Pembunuhan Ibu dan Anak

Aksi Peduli Kemanusiaan Astri dan Lael Berlanjut, 1000 Lilin Hingga Aksi Bisu Dua Hari

para orator berharap seluruh masyarakat yang hadir dapat mendukung dan mengawal penuntasan kasus ini.

Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Beberapa anak-anak saat ikut membakar lilin dalam aksi peduli kemanusiaan kasus Astri Manafe dan Lael Maccabe di depan Mapolda NTT, Sabtu 5 Maret 2022.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Aliansi Peduli Kemanusiaan di Kota Kupang terus melakukan aksi menuntut adanya keadilan atas pembunuhan Astri Manafe dan Lael Maccabe. Aksi dengan berbagai elemen masyarakat itu, kali ini menyalakan 1000 lilin dan aksi bisu di depan Mapolda Nusa Tenggara Timur.

Aksi itu berlangsung 4-5 Maret 2022 di depan Mapolda NTT. Pada tanggal 5 Maret 2022, masa aksi memulai aksinya sekitar pukul 21.00 Wita dengan menyalakan lilin sepanjang pagar Mapolda, hingga didepan rumah jabatan Kapolda NTT.

Selain melakukan aksi 1000, dilakukan juga panggung rakyat. Masa aksi diketahui nginap didepan Mapolda NTT. Sementara itu, aparat kepolisian dari Resort Kupang Kota juga melakukan penjagaan dilokasi kegiatan.

Baca juga: Sekda NTB Ungkap Masalah Terbesar Pemprov Jelang MotoGP Mandalika

Selain orang dewasa, hadir dalam aksi ini anak-anak yang ikut menyalakan lilin, ada juga perwakilan pihak keluarga Astri Manafe dan Lael Maccabe. Masa aksi kemudian menggelar doa bersama dipimpin Pdt. Emi Sahertian dan refleksi didepan Mapolda NTT.

Dalam orasinya, para orator berharap seluruh masyarakat yang hadir dapat mendukung dan mengawal penuntasan kasus ini.

Hadirnya Aliansi ini, merupakan buntut dari bobroknya sistem keadilan yang tidak berpihak pada masyarakat.

Perwakilan GMKI Cabang Kupang, dalam orasinya menyebut aksi hingga ketujuh kali ini merupakan bentuk integritas dan komitmen bersama mencari keadilan di Nusa Tenggara Timur, terutama dalam kasus yang menimpa Astri dan Lael. 

Baca juga: Pemprov NTT Bersama Ombudsman RI Teken Renja 

"Lilin itu menjadi simbol matinya keadilan di NTT. Terang lilin, menurutnya, menjadi bagian yang akan memberi cahaya demi penegakan keadilan," katanya.

Koordinator Aliansi Peduli Kemanusiaan, Kristo Kolimon, dalam pernyataannya sebelum doa bersama, menuturkan perjalanan aliansi yang telah berjuang sejak Desember 2021 lalu, bahkan hingga pergantian Kapolda NTT yang baru, kasus ini disebut belum ada titik terang.

"Lilin ini akan menandakan bahwa keadilan bagi keluarga, masih jauh dari harapan. Kapolda baru dan lama sama, keadilan bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur masih jauh dari harapan," sebutnya.

Baca juga: Pemprov NTT Minta Hentikan Polemik Pelantikan Wabup Ende Erik Rede

Ia mempertanyakan posisi pihak Polda NTT yang disebut hanya menemui tersangka Randi Badjideh, sedangkan, bagi keluarga dan aliansi yang telah berupaya untuk meminta untuk bertemu, namun tidak ada jawaban apapun.

"Minggu depan kami akan melakukan aksi damai jilid VIII. Kami tidak akan berhenti melakukan aksi selama 100 hari kerja Kapolda NTT yang baru," kata kristo.

Pantaun POS-KUPANG.COM, dilokasi aksi damai ini berlangsung hingga pukul 22.30 Wita. Para pengendara yang melintasi ruas jalur didepan Mapolda NTT, terpantau ramai lancar meski terjadi sedikit perlambatan. Pihak kepolisian dari Satlantas Polres Kupang Kota yang berada di lokasi, kemudian mengatur arus lalu lintas.

Baca juga: Pemprov NTT Tidak Mau Berpolemik Pelantikan Wabup Ende

Demonstrasi ini akan berlanjut hingga esok hari. Massa aksi akan menginap didepan Mapolda NTT. Solidaritas dari berbagai pihak, disebut membantu kelancaran aksi ini, termasuk pasokan logistik bagi masa aksi.

Kakak kandung Astri Manafe, Jek Manafe dalam kesempatan itu, mengatakan, ia bersama keluarga besar tentu sangat mendukung gerakan dan doa dari aliansi. Namun, dia menyebut, kepercayaan yang besar diberikan bagi
penyidik Polda NTT agar bisa menuntaskan kasus ini.

Sementara itu, Darce Rangga Boro, aktivis perempuan di aliansi tersebut menyebut aksi diam dalam gelaran aksi jilid VII ini sebagai bentuk kritikan kepada Polda NTT. Gerakan ini juga bukan pesimis yang diperlihatkan. 

Dengan aksi diam diri itu, agar Polda NTT tidak berlarut dalam menangani masalah ini. Bahkan hal ini telah menimbulkan kegelisahan bagi semua orang.

Baca juga: Pemprov NTT Tidak Mau Berpolemik Pelantikan Wabup Ende

Yaherlof FoE, aktivis perempuan lainnya, menyampaikan penyidik Polda NTT belum bekerja maksimal. Pasalnya, sejak tersangka Randi Badjideh menyerahkan diri, sejauh ini tidak ada pengembangan lebih lanjut atas kasus ini.

Dengan kondisi dan berlarutnya penanganan kasus ini, Yaherlof menyebut ia bersama aliansi akan tetap mengawal kasus ini hingga tuntas jangan jadi preseden bagi orang lain.

"Aliansi akan tolak tiap bukti atau petunjuk yang tidak valid yang diberikan ke kejaksaan," katanya. (*)

Berita Pembunuhan Ibu dan Anak Hari Ini

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved