Lipsus
OJK Tindak 6 Investasi Ilegal
Sejak tahun 2015 Otoritas Jasa Keuangan atau OJK Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah menindak 6 perusahaan investasi ilegal
Hal ini bisa dilihat dari pembangunan bendungan, food estate, dan produksi padi, jagung, dan populasi sapi yang terus meningkat. Oleh sebab itu sektor pertanian menjadi prioritas di tahun ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT.
Di sisi lain kinerja sektor perdagangan juga membaik, hal ini bisa dilihat dari indikator yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yakni perkembangan omzet SPE total yang tumbuh sebesar 27,64 persen (yoy).
Kinerja kredit dan ekspor luar negeri yang meningkat juga mendorong akselerasi pertumbuhan sektor perdagangan secara keseluruhan.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi di NTT juga sangat bergantung pada pengeluaran pemerintah, sebab realisasi ekonomi pemerintah akan mendorong konsumsi swasta. Selain itu perlu jUga digencarkan investasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di NTT.
Pada Juli 2022 Provinsi NTT mengalami inflasi sebesar 1,05 persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.
"Penyebabnya di angkutan udara, harga tiket yang terus naik. Ini karena harga BBM avtur yang naik, kemudian juga disebabkan karena naiknya harga ikan, bawang, dan cabai merah dan tomat menjadi penyebab inflasi, " ungkapnya.
Oleh sebab itu, kata I Nyoman, perlu dilakukan langkah-langkah strategis dari semua pihak baik pemerintah dan masyarakat.
"Salah satunya dengan mulai menanam komoditi bahan pokok di rumah masing-masing seperti cabai, tomat, dan lainnya sehingga tidak bergantung dengan harga pasar dan diharapkan dapat menekankan inflasi," pungkasnya. (cr13/rey)
Kakanwil Ditjen Perbendaharaan NTT,Catur Ariyanto Widodo : Kondisi Ekonomi Regional NTT Cukup Baik
KEPALA Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi NTT, Catur Ariyanto Widodo menyebut kondisi ekonomi regional Provinsi NTT masih cukup baik. Hal ini dilihat dari inflasi dan surplus pada neraca perdagangan pada periode semester 1 tahun 2022 yang masih terkendali.
"Kondisi ekonomi regional NTT masih cukup baik periode semester I 2022 didukung dengan kondisi inflasi yang terkendali dan surplus pada neraca perdagangan," kata Catur Widodo dalam acara Sasando Dia, Jumat (5/8).
Ia menjelaskan, akumulasi Neraca Perdagangan sampai dengan Juni 2022 adalah surplus USD 18,415 juta dengan surplus Juni USD 2,047 juta.
Nilai devisa ekspor sampai dengan Juni 2022 naik 253,02 persen (yoy) atau sebesar USD14,858 juta, yang didominasi sektor non migas berupa bahan baku dan penolong.

Kemudian nilai devisa impor sampai dengan Juni 2022 tumbuh negatif 84,65 persen (yoy),dengan mayoritas impor berasal dari sektor non migas yang didominasi oleh impor barang konsumsi berupa Kopra (share 27,12 persen ), dan biji-bijan (share 10,46 persen ).
Menurutnya, meskipun kondisi Geopolitik menyebabkan kenaikan harga komoditas terutama pangan dan energi yang inflasi cukup tinggi di berbagai negara termasuk beberapa negara maju.
"Kondisi terkait inflasi ini tentu saja mengakibatkan negara khususnya Amerika Serikat menaikkan suku bunga kemudian memperbesar emerging markets di negara-negara sedang berkembang," kata Catur.
Inflasi NTT pada Juni 2022 sebesar 0,52 persen , meningkat dibanding sebelumnya pada Mei sebesar 0,23.
-NEWS ANALYSIS
Dr. James Adam, SE MB, Pengamat Ekonomi Regional : Sektor Investasi dan UMKM
SEKTOR rill atau investasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM bisa menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi NTT. Dalam kondisi yang masih belum pulih dari virus Covid-19 tentu soal ekonomi juga akan masih terus terpengaruh sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus fluktiatif.
Sebetulnya ketika kita bisa genjot untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi positif maka kita bisa pula kendalikan agar inflasi juga bisa tetap rendah.
Kita punya Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang tugasnya sudah jelas dan terdiri dari berbagai unsur, namun memang tugas mengendalikan inflasi bukan pekerjaan gampang.

Soal yang fundamental adalah karena mekanisme pasar yang selalu menentukan harga pasar, artinya bahwa harga produk dipengaruhi kuat oleh tingkat permintaan (demand) dan penawaran (supply). Demand akan naik jika supply rendah karena itu harga akan terjadi lompatan harga.
Salah satu yang saat ini terjadi adalah kenaikan harga Avtur mendorong naiknya harga tiket pesawat. Jika kita tarik kebelakang pasti dapat diketahui kenapa harga Avtur naik, bisa karena salah satu unsur pembentuk Avtur berkurang atau bahkan langka. Kondisi ini berpengaruh terhadap supply.
Sebab itu, pemerintah perlu menggenjot sektor belanja pemerintah dan saat yang sama program pemulihan ekonomi harus tetap digalakan. Sektor rill dan UMKM bisa menjadi faktor pendorong pertumbuhan saat ekonomi masih lesu dan belum bergeliat positif
Pengawasan harga pasar harus terus dilakukan khusus terhadap kebutuhan dasar konsumen yang juga bisa memicu inflasi meningkat.
Mungkin metode pengawasan harga pasar mesti dievaluasi lagi agar selalu macth dengan fakta atau kondisi rill yang terjadi.
Kita berharap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) efektif sehingga stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah bisa tepat sasaran dan mencapai tujuannya. Prediksi saya pada Kuartal ke 3 msh pertumbuhan ekonomi masih positif walaupun belum mencapai angka lebih besar dari 4. (cr13)