Berita Sikka Hari Ini

Melihat  dari Dekat Kamar Tidur Mendiang Paus Yohanes Paulus II di Ritapiret

Salah satu dari kamar tidur itu, sering disebut oleh khalayak sebagai kamar tidur St. Yohanes Paulus ke II

Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM / NOFRI FUKA
kAMAR TIDUR - Kamar tidur yang pernah ditempati oleh mendiang Paus Yohanes Paulus ke II, di Seminari Interdiosesan St. Petrus Ritapiret, Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka. Gambar diabadikan, Kamis 7 April 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Fuka

POS-KUPANG, MAUMERE - Pada tanggal 11-12 Oktober 1989 atau 33 tahun silam, warga Nusa Tenggara Timur (NTT) umumnya dan Sikka khususnya merupakan tanggal bersejarah.

Pasalnya, mendiang Paus Yohanes Paulus II saat kunjungannya ke Indonesia, bermalam di  Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret. Kamar tidur tersebut bahkan terus dijaga dan dirawat. Kini dijadikan lokasi wisata rohani untuk warga yang berkunjung ke Seminari tersebut.

Ketua Pengurus Ruangan termasuk kamar tidur mediang Paus Yohanes Paulus II,  Frater Tarsi Dasor kepada POS-KUPANG.COM, Kamis 7 April 2022 menceritrakan soal kondisi kamar tidur pemimpin Umat Katolik se dunia tersebut.

Di dalam kamar yang ditempati mediang, ada sebuah ruangan beserta 3 kamar tidur lengkap dengan toilet di dalamnya serta satu ruang tamu.

Baca juga: Mudah Dihafalkan, Ini 10 Surat Pendek dalam Alquran, Dibaca Saat Sholat Fardhu atau Sholat Sunnah

Salah satu dari kamar tidur itu, sering disebut oleh khalayak sebagai kamar tidur St. Yohanes Paulus ke II.

Nama tersebut disematkan pada kamar (ruang) tidur tersebut sebab mendiang Paus Yohanes Paulus ke II, pernah berkunjung dan menginap semalam di kamar tersebut pada 11-12 oktober 1989 silam.

Sejak kunjungannya, tempat itu masih terawat hingga kini dan keutuhan barang-barangnya semenjak ditempati oleh Paus masih dipertahankan keberadaannya.

Pantauan POS-KUPANG.COM, di dalam ruangan tersebut terdapat 3 kamar yakni Kamar Paus Yohanes Paulus II, Kamar untuk sekretaris pribadi paus dan kamar untuk Duta Besar Vatikan yang sempat berkunjung bersama paus waktu itu.

Baca juga: Petani Sorgum di Lembata Sampaikan Uneg-uneg di Depan Gubernur NTT

Menurut penjelasan Frater Tarsi Dasor, kondisi tempat tidur, meja, kursi, serta beberapa barang lainnya, seperti lukisan, toilet, lemari, kasula (jubah) masih utuh dan semuanya pernah dipakai oleh paus maupun sekretaris pribadinya dan Duta Besar Vatikan.

"Ini semuanya asli, dan pernah dipakai paus maupun sekretaris pribadinya paus dan Duta Besar Vatikan. Ada juga relikui darah St. Yohanes Paulus II yang disimpan di Kamar yang ditempati St. Yohanes Paulus II saat ke sini," ungkapnya.

Untuk menjaga agar keberadaan tempat itu tetap awet, Fr. Tarsi mengungkapkan mereka  selalu membagi jadwal untuk membersihkan tempat itu. Selain itu karyawan di Seminari tersebut juga dilibatkan dalam membersihkan dan menjaga ruangan itu.

"Kita biasa bersihkan tempat itu, sekitar seminggu sekali, baik para frater maupun juga para karyawan di sini," ujar Tarsi.

Baca juga: Siswa SD Inpres Moko, Sikka NTT, Belajar di Ruang Kelas yang Rusak Parah

Menurut Fr. Tarsi tempat itu selalu bersih dan mendapatkan komentar yang positif dari para pengunjung yang datang ke tempat itu untuk berziarah.

"Menurut pengunjung ada yang senang, ada yang bilang tempat ini damai, ada yang bilang tempat ini cocok untuk meditasi atau berdoa," katanya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved