan membangkitkan kalian dari dalam kubur, hai kaum Israel.
Bacaan dari Kitab Nubuat Yehezkiel:
Pada suatu hari, kekuasaan TUHAN meliputi aku dan Ia membawa aku ke luar dengan perantaraan Roh-Nya dan menempatkan aku di tengah-tengah lembah, dan lembah ini penuh dengan tulang-tulang.
Ia membawa aku melihat tulang-tulang itu berkeliling-keliling dan sungguh, amat banyak bertaburan di lembah itu; lihat, tulang-tulang itu amat kering.
Lalu Ia berfirman kepadaku, “Hai anak manusia, dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?”
Aku menjawab, “Ya Tuhan ALLAH, Engkaulah yang mengetahui!”
Lalu firman-Nya kepadaku, “Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah firman TUHAN!
Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.
Aku akan memberi urat-urat padamu dan menumbuhkan daging padamu, Aku akan menutupi kamu dengan kulit dan memberikan kamu nafas hidup, supaya kamu hidup kembali. Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN.”
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan kepadaku; dan segera sesudah aku bernubuat, kedengaranlah suara, sungguh, suatu suara berderak-derak, dan tulang-tulang itu bertemu satu sama lain.
Sedang aku mengamat-amatinya, lihat, urat-urat ada dan daging tumbuh padanya, kemudian kulit menutupinya, tetapi mereka belum bernafas.
Maka firman-Nya kepadaku, “Bernubuatlah kepada nafas hidup itu, bernubuatlah, hai anak manusia, dan katakanlah kepada nafas hidup itu: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Hai nafas hidup, datanglah dari keempat penjuru angin, dan berembuslah ke dalam orang-orang yang terbunuh ini, supaya mereka hidup kembali.”
Lalu aku bernubuat seperti diperintahkan-Nya kepadaku. Dan nafas hidup itu masuk di dalam mereka, sehingga mereka hidup kembali. Mereka menjejakkan kakinya, suatu tentara yang sangat besar.
Firman-Nya kepadaku, “Hai anak manusia, tulang-tulang ini adalah seluruh kaum Israel. Sungguh, mereka sendiri mengatakan: Tulang-tulang kami sudah menjadi kering, dan pengharapan kami sudah lenyap, kami sudah hilang.
Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan membawa kamu ke tanah Israel.
Dan kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya.
Aku akan memberikan Roh-Ku ke dalammu, sehingga kamu hidup kembali dan Aku akan membiarkan kamu tinggal di tanahmu.
Dan kamu akan mengetahui bahwa Aku, TUHAN, yang mengatakannya dan membuatnya, demikianlah firman TUHAN.”
Demikianlah sabda Tuhan
U: Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Maz. 107:2-3.4-5.6-7.8-9
Refr. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab kekal abadi kasih setia-Nya.
1. Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus Tuhan, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan selatan.
2. Ada orang-orang yang mengembara di padang belantara, jalan ke kota tempat kediaman orang tidak mereka temukan; mereka lapar dan haus, jiwa mereka lemah lesu.
3. Maka dalam kesesakannya berseru-serulah mereka kepada Tuhan dan Tuhan melepaskan mereka dari kecemasan. Dibawa-Nya mereka menempuh jalan yang lurus, sehingga sampai ke kota tempat kediaman orang.
4. Biarlah mereka bersyukur kepada Tuhan karena kasih setia-Nya, karena karya-karya yang ajaib terhadap anak-anak manusia; sebab Tuhan memuaskan jiwa yang dahaga, dan jiwa yang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan.
Bait Pengantar Injil: Alleluya
U : Alleluya, alleluya, alleluya
Tunjukkanlah lorong-Mu kepadaku, ya Tuhan, bimbinglah aku menurut sabda-Mu yang benar.
Bacaan Injil: Matius 22:34-40
“Kasihilah Tuhan Allahmu, dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri.”
Inilah Injil suci menurut Matius:
Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membungkam orang-orang Saduki, berkumpullah mereka.
Seorang dari antaranya, seorang ahli Taurat bertanya kepada Yesus hendak mencobai Dia, “Guru, hukum manakah yang terbesar dalam hukum Taurat?”
Yesus menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap akal budimu. Itulah hukum yang utama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U: Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya
Ikuti berita Pos-kupang.com di GOOGLE NEWS