Berita Sumba Barat Hari Ini

Pantau Kehadiran Siswa, Pemkab Sumba Barat Siap Terapkan Penggunaan Aplikasi Waliku

dalam pertemuan penyusunan standar operasional prosedural atau SOP penggunaan aplikasi Waliku di Resto Tanakato Waikabubak

Penulis: Petrus Piter | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
DISKUSI - Kegiatan diskusi penyusuan SOP aplikasi Waliku di resto Tanakato Waikabubak, Sumba Barat, Jumat 30 Juni 2022. Peserta sedangkan mediskusikan tentang penyusunan SOP Aplikasi Waliku 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Petrus Piter

POS-KUPANG.COM, WAIKABUBAK - Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Kabupaten Sumba Barat, Yehuda Malorung mengatakan, salah satu upaya memantau ketidakhadiran peserta didik dalam ruang kelas dapat dilakukan melalui Aplikasi berbasis website.

Namun demikian, persoalan yang dihadapi adalah jika pengguna tidak mengikuti tahapan sesuai menu pada website atau aplikasi, maka hasilnya tentu belum sesuai dengan harapan.

Karena itu membutuhkan dokumen petunjuk teknis penggunaan aplikasi berbasis online Waliku.

Baca juga: Buka Turnamen Bolavoli Kapolres Sumba Barat Cup, Bupati Yohanis Dade Beri Pesan Soal Sportifitas

Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Kabupaten Sumba Barat, Yehuda Malorung menyampaikan hal itu  dalam pertemuan penyusunan standar operasional prosedural atau SOP penggunaan aplikasi Waliku di Resto Tanakato Waikabubak, Sumba Barat, Jumat 30 Juni 2022.

Pertemuan penyusunan SOP Penggunaan aplikasi Waliku yang difasilitasi Stimulant Institute  dihadiri  Kepala Dinas Kesehatan, drg.Bonar B.Sinaga, Sekretaris Dinas Kesehatan, Sekretaris DPKO, Yehuda Malorung, kepala Bidang P2TK, Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, operator Waliku DPKO dan tim Waliku Stimulant Institute.

Menurut Yehuda, pengembangan SOP penggunaan aplikasi Waliku sebagai upaya untuk memberikan panduan teknis kepada guru kelas, operator sekolah, pengelola UKS Puskesmas dan operator Dinas PKO untuk memantau ketidakhadiran peserta didik. Selain sebagai petunjuk tenis, dapat menginterasikan layanan pendidikan dan kesehatan dalam lingkungan sekolah.

Panduan teknis ini akan membantu 34 sekolah pengguna aplikasi Waliku dan 3 Puskesmas untuk bekerja sama menangani ketidakhadiran peserta didik dengan alasan kesehatan.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba  Barat, drg. Bonar B.Sinaga dalam pertemuan itu menegaskan pihaknya dalam hal ini rekan-rekan di Puskesmas akan mengambil bagian dalam penggunaan aplikasi Waliku. Aplikasi Waliku merupakan aplikasi berbasis website yang berintegrasi antar pihak sekolah, orang tua siswa dan Puskesmas.

Baca juga: Monev UPT Se-Sumba Barat, Kemenkumham NTT Tekankan Fungsi Humas

Aplikasi ini berguna untuk mencatat serta melakukan tanggap darurat terhadap siswa yang tidak masuk sekolah karena alasan sakit.

Pengembangan aplikasi Waliku pertama kali dilakukan  Save the Children dengan dukungan penuh  pemerintah Kabupaten Sumba Barat melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga.

Aplikasi ini dapat membantu pelaku kependidikan melakukan pemantauan ketidakhadiran peserta didik secara rutin, sekaligus memantau perkembangan kesehatan peserta didik.

Sedangkan Yoseph Patrisius Nanu dari  tim Waliku Stimulant Institute, mengatakan  penyusunan SOP untuk mempermudah  penggunaan aplikasi sehari-hari.

SOP akan menyesuaikan dengan content pada aplikasi Waliku. Ada empat fungsi utama aplikasi Waliku yakni  Waliku Class mencatat absensi harian dan alasan ketidak hadiran siswa.

Waliku Admin adalah mendata absensi kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik secara harian, Waliku Clinic adalah  membantu pengelola Unit Kesehatan Sekolah atau UKS melakukan penanganan bagi peserta didik dengan kondisi sakit Waliku Triage  digunakan untuk merujuk peserta didik ke fasilitas Kesehatan.

Baca juga: Satlantas Polres Sumba Barat Operasi Tilang Warga Gunakan HP Saat Berkendaraan, Dibawa Umur Dan GTO

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved