Wisata Labuan Bajo
5 Pilihan Wisata Labuan Bajo, Tak Termasuk Pulau Komodo dan Pulau Padar
Kemenparekraf merekomendasi tempat Wisata Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat yang tak kalah menarik untuk dinikmati wisatawan.
POS-KUPANG.COM - Pemerintah Provinsi NTT menaikkan Tarif Masuk TNK ( Taman Nasional Komodo ) menjadi Rp 3,75 juta per orang untuk periode satu tahun.
Keputusan itu mulai berlaku sejak 1 Agustus 2022, namun tidak untuk semua kawasan Taman Nasional Komodo. Dikhususkan buat Pulau Komodo dan Pulau Padar.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ( Kemenparekraf ) merekomendasi tempat Wisata Labuan Bajo yang tak kalah menarik untuk dinikmati wisatawan.
1. Pulau Rinca

Tarif kunjungan ke Pulau Rinca tak ikut naik. Presiden Joko Widodo bahkan pernah menyarankan wisatawan berkunjung ke Pulau Rinca jika ingin bertemu komodo dengan harga tetap.
"Kalau mau liat komodo, di pulau Rinca. Di situ kata Presiden (Joko Widodo) komodonya sama, mukanya sama, dan juga bentuknya sama, enggak ada bedanya, habitatnya dan ekosistemnya juga sama (dengan Pulau Komodo)," ujar Menparekraf Sandiaga Uno, melansir Kompas.com.
Pulau Rinca merupakan salah satu wilayah yang menjadi habitat asli binatang purbakala Komodo. Perbedaan Pulau Rinca Flores dan Pulau Komodo sendiri terletak di kontur geografis masing-masing pulau.
Pulau Komodo didominasi hutan, sementara Rulau Rinca lebih banyak padang rumput luas alias savana. Tahun 1991, Pulau Rinca ditetapkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pulau Rinca memiliki luas sekitar 190 kilometer persegi. Meski menjadi habitat asli komodo, pulau ini juga dihuni oleh warga lokal yang terletak di dua perkampungan, yakni Kampung Rinca dan Kampung Karora.
Melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR telah menyiapkan dana untuk menata kawasan Pulau Rinca. Termasuk di antaranya membangun pusat informasi, sentra suvenir, kafe, toilet publik, kantor pengelola kawasan, a, klinik, ruang terbuka publik, hingga penginapan untuk peneliti dan pemandu wisata (ranger).
Untuk mengunjungi Pulau Rinca, wisatawan membutuhkan waktu sekitar dua jam dari Labuan Bajo. Perjalanan bisa ditempuh dengan menggunakan perahu atau kapal.
2. Goa Batu Cermin

Menparekraf juga merekomendasikan beberapa destinasi wisata Labuan Bajo lainnya untuk dikunjungi wisatawan sebagai alternatif, seperti Goa Batu Cermin.
"Goa Batu Cermin, Batu Bolong buat diving, ada waterfront juga. Lihat Labuan Bajo juga ada kampung wisata Wae Rebo tidak terlalu jauh dari sana," imbuhnya.
Goa Batu Cermin berada di dalam batuan kapur yang berdiri tegak, menjulang tinggi hingga 75 meter dengan lebar 300 meter persegi.
Dari laman Kemenparekraf, disebut dengan “Batu Cermin” karena adanya sinar matahari yang masuk ke dalam sela-sela goa. Lalu, sinar matahari tersebut seakan memantul ke batu-batu lainnya yang berperan layaknya cermin, sehingga pantulannya dapat menyinari seluruh ruangan goa.
Selain indah, daya tarik dari destinasi wisata potensial di Labuan Bajo ini adalah sejarah dan legenda setempat. Kabarnya, goa yang ditemukan oleh seorang misionaris sekaligus arkeolog asal Belanda pada 1951 ini awalnya berada di dasar laut.
Goa di kawasan seluas 19 hektar ini sebenarnya telah dibuka dan dijadikan sebagai kawasan wisata oleh masyarakat lokal sejak tahun 1985.
Namun, baru semakin dikenal wisatawan nusantara maupun mancanegara saat Pemerintah Indonesia menggelar Sail Komodo di Labuan Bajo pada 2013.
3. Batu Bolong
Dikutip dari laman Dive Komodo dan Dive Concepts, Batu Bolong dikatakan sebagai salah satu spot menyeoam terbaik di dunia.
Batu Bolong merupakan nama sebuah pulau batu kecil di antara selat Pulau Tatawa dan Komodo, yang masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo.
Batu Bolong terkenal akan pesona bawah laut yang menakjubkan dengan berbagai spesies biota laut yang tidak dimiliki tempat lain.
Ribuan ikan dari berbagai spesies dapat ditemukan saat menyelam, seperti di antaranya hiu, manta, ikan Napoleon, barakuda, hingga tuna.
Selain itu, penyelam bisa melihat berbagai terumbu karang yang cantik.
4. Waterfront City Labuan Bajo

Sejak pembangunan Waterfront City Labuan Bajo rampung, tempat itu menjadi magnet baru bagi warga maupun wisatawan.
Dikutip dari Kompas.com (9/5/2022), tempat titik nol kota Labuan Bajo itu terlihat selalu dipadati wisatawan lokal dan mancanegara.
Banyak dari mereka yang berfoto di atas tangga-tangga Waterfront City Labuan Bajo dengan latar belakang pantai dan gugusan pulau-pulau kecil di sekitar kota.
Dilansir dari laman Kemenparekraf, Waterfront City Labuan Bajo terdiri dari lima Zona.
Zona 1 : promenade Bukit Pramuka
Zona 2 : promenade Kampung Air
Zona 3 : plaza dan ruang publik
Zona 4 : promenade bagian dari plaza hotel
Zona 5 : promenade struktur kantilever
5. Kampung Adat Wae Rebo

Desa Wisata Wae Rebo berlokasi di pegunungan terpencil di Kampung Satar Lenda, Kecamatan Satar Mese Barat, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Berada di atas ketinggian 1.000 mdpl, Desa Wisata Wae Rebo sering disebut surga di atas awan. Desa ini juga memiliki tujuh rumah adat yang menjadi ikon dari Wae Rebo, yakni Mbaru Niang, yang berbentuk kerucut, seperti dikutip dari laman Kemenparekraf.
Meski adat dan kebudayaan mereka telah membaur dengan kebiasaan penduduk Pulau Flores, namun arsitektur bangunannya sendiri masih memiliki unsur Minang. Pengaruh Minang bisa dijumpai pada arsitektur Niang Dangka, atap Mbaru Niang ini.
Wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan upacara adat bernama Ritus Upacara Penti. Upacara ini merupakan bentuk syukur masyarakat kepada Tuhan dan roh leluhur terhadap semua bentuk harapan yang diterima selama satu tahun yang telah dilewati.
Desa wisata Wae Rebo juga memiliki ragam seni yakni seperti Rangku Alu, dan juga Tarian Caci, yang merupakan salah satu bentuk refleksi dari kebudayaan dan kehidupan warga Wae Rebo. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS