Berita Lembata Hari Ini
Anggota DPR RI Melki Laka Lena: BLK Rp 1 Miliar, Modal Membangun Perguruan Tinggi Lembata
IT menjadi seperti pengikat hampir dari 5 prodi lainnya. Karena itu tawaran itu akan segera ditindklanjuti.
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Rosalina Woso
Menurutnya, para pemuda yang dilatih di BLK ini bisa berasal dari desa-desa dan selanjutnya dengan keterampilan yang ada, mereka dapat menjadi rekanan dalam mengadakan penelitian terahadap aneka masalah yang digagas dalam pusat studi dimaksud.
Proses awal seperti ini menurut pria asal Lamatuka ini menjadi langkah awal menghasilkan manusia unggul. Baginya, manusia unggul Lembata yang akan dihasilkan melalui perguruan tinggi diharapkan menjadi modal besar agar dari mereka lahir pribadi yang bisa menjadi tuan di pulaunya sendiri.
Hal ini menurutnya menjadi sebuah keprihatinan karena bila mereka tidak disiapkan, cepat atau lambat orang Lembata akan menjadi asing di pulaunya sendiri.
Karya dan Melayani
Pada pertemuan selama 2 jam, Robert Bala sebagai Ketua Yayasan mengawali dengan menggambarkan proses yang telah dilewati sejak pertengahan tahun 2021.
Menurut penulis Kompas itu, sejak awal, semua akademisi asal Lembata diinventarisir dan dikontak untuk bisa memberikan kontribusi terhadap proses pendirian Perguruan Tinggi.
Meski tidak semua memiliki komitmen, tetapi bagi Bala, beberapa orang yang bersedia sungguh merupakan orang-orang yang berkomitmen dan bekerja tanpa pamrih hanya agar 2000 taman SMA / SMK di Lembata dapat melanjutkan pendidikan pada prodi yang disiapkan.
Sementara itu menyinggung proses pendirian, Bala yang juga penulis buku di Gramedia, studi kelayakan telah dilaksanakan dan telah mengerucut pada 6 prodi sebagai syarat sebuah institut yaitu: Teknologi Informasi, Pendidikan Kewirausahaan, Pendidikan MIPA, Pengolahan Hasil Pertanian, Pengolahan Hasil Ikan, dan Pariwisata.
Terhadap pemaparan itu, pria kelahiran Kupang 10 Desember 1976 itu sangat mendukung. Ia optimis bahwa melalui kehadiran perguruan tinggi, banyak generasi muda Lembata dapat dididik menjadi tenga profesional dan dapat menjadi pemimpin masa depan.
Baca juga: Pemilihan Presiden Timor Leste, UNDP dan Pemerintah Jepang Serahkan APD kepada STAE
Selanjutnya menurut Laka Lena, dari para profesional itu diharapkan terlahir pemimpin yang melayani dan berkorban.
Tentang pemimpin, wakil ketua Komisi IX mengatakan bahwa sebanarnya pemimpin yang diharapkan untuk masa depan adalah pemimpin yang melayani hal mana ditunjukkan dalam semgat membasuh kaki seperti yang dilakukan Yesus pada Kamis Putih.
Di situ semua orang (termasuk politisi) harus keluar dari egoisme sektoral dan berusaha membantu satu sama lain dengan saling membasuh kaki.
Tidak kurang. Pelayanan itu perlu ditambahkan dengan pengorbanan Jumat Agung, hal mana dirayakan setelah Kamis Putih.
Bila semua pemimpin mengambil dua keteladanan ini maka para pemimpin yang lahir di Lembata dan NTT baginya akan menjadi pembawa kegembiraan dan kebangkitan untuk NTT ke depannya. Demikian Laka Lena mengakhiri dialog dengan Yayasan Koker karena pada sore harinya masih mengikuti misa Kamis Putih di Gereja.
Baca juga: Pemilihan Presiden Timor Leste, UNDP dan Pemerintah Jepang Serahkan APD kepada STAE
Namun sebelum berpisah, Dr Damianus Dai Koban, M.Pd, wakil Yayasan Koker mengingatkan Laka Lena agar bila hadir di Lembata pada akhir April atau awal Mei, jangan lupa mampir ke SMA SKO SMARD yang merupakan SKO swasta satu-satunya di Lembata.
Selanjutnya Dami menitipkan agar Partai Golkar Lembata menjadi pioneer dalam mendukung kehadiran perguruan Tinggi di Lembata.
Terhadap usulan itu, Laka Lena mengatakan bahwa ini karya yang baik dan partai Golongan Karya di Lembata dan terutama fraksi Golkar Lembata harus berada di baliknya.(*)