Berita Nasional

MENGERIKAN, Dari Balik Jeruji Besi Ferdy Sambo Diduga Perintahkan Anak Buah Serang Timsus, Benarkah?

Dari balik jeruji besi, Mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo dikabarkan memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Timsus Mabes Polri. Benarkah?

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
MAKO BRIMOB - Irjen Ferdy Sambo kini ditahan di Mako Brimob. Namun terbetik kabar, dari balik jeruji besi Ferdy Sambo memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Timsus Mabes Polri. Benarkah? 

POS-KUPANG.COM - Dari balik jeruji besi, Mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo dikabarkan telah memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Timsus Mabes Polri yang menangani kasus pembunuhan Brigadir J.

Kabar mengejutkan tersebut kini viral di media sosial. Bahwa sedikitnya 20 oknum polisi akan menyerang Timsus Mabes Polri jika terus mengejar Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Nofryansah Yosua Hutabarat.

Dugaan ini dihembuskan Ketua IPW ( Indonesia Police Watch ) Sugeng Teguh Santoso, tatkala mengomentari kasus Ferdy Sambo yang telah jadi tersangka dan terancam hukuman mati atas pembunuhan Brigadir J.

Untuk diketahui, Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan menjadi tersangka dan telah pula ditahan. Bahkan ia terancam hukuman mati karena tindak pidana yang dilakukannya.

Baca juga: Bongkar Semua Kebusukan Irjen Ferdy Sambo Cs, Kapolri Listyo Kini Tuai Dukungan Presiden dan DPR

DITAHAN - Brigjen Agus Budiharta kini ditahan Timsus Mabes Polri karena diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo.
DITAHAN - Brigjen Agus Budiharta kini ditahan Timsus Mabes Polri karena diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Brigadir J yang dilakukan Irjen Ferdy Sambo. (POS-KUPANG.COM)

Meski jabatannya sebagai Kadiv Propam sudah dicabut dan yang bersangkutan sudah ditahan, tetapi ia masih punya pengaruh kuat di tubuh Polri.

Kuatnya pengaruh itulah sehingga saat ini irjen Ferdy Sambo diisukan melakukan perlawanan terhadap Timsus Mabes Polri yang kini menangani perkara tersebut.

Artinya Irjen Ferdy Sambo tak tinggal diam. Ia bahkan terus berusaha untuk lolos dari perkara tersebut dengan cara menyerang para pihak yang menyerangnya.

Sugeng Teguh Santoso mengatakan, saat ini kabar tentang intervensi atau perlawanan Ferdy Sambo ke Timsus Mabes Polri semakin kencang.

Bahwa Tim Ferdy Sambo diduga akan menyerang anggota timsus secara pribadi dengan berbagai cara.

"Adakah informasi yang didapatkan IPW terkait intervensi yang dilakukan oleh FS ke sejumlah nama, belakangan akan dipanggil juga untuk diminta keterangan ?" tanya presenter sebagaimana yang dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan TV One News, Selasa 16 Agustus 2022."

IPW mendapatkan informasi, bahwa ada upaya "perlawanan" kepada timsus. Bentuk perlawanan itu dikabarkan menyerang ke pribadi Timsus.

"Penyerangan itu melalui pendiskreditan nama baik. Ada sedikit data yang pada kami," pungkas Sugeng Teguh Santoso.

Bahkan Sugeng Teguh Santoso juga menyinggung soal indikasi adanya pergerakan dari anggota kepolisian yang berjumlah 20 orang.

Baca juga: Nasib Kapolda Metro Jaya Diujung Tanduk, Kini Terseret ke Pusaran Kasus Ferdy Sambo

20 Anggota polisi tersebut, kata Sugeng Teguh Santoso, adalah tim yang diduga mendukung Ferdy Sambo.

"Ini masuk akal, karena sempat ada penjagaan ketat di Mako Brimob sebelum Ferdy Sambo diperiksa Inspektorat Khusus dalam dugaan pelanggaran kode etik dalam penanganan kasus Brigadir J. Ini terjadi pada 4 Agustus 2022, sebelum ia dijadikan tersangka."

"Jadi pada tanggal 3 atau 4 Agustus, pada hari itu, ketika saya mendapat informasi, ada pemantauan terhadap Ferdy Sambo sebelum diperiksa tim etik di Bareskrim."

TAHU KASUS BRIGADIR J - Penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah ternyata tahu adanya kasus Ferdy Sambo bunuh Brigadir J. Sayangnya, kasus kasus itu didiamkan. Bahkan terbetik kabar Fahmi terlibat mengarang cerita tentang kematian Brigadir J
TAHU KASUS BRIGADIR J - Penasihat Kapolri, Fahmi Alamsyah ternyata tahu adanya kasus Ferdy Sambo bunuh Brigadir J. Sayangnya, kasus kasus itu didiamkan. Bahkan terbetik kabar Fahmi terlibat mengarang cerita tentang kematian Brigadir J (POS-KUPANG.COM)

"Saat itu ada pergerakan 20 orang di luar kendali pimpinannya, terlibat di dalam komunikasi mendukung Ferdy Sambo. Ini polisi," ungkap Sugeng Teguh Santoso.

"Terjadi pergerakan penebalan pengamanan dari Mako Brimob. Pertanyaannya, apakah "perlawanan" ini masih terjadi? Kita tidak tahu," sambungnya.

Bahkan ungkap Sugeng Teguh Santoso, belkakangan ini, dirinya juga sedang diintai oleh sosok-sosok misterius.
Ini dirasakannya seusai membongkar beberapa kejanggalan di balik kematian Brigadir J.

Seperti diketahui, IPW sejak awal kematian Brigadir J pada 8 Juli 2022, merupakan pihak yang paling vokal menyuarakan kejanggalan di balik kasus Brigadir J.

Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak: Terbongkarnya Rahasia Ferdy Sambo Jadi Biang Pembunuhan Brigadir J

"Saya juga mendapat informasi, bahwa saya juga sedang diintai. Saya serahkan kepada Tuhan. Soal keselamatan, tidak perlu saya punya pistol, bodyguard, eling wong waspada aja," imbuh Sugeng Teguh Santoso.

Kendati telah memiliki dugaan hingga bukti terkait intervensi dari Ferdy Sambo, Sugeng Teguh Santoso masih enggan merincikan secara detail kelengkapan dugaannya tersebut.

Barang Brigadir J Dikembalikan ke Orangtua

Sampai saat ini, kasus pembunuhan Brigadir J masih diproseshukumkan. Para tersangka umumnya oknum polisi baik di Mabes Polri, Polda Metro Jaya maupun Polres.

Sudah ada beberapa tersangka yang ditetapkan Polri termasuk Irjen Ferdy Sambo. Sementara untuk kepentingan penyidikan, sejumlah barang-barang milik Brigadir J disita penyidik.

Namun, dari semua barang yang disita, beberapa di antaranya sudah dikembalikan kepada keluarga. Hal itu
diungkapkan Samuel Hutabarat, ayahanda Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat.

Baca juga: Dua Kasus Besar Menanti Irjen Ferdy Sambo di KPK, Para Pengacara Kini Rapatkan Barisan

Samuel menyebutkan bahwa penyidik juga menyita sejumlah uang tunai milik anaknya Brigadir Yosua.

Uang tunai yang disita itu mencapai Rp 62.587.000 atau Rp 62,5 Juta. Uang tunai itu disita sebagai barang bukti.

Samuel Hutabarat mengungkapkan fakta tersebut setelah sebagian barang milik Brigadir Yosua diantar ke rumahnya beberapa waktu lalu.

DITAHAN - Wadireskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jerry Siagian ditahan di sel Mako Brimob karena diduga terlibat dalam tindakan merusaki TKP pembunuhan Brigadir J di Rumah Dinas kadiv Propam yang ditempati Irjen Ferdy Sambo. Kini oknum penyidik itu dihadapkan pada proses hukum kasus tersebut.
DITAHAN - Wadireskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jerry Siagian ditahan di sel Mako Brimob karena diduga terlibat dalam tindakan merusaki TKP pembunuhan Brigadir J di Rumah Dinas kadiv Propam yang ditempati Irjen Ferdy Sambo. Kini oknum penyidik itu dihadapkan pada proses hukum kasus tersebut. (POS-KUPANG.COM)

Saat menyerahkan barang-barang tersebut, petugas kepolisian juga memberitahukan tentang barang-barang yang disita.

Salah satunya adalah uang tunai. Hanya saja Samuel tidak mengetahui apa alasan penyitaan uang tunai tersebut karena ini bukan kasus penipuan atau pencucian uang.

"Inilah keterangan yang mengantar kemarin, mereka tidak memberi alasan, orang itu hanya jemput katanya," ucap Samuel.

Lebih lanjut ia menambahkan jika uang tersebut disita untuk keperluan penyidikan, ya dipersilakan. Namun jika tidak ada hubungannya, lebih baik dikembalikan.

Selain uang Rp 62,5 Juta, barang milik Brigadir Yosua yang disita penyidik antara lain HP 2 unit iPhone 13 Pro Max Gray, Jam tangan G-Shock, Tas Sandang warna hitam, dompet warna cokelat dan 10 kartu member.

Sebelumnya diberitakan Samuel Hutabarat Ayah Brigadir Yosua meminta kepada penyidik agar barang milik anaknya yang tidak berkaitan dengan penyidikan, dikembalikan kepada keluarga sebagai ahli waris.

Karena sampai hari ini ada beberapa barang yang masih belum dikembalikan dan bahkan keberadaannya ada yang tidak diketahui.

Baca juga: Istri Ferdy Sambo Segera Diperiksa, Kesaksian Putri Candrawathi Jadi Penentu Nasib Suami

"Ada beberapa barang yang belum kembali kepada kami," ucapnya.

Walaupun beberapa barang sudah dikembalikan seperti pakaian, tas hitam, sebagian sepatu yang berjumlah 5 kardus, 1 kotak plastik dan 1 koper.

Namun barang-barang penting masih belum diterima keluarga.

Samuel mengatakan barang yang belum dikembalikan antaranya.

Laptop Asus warna Gray
Hp Samsung S8 Edge Gold
Android warna merah
Dompet warna hitam
Koper Hitam Lis Merah
Jam Tangan ExpeditionHp Iphone 13 Pro Max
Buku Rekening dan ATM (BRI, Mandiri, BCA)
Tas Sandang
Jam Tangan Apple
Sepatu
Alkitab
KTP, SIM dan Identitas lain
Beberapa Baju dan Celana
PIN emas penghargaan dari Kapolri.
Namun dari barang-barang tersebut ada sebagian yang disita penyidik sebagai barang bukti antaranya

Baca juga: Di Pusara Brigadir J, Ibunda Ucap Kalimat Haru: Engkau Pahlawan Anakku, Engkau Pahlawan

HP 2 unit iPhone 13 Pro Max Gray
Uang sejumlah Rp 62.587.000
Jam tangan G-Shock
Tas Sandang warna hitam
dompet warna cokelat
10 kartu member
Samuel berharap barang-barang yang tidak berkaitan dengan proses penyidikan untuk dikembalikan.

"Ya dikembalikanlah, karena mau diapain lagi anak kita sudah meninggal kan, segera kembalikan ke kami orang tua, karena itu hak almarhum termasuk kami ahli waris," ujarnya. (*)

Berita Lain Terkait Brigadir J
Ikuti Berita Pos-Kupang.com di GOOGLE NEWS

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved