HUT Kartini 2022
Kartini-kartini Masa Depan dari SPEKSANYO Kupang
Prestasi ketiga siswi SPEKSANYO ini turut menambah deretan prestasi SMP Katolik Santo Yoseph Naikoten sebagai Sekolah Penggerak.
Arga Rivo Patricia Samosir, Kasih Maria Taseseb, dan Divina Ayudia Genevieve berhasil meraih penghargaan sebagai Pelajar Penulis Cerpen Terbaik Indonesia 2022 dalam Sayembara Menulis Cerpen antar Pelajar SMP se-Indonesia yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional, Duta Baca Indonesia dan Komunitas Rumah Dunia.
Pengumuman yang membanggakan ini diterima oleh pihak sekolah pada hari Jumat, 18 Februari 2022. Arga, Kasih, dan Ayudia termasuk di dalam 30 Pelajar dari seluruh Indonesia yang dinobatkan sebagai pelajar penulis cerpen terbaik 2022.
Sebelum dinobatkan sebagai pelajar penulis cerpen terbaik Indonesia, ketiga siswi ini terlebih dahulu mengirimkan karya cerpen dan mengikuti seleksi ketat selama satu bulan.
"Kalau saya, judulnya Mengapa Aku Tak Seperti Mereka," kata Ayudia pada.
Diungkapkan Ayudia jika tema tulisannya mengenai kritik sosial oleh karena itu dalam inti cerpennya Ayudia mengkritisi bagaimana anak broken home yang kurang perhatian dari kedua orangtuanya dikaitkan dengan pergaulan bebas anak-anak zaman sekarang.
"Ini bukan dari pengalaman pribadi namun saya melihat anak-anak broken home sekarang ini,karena kurang perhatian dari orang tua,mereka menjadi lebih bebas dan cenderung tidak sehat," terang Ayudia.
Dalam cerpennya Ayudia terdapat pesan moral yang disampaikan bahwa uang bukanlah segalanya. Meskipun memiliki uang namun menurutnya uang bukan sumber kebahagiaan karena begitu banyak anak broken home yang tidak diperhatikan bahkan tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua.
Ayudia berharap dirinya bisa memotivasi perempuan-perempuan di Indonesia khususnya bagi generasi muda,sebagai pelajar agar tetap berusaha,terus mencoba dan jangan putus asa.
"Jika kita tidak mencoba,kita tidak akan tahu,"kata Ayudia.
Dirinya berpesan bahwa segala perjuangan itu tidak ada yang mudah namun tetap semangat dan berusaha. Jangan hanya melihat sebuah hasilnya namun juga proses untuk mencapainya.
Berbeda dengan Ayudia,dalam lomba cerpen ini Kasih mengangkat judul cerpen ini berangkat dari kisah nyata seorang temannya.
"Jangan Buli Aku menceritakan seorang anak penjual kue yang dibuli karena miskin namun berprestasi,"terangnya.
Dihari Kartini,Kasih berharap perempuan Indonesia harus tetap semangat dan sadar bahwa perempuan bisa berprestasi.
Berbeda dengan Ayudia dan Kasih,Arga mengangkat cerpennya yang berjudul Kegagalan yang Berbuah.
Cerpen ini terinspirasi dari dirinya sendiri yang sudah banyak mengalami kegagalan namun dirinya tetap tangguh sehingga kegagalannya pun memotivasi dirinya untuk bangkit dan terus berjuang sehingga dirinya bisa menggapai apa yang diimpikannya.