Berita Nasional

Ternyata Bukan Ahok Orang Tionghoa yang Pertama Pimpin DKI Jakarta, Lantas Siapa? Ini Penjelasannya

Anda salah kalau menyebutkan bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merupakan orang pertama dari etnis Tionghoa yang pertama pimpin DKI Jakarta.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Henk Ngantung, sosok Gubernur DKI Jakarta dari etnis Tionghoa. Sosok ini ditunjuk Presiden Soekarno jadi Gubernur DKI Jakarta, namun tiba-tiba dicopot tanpa alasan yang jelas. 

Dari catatan sejarah, terungkap bahwa Daan Jahja menjabat sangat singkat sebagai Gubernur Militer Jakarta. Ia menjabat hanya tiga bulan saja.

Ia ditunjuk Presiden Soekarno memegang kendali Ibu Kota setelah Indonesia secara resmi diakui kedaulatannya seusai Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Saat itu memang kondisi politik nasional masih sangat labil.

Untuk diketahui, sebelum menjadi pejabat Gubernur DKI Jakarta, Henk Ngantung mendampingi Soemarno Sosroatmodjo sebagai gubernur.

Baca juga: Foto Bareng Sahabat, Veronica Tan Dipuji Bak Artis Korea, Begini Penampilan Terbaru Eks Ahok BTP

Soemarno Sosroatmodjo berkuasa selama 4 tahun mulai dari tahun 1960 - 1964.

Setelah empat tahun menjabat, Soemarno Sosroatmodjo digantikan oleh Henk Ngantung.

Selama memimpin DKI Jakarta, Soemarno Sosroatmodjo didampingi oleh Henk Ngantung.

Namun ketika Henk Ngantung memimpin DKI Jakarta, tiba-tiba ia dicopot dari jabatannya pada Juli 1965.

Meski demikian, Henk Ngantung tercatat sebagai orang etnis Tionghoa dan orang non-Muslim pertama yang menjadi gubernur Jakarta.

Apesnya, tak lama setelah Henk ditunjuk Presiden Soekarno sebagai gubernur, ia dicopot tanpa sebab yang jelas.

Padahal, Henk punya kedekatan dengan Soekarno yang disinyalir berawal dari dunia seni.

Henk seorang pelukis andal yang beberapa kali diminta Soekarno mendesain sejumlah monumen, termasuk Tugu Selamat Datang dan Monumen Pembebasan Irian Barat.

Suasana saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) berjabat tangan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) beberapa waktu lalu
Suasana saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (kanan) berjabat tangan dengan Gubernur DKI Anies Baswedan (kiri) beberapa waktu lalu (Istimewa)

Tahun 1965, aroma kekuasaan Soeharto mulai jelas tercium. Karier Henk sebagai birokrat pun tamat ketika ia dicap sebagai “pengikut PKI (Partai Komunis Indonesia)”.

Cap yang kemudian jadi kegemaran rezim Orde Baru di bawah Soeharto itu, menjadikan Henk Ngantung tak bisa berkutik.

Tak diketahui pasti dari mana asal mula tuduhan “pengikut PKI” kepada Henk Ngantung itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved