Berita NTT Hari Ini
Profesor Kameo: UMKM Harus Ditolong, Jangan Dibebankan yang Tidak Perlu
Karena UMKM sebagai tulang punggung ekonomi maka harus ditolong,jangan dibebankan dengan beban yang tidak perlu.
Dijelaskan Kameo,UMKM dan para pelaku UMKM harus menyadari bahwa mereka adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. 98 persen dari unit usaha di Indonesia adalah berskala mikro.
UMKM sebenarnya adalah tulang punggung ekonomi nasional oleh karena itu,tidak ada pilihan lain kecuali mendukung tulang punggung ini yang artinya menjadi sandaran dari ekonomi nasional.Oleh karena itu harus diperhatikan.
Kalau ada pengurusan sertifikasi atau izin dari Balai POM sebaiknya jangan dipersulit tetapi harus dipermudah, biayanya dipermurah jika perlu biayanya ditanggung oleh negara, tidak dibebankan pada para pelaku UMKM.
Misalnya, pelaku UMKM yang menjual jual daging se'i atau dendeng yang harus mendapat izin dari BPOM dan harus membayar.
Jika levelnya UMKM,Kameo mengatakan,para pelaku UMKM akan malas atau pengeluaran besar untuknya. Hal inilah yang harus disupport oleh pemerintah khususnya dalam hal ini Pemerintah Daerah.
Karena UMKM sebagai tulang punggung ekonomi maka harus ditolong,jangan dibebankan dengan beban yang tidak perlu.
Para pelaku UMKM tidak perlu sedapat mungkin bebas dari berbagai beban yang tidak perlu.
Nantinya UMKM,selain merambah ke pasar ekspor,Kameo mengusulkan berkali-kali dalam berbagai forum, UMKM harus dibantu untuk masuk dalam daftar e-katalog dan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah bisa ambil dari mereka bukan diambil dari perusahaan-perusahaan besar.
Secara kasat saja, permintaan kain tenun bisa naik 300 - 400 persen dari sebelumnya.
Ada banyak sekali yang bisa dibuat untuk mengembangkan UMKM di NTT hanya mereka harus diberi kesempatan dan harus secara terstruktur, terencana bukan secara sambilan atau kebetulan-kebetulan,harus dirancang baru bisa menjadi tuan di kampungnya sendiri.
Strategi kongkrit yang dilakukan menurut Kameo adalah mindset dulu yang dirubah. Baru saja di acara pelantikan Kadin NTT atas permintaan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, meluncurkan logo Cinta Produk NTT yang sebenarnya filosofinya dalam sekali.
Cinta Produk NTT itu sebenarnya,kita lagi mau membangun NTT dengan kekuatan NTT itu sendiri. Karena NTT mempunyai kekuatan besar,cinta itu juga mengartikan menyadari apa yang NTT punya. Selama ini tidak tahu bahwa NTT punya sehingga berpikir NTT tidak punya, karena harus beli dari luar.
Untuk daerah yang kekurangan seperti NTT,harusnya jangan lagi mengeluarkan uangnya keluar tetapi uang dipakai untuk diputar,dibelajakan di dalam NTT.
Artinya, roda ekonomi NTT akan berputar atau dalam bahasa ekonomi,akan terjadi multiplier effect (efek berganda) artinya uang berputar di dalam tetapi kalau dibelanjakan ke luar,uang itu akan berputar di luar misalnya di Jawa Timur, NTB bukan di NTT.
Makanya NTT belanja besar sekali tetapi tetap miskin karena ekonominya tidak berputar karena capital flight atau uangnya lari ke luar.
Ekonomi suatu daerah maju, jika uangnya berputar di dalam. Jika berputar di luar maka roda ekonomi tidak berputar.(*)