Perang Rusia Ukraina

Rusia Meradang, Pasukan Elite Inggris Menyusup Masuk Ukraina

SAS adalah pasukan elite militer Inggris yang dilatih untuk melakukan operasi khusus, penginderaan, dan kontra-terorisme.

Editor: Alfons Nedabang
HANDOUT/MARIUPOL CITY COUNCIL/AFP
Asap mengepul di Mariupol Ukraina. 

Arestovych menulis di Facebook bahwa pasukan Rusia berusaha menghabisi para pembela Azovstal. Para pembela kota, yang terdiri lebih dari 1.000 warga sipil, bersembunyi di pabrik.

Baca juga: Ukraina Minta Persenjataan Berat AS, Berniat Rebut Kembali Wilayah yang Dikuasai Rusia

Pabrik baja Azovstal adalah benteng utama Ukraina yang tersisa di pelabuhan tenggara Mariupol.

Pasukan Rusia mengepung pabrik itu pada awal Maret dan secara bertahap menguasai sebagian besar kota.

Caplok Ukraina Selatan dan Moldova

Wakil Komandan Distrik Militer Pusat Rusia, Rustam Minnekayev mengatakan Rusia bertujuan mengambil kendali penuh atas Ukraina selatan dan timur selama perang.

Dilansir Reuters, kontrol itu akan memberi Rusia akses dari Crimea ke Transnistria, bagian Moldova yang memisahkan diri dan diduduki oleh Rusia.

Ini adalah pertama kalinya Rusia mengakui ambisi perolehan teritorial selama invasinya ke Ukraina dan mengancam Moldova.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov tidak mengomentari masalah ini ketika ditanya pada hari Jumat 22 April 2022.

Ukraina telah menunjuk komentar itu sebagai bukti perang akan meluas ke luar negara mereka.

“Mereka tidak akan berhenti. Komando distrik militer pusat Rusia mengumumkan korban berikutnya dari agresi Rusia," cuit Kementerian Pertahanan Ukraina.

“Setelah mendapatkan kendali atas Ukraina selatan, Rusia berencana untuk menyerang Moldova, di mana mereka mengatakan penutur bahasa Rusia sedang tertindas," tambahnya.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Semua Pemimpin Negara G20 Diundang Termasuk Putin, Sri Disorot Media Rusia

Pasukan Rusia telah memfokuskan kembali upaya mereka ke Ukraina timur setelah tidak membuat keuntungan yang signifikan pasca dua-bulan pertempuran.

Saat invasi berlanjut, Ukraina terus menuduh Rusia melakukan kejahatan perang, sementara Presiden Joe Biden menyebut serangan itu sebagai “genosida.”

AS telah memberikan bantuan miliaran dollar yang mencakup senjata yang dibutuhkan negara itu untuk melawan pasukan Rusia.

Menteri Pertahanan Ukraina mengatakan organisasi keamanan internasional telah gagal. Biden bersumpah untuk menerima orang Ukraina, tetapi bukan sebagai pengungsi resmi.

AS dan negara-negara Barat lainnya mengatakan mereka tidak akan terlibat langsung dalam perang kecuali Rusia menyerang negara NATO.

Namun, aliansi NATO juga mengatakan situasinya bisa berubah jika Rusia mulai menggunakan senjata nuklir atau kimia.

Ukraina telah menuduh pasukan Rusia menggunakan senjata kimia, menargetkan warga sipil dan memperkosa wanita dan anak-anak. (*)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved