Berita Nasional
Ternyata Bukan Ahok Orang Tionghoa yang Pertama Pimpin DKI Jakarta, Lantas Siapa? Ini Penjelasannya
Anda salah kalau menyebutkan bahwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok merupakan orang pertama dari etnis Tionghoa yang pertama pimpin DKI Jakarta.
Dalam kasus cap PKI terhadap Henk, pria kelahiran Manado, 1 Maret 1921, itu tak pernah disidang dan diberi kesempatan untuk membela diri.
Cap PKI merontokkan karier Henk. Istri Henk, Hetty Evelyn Ngantung Mamesah pun merasakan dampaknya.
Dan, Hetty Evelyn Ngantung pun membeberkan kenangan pahitnya ketika suaminya dicopot tanpa alasan.
“Pagi-pagi di depan rumah kami di Tanah Abang II banyak RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) sedang mengepung tangsi Tjakrabirawa."
Baca juga: Ahok Ramal 5 Tahun Lagi Tidak Ada yang Beli BBM, SPBU Bakal Sepi, Apa yang Terjadi pada Kendaraan?
"Kami tidak tahu apa yang terjadi. Kehidupan kami selanjutnya menjadi susah hingga harus jual rumah,” kata Evelyn dalam berita harian Kompas pada 9 Juni 2006.
Tragedi yang menimpa kehidupan Henk dan istri bermula pada sekitar Gerakan 30 September (G30S) 1965.
Peristiwa itu juga yang memaksa Henk dan Evelyn melego rumah mereka di kawasan cukup elite, Jalan Tanah Abang II, Jakarta.
“Kami jual rumah itu karena tidak punya uang lagi. Kan sejak Pak Henk dicopot sebagai gubernur tahun 1965, Pak Henk tidak diberi pensiun. Sampai akhirnya tahun 1980, baru diberi uang pensiun oleh pemerintah,” ujar Evelyn (harian Kompas edisi 14 Oktober 2012).
Uang hasil penjualan rumah di Jalan Tanah Abang II itu digunakan untuk membeli rumah di permukiman padat penduduk di pinggir Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, seharga Rp 5,5 juta.
Pasca Henk Ngantung Tutup Usia
Sejak 12 Desember 1991, Evelyn tetap tinggal di rumah mereka di gang sempit Jalan Dewi Sartika.
Saat itu, Henk Ngantung telah tutup usia. Alhasil, istri mantan gubernur Jakarta pun mesti tidur di kolong atap rumah yang hampir seluruhnya bocor.
“Saya bertahan di rumah ini karena penuh kenangan dengan Pak Henk,” tutur Evelyn (Kompas 14 Oktober 2012).
Banyak ruangan di rumah itu yang tak bisa lagi dipakai.
Beberapa foto dan lukisan (Henk seorang pelukis) terpaksa hanya ditaruh di kursi, karena tidak aman jika dipajang di dinding.