Berita NTT Hari Ini
Ketua BEM STIKOM Uyelindo Kupang Apresiasi Kehadiran Menteri PPPA di Daratan Timor
kekerasan terhadap perempuan beberapa tahun terakhir di Timor meningkat dan perlu penanganan serius
Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon
POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Ketua BEM Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer (STIKOM) Uyelindo Kupang, Winny Kobesi meminta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati agar memperhatikan kasus-kasus kekerasan anak dan perempuan di Pulau Timor yang masih merana di meja APH.
Menurutnya, kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) RI I Gusti Ayu Bintang Darmawati yang berkunjung ke beberapa Kabupaten di Pulau Timor NTT 11 Mei 2022 merupakan angin segar bagi beberapa kasus korban Kekerasan terhadap perempuan dan anak di Timor yang belum tuntas.
Hal ini disampaikan Winny Kobesi dalam rilis beritanya yang dikirim ke POS-KUPANG.COM, Rabu, 11 Mei 2022.
Baca juga: Kadis P3A Kabupaten TTS Beberkan Capaian Program Dihadapan Menteri PPPA RI
Ia menjelaskan, beberapa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Timor seperti kasus pembunuhan berencana terhadap Astrid dan Lael di Penkase, Kupang, Kekerasan seksual terhadap anak bawah umur korban (CT) 13 tahun di Malaka perlu menjadi perhatian Menteri P2PA.
Tidak hanya itu, kasus Dugaan Pembunuhan terhadap Emilia Sainoin dengan laporan polisi nomor LP/63/II/2021/NTT/Res TTU tertanggal 26 Februari 2021 masih belum terungkap dan hasil otopsi belum ada informasi bagi keluarga, juga perlu menjadi atensi penting bagi Menteri P2PA RI.
Selain itu, kata Winny, ada juga kasus kematian seorang ASN perempuan yakni; Putu Wisang di Kabupaten TTU yang belum terungkap sampai saat ini.
Baca juga: Kepala OJK NTT Wanti-Wanti, Ada 22 Perusahan Ilegal Tawarkan Investasi
"Ini representasi kekerasan terhadap perempuan beberapa tahun terakhir di Timor meningkat dan perlu penanganan serius oleh aparat penegak hukum," ucapnya.
Lebih lanjut Winny meminta kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan yang menggelar kunjungan di Pulau Timor untuk memberikan atensi bagi penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan yang terkesan jalan lambat dan diabaikan oleh aparat penegak hukum.
"Mohon Ibu Menteri dapat mendengar jeritan kaum perempuan dan anak di Timor yang memperoleh kekerasan baik secara fisik maupun mental.Biarkan kaum perempuan dapat menikmati kebebasan dalam aktualisasi hidup," tutupnya. (*)