Berita Sikka Hari Ini
Melihat dari Dekat Kamar Tidur Mendiang Paus Yohanes Paulus II di Ritapiret
Salah satu dari kamar tidur itu, sering disebut oleh khalayak sebagai kamar tidur St. Yohanes Paulus ke II
Pria yang saat ini menjabat sebagai ketua Kelompok Minat (diskusi ilmiah) Centro John Paul II, dengan St. Yohanes Paulus II sebagai panutan, menjelaskan, tempat ini telah menjadi salah satu destinasi wisata rohani di wilayah Kabupaten Sikka.
"Banyak peziarah yang datang ke sini, baik dari Flores, maupun dari luar Flores hingga ke luar negeri juga ada yang datang ke sini," tuturnya.
Baca juga: Kanwil Kemenkum-HAM NTT Catat 86 Napi Narkotika Mendekam di Rutan dan Lapas
Untuk pengelolaan tempat ini, Tarsi mengungkapkan setiap tiga minggu sekali mereka melakukan inventaris barang-barang lalu diserahkan hasilnya ke Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka.
"Kita biasa lakukan inventaris, kurang lebih tiga minggu sekali, dan antarkan hasilnya ke Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka," ujarnya.
Sedangkan Frater Florianus Risen, dalam penjelasannya menitikberatkan pada kehadiran tempat ini sebagai salah satu wisata rohani yang dapat menjadi tempat untuk berefleksi dan merenung.
"Salah satu tempat yang berdaya tranformatif menurut saya. Sebab, umat yang datang ke sini bisa menimba banyak hal terkhusus dalam menjalani panggilan hidup masing-masing, terutama meneladani hidup dari St. Yohanes Paulus ke II," katanya.
Baca juga: Cegah Penyebaran Narkoba, Polda NTT Gandeng Mitra Kerja Perkuat Pengamanan di Pintu Masuk NTT
Adapula bermacam-macam program yang dicanangkan untuk mendukung kehadiran tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata rohani.
Menurut Florianus, ada kegiatan diskusi seperti yang dilakukan oleh Centro John Paul II, adapula kelompok SEKAMI yang bernama Lolek (nama Yohanes Paulus II saat masih kecil), serta beberapa kegiatan lainnya.
Meskipun demikian perkembangan dan kelestarian tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata rohani di Sikka harus terus ditata dan itu melibatkan semua masyarakat, gereja dan pemerintah.
"Kedepannya diharapkan masyarakat, gereja dan pemerintah bahu membahu menjaga dan merawat tempat ini," tandasnya.
Baca juga: Kasus Covid-19 di Kota Kupang Berkurang, 3 Kelurahan Masih Zona Merah
Perlu diketahui, tanggal 11 sampai 12 Oktober 1989 silam, Paus Yohanes Paulus II (almarhum) berkunjung ke Indonesia. Tepatnya di Nusa Tenggara Timur, Kabupaten Sikka, Maumere.
Pemimpin umat Katholik sedunia itu sempat melawat ke Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus Ritapiret, di Desa Nita, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka.
Menyambut kedatangan Bapa Suci, pihak dari Seminari mempersiapkan tempat penginapan untuk Paus bersama rombongannya di Seminari St.Petrus Ritapiret.
Baca juga: Manchester United Hampir Bulat Datangkan Erik ten Hag Tukangi Setan Merah
Dan tempat tersebut kini masih terawat dengan segala ornamen yang terdapat di dalamnya masih dalam keadaan utuh dan terrawat dengan baik.
Kala itu Paus memimpin misa di Gelora Samador, Maumere, Kabupaten Sikka, yang dihadiri oleh ribuan umat di Kabupaten Sikka maupun di luar Kabupaten Sikka. (Cr1)