Berita NTT Hari Ini

Profesor Kameo: UMKM Harus Ditolong, Jangan Dibebankan yang Tidak Perlu

Karena UMKM sebagai tulang punggung ekonomi maka harus ditolong,jangan dibebankan dengan beban yang tidak perlu.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
STAF KHUSUS - Staf khusus Gubernur NTT Bidang Pembangunan dan Ekonomi, sekaligus Guru Besar UKSW Salatiga,Prof Dr.Daniel Kameo,pH.D 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Asti Dhema

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Bank NTT sudah melakukan sesuatu yang berada pada track yang benar sesuai peranannya dia sebagai Bank Pembangunan Daerah.

Selain itu, Bank NTT sudah mulai melakukan peranan-peranan dia sebagai lembaga keuangan sekaligus membangun daerah NTT.

Jadi dia telah berada pada track yang benar kemudian bank NTT mengembangkan digitalisasi,  ini menurutnya sesuatu yang tidak bisa dihindari, ini sesuatu keniscayaan.

Baca juga: Dirut Bank NTT Imbau Untuk Wajib Menghormati Penanganan Polisi Hingga Clear

Staf khusus Gubernur NTT Bidang Pembangunan dan Ekonomi, sekaligus Guru Besar UKSW Salatiga, Prof Dr.Daniel Kameo,pH.D pada Kamis,14 Juli 2022 menyampaikan bahwa di waktu yang akan datang, sistem perekonomian, transaksi jual beli ini akan melibatkan cara atau sistem digitalisasi.

Akan mengarah ke sana, sekarang kelihatannya seperti sesuatu yang baru tapi dengan kemajuan teknologi kemudahan-kemudahan memanfaatkan teknologi.

Berbagai aplikasi yang sangat sederhana,sekarang dilihat sebagai sesuatu yang sangat modern ini, namun dalam dua sampai tiga tahun ke depan merupakan sesuatu yang sangat biasa.

Menurutnya bank NTT sudah mulai memperkenalkan ini sehingga masyarakat terutama para pelaku bisnis, khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM ini sudah mulai terbiasa dengan bertransaksi secara digital

Dan, ini persiapan mereka untuk ikut bermain dalam perekonomian yang lebih luas dari sekedar hanya lingkup lokal atau daerah.

Baca juga: Istri dan Anak Sekuriti Bank NTT Menangis Histeris

Peran bank NTT untuk menginisiasi dan membantu UMKM untuk ikut bermain dalam lingkup ekonomi global bukan hanya nasional.

Lanjutnya, belum ada data untuk evaluasi dan perlu melihat beberapa tahun lagi karena Bank NTT baru memulai.

Tetapi secara tepat maka kita bisa lihat penerimaan dari mereka yang menjadi binaan bank NTT itu sangat positif kalau dengan sistem digital bisa menjangkau pasar yang lebih luas.

Maka dirinya membuat kesimpulan sementara bahwa sistem ini membuat jangkauan pasar atau jangkauan pelayanan dari pelaku UMKM menjadi lebih luas

Artinya pasarnya lebih luas, langganan lebih banyak dan lebih efisien dalam biaya transaksi.Jadi,transaction cost-nya menjadi lebih rendah atau efisien dan sudah rumus umum.

Seperti yang dilakukan pada saat acara pelantikan pengurus Kadin NTT sekaligus meluncurkan produk-produk UMKM yang diekspor ke pasar Singapura.

Artinya, produk-produk ini sudah memiliki standar, untuk masuk ke pasar internasional atau pasar ekspor.

Baca juga: Rekan Sekuriti Bank NTT Tahu Kondisi Oktavianus Betty Saat Pergantian Piket

Hal ini bisa jadi sebagai contoh bahwa produk-produk NTT, walaupun kecil tetapi kalau memenuhi standar,akan masuk ke pasar global dan salah satu karakteristik atau ciri pasar global yaitu transaksinya sudah melibatkan sistem digital. 

Pendampingan UMKM salah satu isu yang  sangat penting karena digitalisasi, standardisasi produk dan sebagainya sesuatu yang baru bagi UMKM untuk masuk ke pasar internasional ke pasar global.

Harus ada standardisasi, harus ada sertifikasi, label label-label sertifikasi pada produk-produk ini, artinya produk-produk ini memenuhi syarat untuk masuk ke pasar global. 

Di sinilah pentingnya pendampingan menurutnya, Bank NTT tidak bisa melakukan hal ini sendiri. Bank NTT lebih banyak tupoksinya (tugas pokok dan fungsi) pada bidang finansial misalnya dukungan kredit.

Untuk pendampingan, Bank NTT harus berkolaborasi atau harus menggandeng stakeholders lain untuk membantu dalam pendampingan ini.

Misalnya saja, stakeholders yang bisa diajak  yaitu para pengusaha Usaha Kelas Menengah atau usaha besar sebagai pendamping atau yang membantu para UMKM atau perguruan tinggi harus ikut terlibat semua mahasiswanya harus ikut terlibat dalam pendampingan sesuai bidang mereka.

Misalnya saja,sekarang dengan adanya kurikulum Kampus Merdeka,sampai dengan 40 SKS mahasiswa harus bekerja atau melakukan kegiatan di luar kampus.

Mahasiswa jurusan manajemen atau mahasiswa jurusan akuntansi misalnya,bisa membantu para UMKM untuk memahami sistem pembukuan sederhana, akuntansi sederhana untuk mengelola keuangan mereka.

Contohnya mahasiswa yang punya latar belakang art  design ddari latar belakang IT bisa membantu UMKM dalam mendesain kemasan dari produk-produk mereka dan sebagainya.

Karena Bank NTT yang memulai melakukan semuanya, mulai dari penyediaan kredit, pendampingan, sampai dengan mencari pemasaran menurutnya di waktu yang akan datang, Bank NTT harus merangkul stakeholders lain yang sama-sama bekerja berkolaborasi membantu UMKM ini. 

Baca juga: LPM Lasiana Gandeng KCU Bank NTT Sosialisasi Kredit Merdeka, Libatkan Ratusan Warga

Misalnya berkolaborasi bersama LSM, Alfa Omega di GMIT yang sudah berpengalaman yang sudah berpengalaman dalam mengembangkan usaha masyarakat kecil,petani kecil,nelayan kecil dan UMKM.

Ini bisa berkolaborasi dengan Bank NTT, pemerintah,Dinas Perindustrian dan Perdagangan, harus sama-sama bekerja sama karena memulai sesuatu yang baru,tidak bisa hanya dengan bicara tetapi harus act.

Tidak hanya satu kali memberitahukan tetapi harus didampingi terutama khususnya dalam menjaga keberlanjutan satu usaha dan menjaga standar atau kualitasnya. 

"Kali ini kualitasnya oke,kalau tidak didampingi,kali  berikut kualitasnya turun,di siinilah peranan penting jadi benar sekali tadi dengan sendirinya saja maka cakupan atau jangkauannya akan terbatas," terangnya.

Secara teoritis Bank NTT bisa saja mencapai tujuannya dan sangat bisa karena bukan sesuatu yang luar biasa tetapi menurutnya, kalau Bank NTT sendiri saja kemampuan cakupannya akan terbatas.

Bank NTT Setelah memulai, melihat dan sudah punya pengalaman untuk merangkul lebih banyak pelaku UMKM harus berkolaborasi dengan stakeholders lain yang punya tujuan atau punya pekerjaan di bidang ini, misalnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Koperasi dan UMKM.

Lanjutnya,Dinas Koperasi dan UKM NTT tahun lalu mengadakan program digitalisasi 1000 Koperasi di NTT. Jadi, gerakan ini memang baru mulai tapi dirinya tidak melihat ada masalah untuk para UMKM, jika sudah memenuhi syarat,tidak ada masalah untuk  masuk ke dalamnya. 

Jadi ini berbeda dengan beberapa tahun yang lalu pada saat kita belum berkenalan dengan teknologi digital atau digitalisasi masih merupakan sesuatu yang sangat baru kita perlu melakukan apa yang disebut dengan monetisasi.

Monetisasi artinya memperkenalkan industri finansial kepada masyarakat umum terutama pada pelaku usaha, harus memiliki rekening Bank,dia harus memiliki sedikit literasi pemahaman terhadap dunia perbankan, kredit pinjaman dan sebagainya.

Diigitalisasi menurutnya lebih mudah daripada memperkenalkan atau memonetisasi masyarakat yang belum kenal dunia perbankan dan sekaligus dikenal dengan dunia perbankan sekaligus sistem operasinya.

Dirinya tidak melihat ada masalah, ditambahnya mungkin hanya butuh waktu tetapi pasti akan sampai ke sana. Karena menurutnya tidak  ada pilihan lain.

Kemudian dia juga membandingkan jika di China saja segala sesuatu hampir tidak menggunakan cash untuk segala lapisan masyarakat dengan manusia 1,3 miliar,harusnya NTT bisa menurutnya.

Dijelaskannya,sesuatu yang baru diperkenalkan itu pasti akan belajar apa  yang membuatnya berhasil dan apa yang menghambat tidak berhasil dianjurkan kepada Bank NTT untuk melakukan monitor dan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini.

Kemudian apa yang menghambat majunya program digitalisasi dan apa yang mendorong majunya atau berhasilnya program digitalisasi.

Ditambahkanya, sesuatu yang baru yang diperkenalkan itu pasti akan naik turunnya.Pasti ada berhasil dan gagalnya.

Dikatakannya, biasanya belajar dari kegagalan untuk memperbaiki sesuatu yang baru yang diperkenalkan,tetapi pada intinya digitalisasi  sudah merupakan suatu keniscayaan.

Jadi, jika ada  faktor-faktor yang menghambat atau lambatnya berkembang harus bisa diatasi.Karena menurutnya tidak mungkin tanpa itu dalam ekonomi modern. 

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari UMKM bahwa para pelaku UMKM harus terbuka pada usulan-usulan atau introduksi teknologi yang baru, sistem pengolahan yang baru, para pelaku UMKM ini harus terbuka, karena tidak semua juga peduli atau merasa ini penting.

Bagaimana cara menyampaikan kepada mereka yaitu komunikasi.Komunikasi ini bisa dilakukan oleh semua stakeholders yang terkait dengan UMKM.

Dijelaskan Kameo,UMKM dan para pelaku UMKM harus menyadari bahwa mereka adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. 98 persen dari unit usaha di Indonesia adalah berskala mikro.

UMKM sebenarnya adalah tulang punggung ekonomi nasional oleh karena itu,tidak ada pilihan lain kecuali mendukung tulang punggung ini yang artinya menjadi sandaran dari ekonomi nasional.Oleh karena itu harus diperhatikan.

Kalau ada pengurusan sertifikasi  atau izin dari Balai POM sebaiknya jangan dipersulit tetapi harus dipermudah, biayanya dipermurah jika perlu biayanya ditanggung oleh negara, tidak dibebankan pada para pelaku UMKM.

Misalnya, pelaku UMKM yang menjual jual daging se'i atau dendeng yang harus mendapat izin dari BPOM dan harus membayar.

Jika levelnya UMKM,Kameo mengatakan,para pelaku UMKM akan malas atau pengeluaran besar untuknya. Hal inilah yang harus disupport oleh pemerintah khususnya dalam hal ini Pemerintah Daerah.

Karena UMKM sebagai tulang punggung ekonomi maka harus ditolong,jangan dibebankan dengan beban yang tidak perlu.

Para pelaku UMKM tidak perlu sedapat mungkin bebas dari berbagai beban yang tidak perlu.

Nantinya UMKM,selain merambah ke pasar ekspor,Kameo mengusulkan berkali-kali dalam berbagai forum, UMKM harus dibantu untuk masuk dalam daftar e-katalog dan pengadaan barang dan jasa oleh pemerintah bisa ambil  dari mereka bukan diambil dari perusahaan-perusahaan besar. 

Secara kasat saja, permintaan kain tenun bisa naik 300 - 400 persen dari sebelumnya.

Ada banyak sekali yang bisa dibuat untuk mengembangkan UMKM di NTT hanya mereka harus diberi kesempatan dan harus secara terstruktur, terencana bukan secara sambilan atau kebetulan-kebetulan,harus dirancang baru bisa menjadi tuan di kampungnya sendiri.

Strategi kongkrit yang dilakukan menurut Kameo adalah mindset dulu yang dirubah. Baru saja di acara pelantikan Kadin NTT atas permintaan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, meluncurkan logo Cinta Produk NTT yang sebenarnya filosofinya dalam sekali.

Cinta Produk NTT itu sebenarnya,kita lagi mau membangun NTT dengan kekuatan NTT itu sendiri. Karena NTT mempunyai kekuatan besar,cinta itu juga mengartikan menyadari apa yang NTT punya. Selama ini tidak tahu bahwa NTT punya sehingga berpikir NTT tidak punya, karena harus beli dari luar.

Untuk daerah yang kekurangan seperti NTT,harusnya jangan lagi mengeluarkan uangnya keluar tetapi uang dipakai untuk diputar,dibelajakan di dalam NTT.

Artinya, roda ekonomi NTT akan berputar atau dalam bahasa ekonomi,akan terjadi multiplier effect (efek berganda) artinya uang berputar di dalam tetapi kalau dibelanjakan ke luar,uang itu akan berputar di luar misalnya di Jawa Timur, NTB bukan di NTT.

Makanya NTT belanja besar sekali tetapi tetap miskin karena ekonominya tidak berputar karena capital flight atau uangnya lari ke luar.

Ekonomi suatu daerah maju, jika uangnya berputar di dalam. Jika berputar di luar maka roda ekonomi tidak berputar.(*)

Berita NTT lainnya 

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved