Berita Rote Ndao Hari Ini
Mengintip Eksotisnya Padang Janda di Pulau Nuse, Kabupaten Rote Ndao, Ini Sejarahnya
Pulau Nuse, sebuah pulau mungil yang dahulu kosong, kini merupakan sebuah desa dengan penduduk rata-tata berprofesi sebagai nelayan
Dari desa persiapan, Nuse, kemudian berubah status menjadi desa definitf. Yang kemudian melalui hasil Pemilihan Kepala Desa (Pilkades), Hesron Pasole, terpilih sebagai Kades Nuse pertama, yang masih terus mengemban kepercayaan warganya dengan kembali terpilih pada Pilkades tahun 2020 lalu.
Pulau Nuse, meskipun letaknya terpisah, tetapi tak jauh dari pulau Rote. Tepatnya di pantai Tongga dan Say, desa Mbueain Kecamatan Rote Bart, bentangan pasir putih dapat diteropong dalam kaca mata pengunjung.
Ketika langit sedang cerah, sinar matahari yang dengan bebas memantulkan panorama indah pada laut yang mengelilingi pulau Nuse. Air laut yang jernih berwarna hijau kebiruan, merupakan magnet yang ada di pulau Nuse.
Berangkat dari keindahanya itu, tak heran kalau pulau Nuse, saat ini mulai ramai dikunjungi. Banyak pengunjung berbondong-bondong menyeberang dengan menumpangi perahu-perahu nelayan. Dengan tarif yang begitu murah, setiap penumpang hanya ditarik biaya senilai Rp. 25.000 per orang.
“Kalau untuk penumpang, katong patok Rp. 50.000 per orang. Tapi itu untuk Pulang Pergi (PP). Dan biar lagi ramai pun, katong tetap pakai tarif itu,” jelas Adrianus Nassa, salah satu pemilik perahu dari pulau Nuse.
Harga yang relatif murah itu, ia mengaku sudah digunakan beberapa kali dengan mengangkut sejumlah wisatawan lokal. Jasa atau biaya angkut, dikatakan Adrianus masih bisa dinegosiasikan jika pengunjung yang datang dalam rombongan.
“Kalau rombongan, beda lagi. Bisa Rp. 500.000 atau Rp. 400.000, antar dan jemput. Tergantung hasil nego dengan jumlah orang,” tandas Adrianus.
Menurutnya, saat ini pengunjung memang ramai sekali. Karena saat ini adalah puncak musim bunga di padang ‘Janda’ hingga awal Juni. Sehingga banyak pengunjung yang datang dengan manfaatkan hari libur Idul Fitri.
"Bukan saja dari Rote, dari Kupang hingga luar NTT juga ada. Mereka datang cuma mau foto-foto di padang langsung pulang. Ada juga yang nginap satu malam baru balik,” tutup Adrianus. (Cr.10)
