Berita Lembata Hari Ini
Petani Sorgum di Lembata Sampaikan Uneg-uneg di Depan Gubernur NTT
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menerima semua masukan dan aspirasi dari para petani tersebut
Penulis: Ricardus Wawo | Editor: Edi Hayong
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo
POS-KUPANG. COM, LEWOLEBA - Para petani sorgum yang bertemu Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan uneg-uneg soal ketiadaan mesin rontok sorgum dan peralatan lainnya yang mendukung budidaya sorgum di Kabupaten Lembata.
Penyampaian curahan hati (curhat) para petani ini berlangsung di perkebunan sorgum Parek Walang, Kecamatan Ile Ape, Kamis 7 April 2022.
Petani sorgum asal Kelurahan Lewoleba Tengah, Kecamatan Nubatukan, Matheus Liliuak, menyampaian bahwa hasil panen sorgum sudah cukup baik, tapi sayangnya dia tak punya mesin rontok dan alat pertanian pendukung lainnya.
Baca juga: Penebangan Bakau dan Potasium Ancam Pesisir Pantai di Desa Petuntawa Ile Ape Lembata
"Kami dukung program pemerintah, tapi kami rontok manual jadi susah. Banyak yang belum tanam karena mesin rontok dan mesin sosok belum ada," ungkap Ketua Kelompok Tani Godi Jadi tersebut.
Matheus sudah dua tahun menanam sorgum. Tahun lalu, produksi panennya bisa mencapai 1 ton. Lalu, tahun ini produksinya mencapai 2 ton lebih. Hasil panen tahun lalu kemudian dibawa ke Jakarta dengan hitungan Rp 6.500 per kilogram.
Hal serupa juga diutarakan oleh petani sorgum asal Kelurahan Selandoro, Theresia Lengari, yang meminta kepada gubernur alat pengolah sorgum menjadi tepung sorgum.
Baca juga: Kanwil Kemenkum-HAM NTT Catat 86 Napi Narkotika Mendekam di Rutan dan Lapas
Pada saat itu, dia juga mempertanyakan potensi pasar tanaman sorgum dan juga harganya di pasaran. Menurut dia, belum ada kepastian soal pasar sorgum karena masih ditentukan oleh pengusaha.
"Harga masih di bawah standar untuk hasil kerja petani," katanya.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menerima semua masukan dan aspirasi dari para petani tersebut. Dia juga menyanggupi semua permintaan alat rontok sorgum dari para petani. Pemprov NTT akan menanggung kebutuhan mesin rontok sorgum tersebut.
Baca juga: Seminar dan Upacara Penghargaan Perdamaian Dunia Online Mahatma MK Gandhi Prize 2020
"Mesin diatur oleh kadis pertanian (Provinsi NTT)," imbuhnya disambut tepuk tangan para petani.
Dia menerangkan bahwa tahun depan minimal jagung dan sorgum sudah ditanam di hamparan Parek Walang seluas 5 ribu hektar tersebut.
"Untuk mesin tidak ada masalah, nanti kita penuhi semua," ungkap dia.
Baca juga: Pemkot Kupang dan BWS Nusa Tenggara II Sosialisasi Pembangunan Bendungan Kolhua di Kota Kupang
Penyuluh pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Lembata Yakobus Sumarjo menyampaian, di Kecamatan Nubatukan, Ile Ape dan Omesuri merupakan sentra pengembangan sorgum di Kabupaten Lembata.
Khusus wilayah pertanian Parek Walang sendiri, sudah ditanam sorgum organik murni seluas 0,753 hektare dari total lahan 7,5 hektare.
Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersama rombongan dan Anggota DPRD Provinsi NTT Yohanes Derosari dan Alex Ofong melakukan kunjungan kerja ke Lembata selama sehari. Mereka juga berkesempatan meninjau proses pengerjaan ruas jalan provinsi di Kecamatan Omesuri dan Buyasuri. Bupati Lembata Thomas Ola Langoday juga ikut mendampingi rombongan gubernur.(*)