Breaking News

Perang Rusia Ukraina

NATO Klaim Putin Remehkan Kekuatan Rakyat Ukraina, Invasi Rusia Salah Strategi?

Stoltenberg mengatakan, para pemimpin aliansi NATO akan membicarakan pengaturan ulang terkait pencegahan dan pertahanan dalam jangka panjang.

Editor: Eflin Rote
Photo by FADEL SENNA / AFP
Petugas pemadam kebakaran Ukraina bekerja di tengah puing-puing pusat perbelanjaan Retroville, sehari setelah dibom oleh pasukan Rusia di sebuah distrik perumahan di barat laut ibukota Ukraina Kyiv pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam pemboman itu. Enam mayat dibaringkan di depan pusat perbelanjaan, menurut seorang wartawan AFP. Bangunan itu telah terkena ledakan kuat yang menghancurkan kendaraan di tempat parkir dan meninggalkan kawah selebar beberapa meter. 

POS-KUPANG.COM - Sekjen NATO, Jens Stoltenberg menilai Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan kesalahan besar dengan melakukan invasi ke Ukraina.

"Presiden Putin telah membuat kesalahan besar dan itu adalah meluncurkan perang melawan negara berdaulat yang merdeka."

"Dia telah meremehkan kekuatan rakyat Ukraina, keberanian rakyat Ukraina dan angkatan bersenjata mereka," kata Stoltenberg menjelang pertemuan puncak NATO di Brussel, Kamis (24/3/2022).

Baca juga: Kesalahan Besar Vladimir Putin hingga Gagal Kuasai Ukraina, NATO Beberkan Kelemahan Presiden Rusia

Langkah ini dimulai dengan menyetujui penempatan baru ke anggota timur yakni Rumania, Hongaria, Slovakia, dan Bulgaria.

Dilansir CNA, NATO mengerahkan puluhan ribu tentara ke sisi timur sejak invasi Rusia ke Ukraina. 

Baca juga: Rusia Ancam Akan Hancurkan Polandia Jika Ikut Campur dalam Perang Ukraina

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengadakan konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri di Brussel, pada 22 Maret 2021.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengadakan konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri di Brussel, pada 22 Maret 2021. (François WALSCHAERTS / POOL / AFP)

Aliansi militer ini mencoba mengatasi kemungkinan konflik merembet ke negara-negara anggotanya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta lebih banyak pasokan senjata dan intervensi dari Barat dalam perang melawan Rusia.

"Kami sedang menunggu langkah-langkah yang berarti. Dari NATO, Uni Eropa dan G7," kata Zelensky menjelang pertemuan puncak ketiga organisasi di Brussels.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Militer Rusia Terancam, NATO Kirim Rudal Anti-Kapal ke Ukraina

"Di tiga puncak ini kita akan melihat: Siapa teman, siapa mitra, dan siapa yang mengkhianati kita demi uang. Hidup hanya bisa dipertahankan jika bersatu."

Para pemimpin NATO berjanji akan meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, dan memberikan perlindungan terhadap ancaman senjata kimia dan nuklir.

Kendati demikian, NATO menolak permintaan Kyiv memberlakukan zona larangan terbang.

Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Presiden Ukraina Peringatkan Tentara Rusia, Ini Peringatan Kerasnya

Personel militer AS dari negara-negara Sekutu yang dikerahkan ke Rumania mengambil bagian dalam upacara selama kunjungan Sekjen NATO dan Presiden Rumania di Pangkalan Militer Mihail Kogalniceanu pada 11 Februari 2022 di Mihail Kogalniceanu, Rumania. Kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan pada 11 Februari 2022 tentang
Personel militer AS dari negara-negara Sekutu yang dikerahkan ke Rumania mengambil bagian dalam upacara selama kunjungan Sekjen NATO dan Presiden Rumania di Pangkalan Militer Mihail Kogalniceanu pada 11 Februari 2022 di Mihail Kogalniceanu, Rumania. Kepala NATO Jens Stoltenberg memperingatkan pada 11 Februari 2022 tentang "risiko nyata untuk konflik bersenjata baru di Eropa" karena aliansi dan Rusia meningkatkan kehadiran pasukan mereka di sekitar Ukraina. (AFP)

Adanya zona larangan terbang di Ukraina, memaksa militer NATO berada di area konflik dan menimbulkan perpecahan yang lebih besar dengan Moskow.

"Kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa konflik ini tidak meningkat di luar Ukraina yang akan menyebabkan lebih banyak penderitaan, bahkan lebih banyak kematian, bahkan lebih banyak kehancuran," kata Stoltenberg.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya, memperingatkan "ancaman nyata" penggunaan senjata kimia oleh Rusia di Ukraina.

Menyusul hal ini, Stoltenberg memastikan bahwa setiap penggunaan senjata kimia "akan mengubah sifat konflik".

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved