Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 19 Agustus 2022, Kasih Lahir dari Hati, Jiwa dan Akal Budi
Renungan Harian Katolik berikut disiapkan oleh RP. John Lewar SVD dengan judul Kasih Lahir dari Hati, Jiwa dan Akal Budi.
Yesus menyebut tiga hal paling hakiki dalam hidup manusia sebagai alat untuk mengasihi Allah, yaitu dengan hati, jiwa dan akal budi.
Artinya mengasihi Allah bukan soal teori-teori, bukan cuma kata-kata indah atau konsep-konsep pemikiran teologis belaka.
Harmoni antara hati, jiwa dan akal budi membuat manusia seimbang dalam mengasihi Allah dan juga sesama.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 15 Agustus 2022, Solider dengan Sesama yang Berkesulitan
Kasih menjadi tolok ukur yang utama dalam menentukan sikap dari setiap peraturan yang dibuat oleh manusia.
Kasih lahir dari hati, jiwa dan akal budi. Bila hati, jiwa dan akal budi lurus, jujur dan bersih seperti dikehendaki Allah, maka dari dalamnya mengalir kasih sejati. Alangkah damainya dunia ini.
Tetapi bila tidak lurus, penuh lekak-lekuk, terpecah dan kotor, maka dari dalam mengalirlah racun yang mematikan.
Orang yang mengasihi secara total akan peduli dan memperhatikan orang lain.
Kasih Yesus tidak setengah-setengah. Dia rela mengurbankan diri-Nya dengan segenap hati, segenap jiwa dan akal budi demi keselamatan manusia.
Sejauh mana kita memiliki totalitas kasih dalam keseharian? Mari kita meneladani Yesus yang mengasihi tanpa batas.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 14 Agustus 2022, Jiwaku Mengagungkan Tuhan
Saudari-saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Rasanya mencintai Allah itu mudah, tinggal hening, ibadat dan berdoa.
Sebaliknya, bagaimana mencintai sesama? Kenyataannya kita sering menjumpai sesama yang tidak sepaham dengan kita, senang mengadu domba, berbohong, bertindak tidak jujur, memfitnah dianggap biasa.
Untuk mencintai sesama yang menyenangkan, menarik, baik budi, sopan dan berkarakter memang mudah, tapi apakah kita mesti berhenti sampai di situ?
Kita mempunyai misi untuk mencintai semua orang, siapa pun dia, orang yang bertingkah laku baik atau yang buruk menurut penilaian kita.
Kontemplasi