Berita Kupang Hari Ini

Seminar Pendidikan Nasional, Pater Piet Salu Ungkap Pendidikan Bermula Dari Rahim Ibu

Pendidikan tidak memerlukan berbagai definisi  tetapi implementasi jaminan negara terhadap kesejahteraan

Penulis: Ray Rebon | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
SEMINAR - Kegiatan Seminar Pendidikan Nasional dengan tema Mendidik Generasi Muda di Era Digitalisasi di Niang Mose Convention Center Mekon, Desa Penfui Timur, Kabupaten Kupang, Rabu 4 Mei 2022 

Sebagai salah satu pembicara, Antonius mengatakan bahwa melewati masa muda pasti akan masuk ke usia tua atau menjadi orang tua.

Baca juga: Sogavare Kecam Australia, Sentil Istilah Halaman Belakang, Hormati Kami sebagai Negara Berdaulat

"Mau tidak mau, suka atau tidak suka sukses menjadi orang muda adalah keluar menjadi orang tua dan pada akhirnya harus jadi nenek dan kakek," ungkapnya.

Ia mengakui bahwa ada sebuah kecelakaan dimana para remaja saat ini terjerumus dalam kehidupan dunia Maia dan hal ini menyebabkan mereka menjadi Mayat walaupun masih sementara hidup.

"Saya maksudkan jadi mayat bukan putus napas. Jadi mayat ketika kamu masih bisa bernafas itu adalah suatu kebodohan. Bodoh berbuah ketakutan, kecemasan dan ketidakpastian. Hati-hati jangan sampai kamu tenggelam dalam dunia Maya," tegas Antonius

Menurutnya dunia maya yang saat ini digeluti merupakan sebuah kecelakaan hidup untuk segera menjadi mayat.

Baca juga: Warga Kota Kupang Berdomisili di Bantaran Sungai, Ini Solusi Anggota Dewan

"Kamu miskin artinya mayat yang gentayangan. Maka kamu yang masih muda manfaatkan tekhnologi dengan baik untuk tidak jadikan kamu mayat yang sementara hidup," jelasnya

Ia pun meminta para remaja mengisi waktu yang baik dimasanya, supaya masuk dalam dunia dewasa, orang tua maka kamu berdiri dilandasan remaja yang sukses. Apabika kamu tidak sukses jadi remaja atau orang muda maka kamu akan menjadi babysiter atau tidak berguna.

"Kamu orang muda yang berlandaskan pada jalan yang benar maka kamu akan jadi orang tua yang sukses," ungkapnya.

Pater Alex Jebadu, SVD sebagai salah tu narasumber mengatakan pendidikan ideal seharusnya membentuk manusia yang berkecedasan integral.

Baca juga: Siswa SMA/SMK Se Amarasi Siap Berjibaku di Turnamen Smansal Cup 2022

Menurutnya industri digitalisasi merupakan sebuah instrumen. "Saya lebih memaknai ilmu dibalik industri digitalisasi itu," ungkapnya.

Menurut observasinya, pendidikan yang dirancang oleh pemerintah Indonesia dari dahulu hingga sekarang tidak menyiapkan bagi anak-anak menjadi manusia seutuhnya terdiri atas jiwa maupun badan. Kurikulum pendidikan sebagian besar dirancang untuk mencerdaskan intelektual dan mengabaikan kecerdasan emosional cushion dan spiritual chusion.

"Ini diabaikan sementara manusia merupakan pribadi yang integral dan harus dibentuk mencapai manusia yang integral," jelasnya.

Baca juga: SD Kristen Setia Kuasaet, Potret Sarana Pendidikan di Kelurahan Pinggiran Kota Kupang

dr. Ignatius Bima Priambada menyampaikan banyak hal positif yang dapat dimanfaatkan oleh para remaja atau mahasiswa melalui alat-alat digital saat ini.

Namun kata dia manageman waktu sangat penting dalam penggunaan handphone maupun alat komunikasi lainnya.(*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved