Berita Kupang Hari Ini
Rayakan Ulang Tahun ke - 5 Komunitas CSCD Gelar Pameran
kepercayaan diri untuk menjalin komunikasi dengan orang baru sudah cukup meningkat. Selain itu anak - anak juga semakin percaya diri
Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Michaella Uzurasi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Komunitas Children See Children Do (CSCD) Tabun merayakan ulang tahun ke - 5 (Lima) Rabu, 1 Juni 2022.
Perayaan ini diselenggarakan dengan mengadakan pameran di Gereja Sonaf Manekan, Tabun.
Founder Komunitas CSCD, Mariane Nassa dalam kesempatan tersebut mengungkapkan perjalanan komunitas CSCD bisa dibilang berhasil selama lima tahun berjalan karena anak - anak didik yang awalnya malu untuk tampil bahkan malu untuk bertanya, saat ini menjadi orang - orang yang lebih percaya diri.
"Beberapa kelas kami buka kami buka, ruang - ruang dimana mereka merasa aman untuk berekspresi, aman untuk sekedar bertanya di dalam kelas saja, itu yang kami ciptakan," kata Mira.
Dia mengungkapkan, awal terbentuk komunitas ini karena anak - anak sendiri yang mau belajar bahasa Inggris.
Baca juga: Gubernur NTT: Selain Bung Karno, Tidak Ada Lagi Pemimpin Yang Luar Biasa Hadir di Ende
" Nah jadi hanya karena adik - adik senang belajar jadi beta pun ajar. Tiba - tiba teman - teman yang lain melihat bahwa ini sesuatu yang bisa jadi besar mereka pun mau berkontribusi mulailah berdatangan kawan - kawan lain dan akhirnya jadi begini," ungkap lulusan Ilmu Komunikasi Undana tahun 2019 ini.
Setelah berjalan dari 2017, tahun 2020 CSCD membuat kegiatan Natal di Tabun. Dalam kegiatan tersebut diadakan penggalangan donasi buku.
"Disana adik - adik itu dikasih kesempatan untuk kasih tahu selama 2020 sudah baca berapa banyak buku dan itu di luar ekspektasi, ada yang satu tahun sudah baca 54 buku.
Nah jadi disitu kita lihat adik - adik ternyata minat baca mereka tumbuh. Adik - adik mereka itu punya rasa percaya diri semakin tumbuh," ujarnya.
Baca juga: Romo Maxi Un Bria Raih Gelar Doktor di USAHID Jakarta, Jadi Wisudawan Terbaik
Bahkan menurut Mira, dengan relawan yang bath bergabung pun, anak - anak tidak lagi malu dan sungkan karena kepercayaan diri untuk menjalin komunikasi dengan orang baru sudah cukup meningkat. Selain itu anak - anak juga semakin percaya diri untuk mengungkapkan pemikiran dan pendapat mereka.
"Nah salah satu perkembangan yang asyik lagi di komunitas adalah adik - adik yang dulu siswa, mereka sekarang jadi relawan cilik. Kita mau melihat ada keberlanjutan dari komunitas itu dimulai dari adik - adik yang sudah kita didik," tandasnya.
Mira mengatakan, anggota relawan aktif CSCD saat ini berjumlah 25 orang dengan jumlah siswa sekitar 20-an orang setiap kelas.
Baca juga: Ratusan Drum Limbah Cair Ditemukan di Manutapen
Lanjut Mira, komunitas CSCD sebenarnya berada di Lima tempat di Kota Kupang yakni Liliba, Oetete, Walikota, Maulafa, Tabun dan satu di Sorong Selatan.
"Tapi karena beberapa hal kawan - kawan Relawan memiliki kesibukan yang lain juga jadi yang bertahan dan masih aktif itu di Tabun," katanya.
Mira berharap, CSCD bisa menjadi ruang untuk anak - anak lebih bebas berekspresi, lebih merasa aman dan nyaman untuk menjadi diri sendiri dan juga menjadi ruang aman untuk mengeksplor hal yang baru karena para relawan juga merupakan orang - orang yang senang mengeksplor hal - hal baru.
Salah satu relawan, Maria Saudale mengungkapkan impiannya sejak kecil adalah mengajar anak - anak sehingga memutuskan untuk bergabung di CSCD setelah melihat informasi rekrutmen di media sosial.
Baca juga: Ratusan Drum Limbah Cair Ditemukan di Manutapen
Meskipun berprofesi sebagai seorang dokter, dia mengaku aktivitasnya di komunitas tidak mengganggu pekerjaannya.
"Kalau mau jujur beta sonde bisa datang terus - terusan. Tapi bulan April kemarin itu beta datang terus, beta request beta pu jadwal tolong hari Kamis dikosongkan supaya bisa ke sini," ujarnya.
Dia berharap CSCD tetap ada karena anak - anak ini jika terus dibimbing akan bertahan namun baginya, kalau hanya sekedar mengajar bahasa Inggris tanpa berusaha mendidik hal yang lain, rasanya ada yang kurang.
Ketua Panitia Kerja, Prisilia Theresia Dapa mengatakan, mengungkapkan, terdapat beberapa komunitas yang turut mengambil bagian dalam kegiatan ini yakni : Rumah Mentari, Fun English 2plus, Rumah Belajar GMIT Samaria, Lowewini, Manggrove Leaf, PAR Sonaf Manekan, Toko Buku Naimata, Bacarita NTT, TeBe RK, Forum PKBI NTT, Tenggara, Garasi Baca Kota Kupang, Youth Coalition for Girls Kota Kupang.
Baca juga: Goris Mimpi Bertemu Jokowi
Meskipun ditengah kesibukannya mengurus tugas akhir di kampus, Prisilla cukup bisa membagi waktu antara kuliah dan kegiatan komunitas sehingga waktunya bisa disesuaikan.
Salah satu narasumber talkshow, warga aktif dari komunitas Lakoat Kujawas, Indy Seran dalam talkshownya membagikan tips - tips bagaimana semangat saat pertama kali komunitas Lakoat Kujawas dibangun yakni semangat untuk merevitalisasi kampung.
"Ketong punya semangat untuk membangun kembali, mendayagunakan kembali hal - hal yang ada di sekitar ketong tapi sudah mulai pudar perlahan. Seiring berjalannya waktu kita sadar bahwa ketong pu peran utama itu anak - anak yang bergiat di Lakoat Kujawas karena anak - anak itu yang akhirnya menjadi penghubung antara komunitas dengan orangtua sebagai stakeholder, antara komunitas dengan para donatur, pihak sekolah pihak pemerintah juga, bagaimana kita berhubungan," ujarnya.
Salah satu pengunjung pameran, Horiana Yolanda Haki cukup antusias dengan pameran ini. Dia mengatakan, kegiatan ini bisa menambah semangat dari anak - anak untuk belajar karena kebanyakan anak - anak saat ini malas dan lebih suka gadget yang lebih menarik.
"Nah dengan adanya pameran seperti ini banyak gambar banyak stan yang memperkenalkan tentang reproduksi, kebudayaan ini bisa membuat adik - adik itu bisa banyak belajar dan ternyata banyak hal yang mereka tidak tahu dan ada di sini," ujarnya.(*)