Berita Kupang Hari Ini
Rayakan Ulang Tahun ke - 5 Komunitas CSCD Gelar Pameran
kepercayaan diri untuk menjalin komunikasi dengan orang baru sudah cukup meningkat. Selain itu anak - anak juga semakin percaya diri
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Salah satu relawan, Maria Saudale mengungkapkan impiannya sejak kecil adalah mengajar anak - anak sehingga memutuskan untuk bergabung di CSCD setelah melihat informasi rekrutmen di media sosial.
Baca juga: Ratusan Drum Limbah Cair Ditemukan di Manutapen
Meskipun berprofesi sebagai seorang dokter, dia mengaku aktivitasnya di komunitas tidak mengganggu pekerjaannya.
"Kalau mau jujur beta sonde bisa datang terus - terusan. Tapi bulan April kemarin itu beta datang terus, beta request beta pu jadwal tolong hari Kamis dikosongkan supaya bisa ke sini," ujarnya.
Dia berharap CSCD tetap ada karena anak - anak ini jika terus dibimbing akan bertahan namun baginya, kalau hanya sekedar mengajar bahasa Inggris tanpa berusaha mendidik hal yang lain, rasanya ada yang kurang.
Ketua Panitia Kerja, Prisilia Theresia Dapa mengatakan, mengungkapkan, terdapat beberapa komunitas yang turut mengambil bagian dalam kegiatan ini yakni : Rumah Mentari, Fun English 2plus, Rumah Belajar GMIT Samaria, Lowewini, Manggrove Leaf, PAR Sonaf Manekan, Toko Buku Naimata, Bacarita NTT, TeBe RK, Forum PKBI NTT, Tenggara, Garasi Baca Kota Kupang, Youth Coalition for Girls Kota Kupang.
Baca juga: Goris Mimpi Bertemu Jokowi
Meskipun ditengah kesibukannya mengurus tugas akhir di kampus, Prisilla cukup bisa membagi waktu antara kuliah dan kegiatan komunitas sehingga waktunya bisa disesuaikan.
Salah satu narasumber talkshow, warga aktif dari komunitas Lakoat Kujawas, Indy Seran dalam talkshownya membagikan tips - tips bagaimana semangat saat pertama kali komunitas Lakoat Kujawas dibangun yakni semangat untuk merevitalisasi kampung.
"Ketong punya semangat untuk membangun kembali, mendayagunakan kembali hal - hal yang ada di sekitar ketong tapi sudah mulai pudar perlahan. Seiring berjalannya waktu kita sadar bahwa ketong pu peran utama itu anak - anak yang bergiat di Lakoat Kujawas karena anak - anak itu yang akhirnya menjadi penghubung antara komunitas dengan orangtua sebagai stakeholder, antara komunitas dengan para donatur, pihak sekolah pihak pemerintah juga, bagaimana kita berhubungan," ujarnya.
Salah satu pengunjung pameran, Horiana Yolanda Haki cukup antusias dengan pameran ini. Dia mengatakan, kegiatan ini bisa menambah semangat dari anak - anak untuk belajar karena kebanyakan anak - anak saat ini malas dan lebih suka gadget yang lebih menarik.
"Nah dengan adanya pameran seperti ini banyak gambar banyak stan yang memperkenalkan tentang reproduksi, kebudayaan ini bisa membuat adik - adik itu bisa banyak belajar dan ternyata banyak hal yang mereka tidak tahu dan ada di sini," ujarnya.(*)