Demo Mahasiswa Undana Kupang

Dekan FISIP Undana Kupang: Perjuangan Hari ini Mengenai Gedung Untuk Dua Prodi Saya

Dekan FISIP Undana Kupang: Perjuangan Hari ini Mengenai Pembangunan Gedung Untuk Dua Prodi Saya

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Mahasiswa FISIP demonstrasi di depan Gedung Rektorat Undana Kupang. Kamis 17 Februari 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Mahasiswa dan dosen di Fakultas Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur menggelar aksi demonstrasi ke rektorat menuntut adanya perbaikan dan pembangunan gedung bagi fakultas itu demi kelancaran perkuliahan mahasiswa.

Demonstrasi yang digelar pada Kamis 17 Februari 2022 pagi sekira pukul 08.00 Wita itu, dimulai dari depan gedung fakultas FISIP. Pendemo kemudian jalan kaki ke depan gedung rektorat yang letaknya di bagian barat gedung FISIP.

Tiba didepan gedung rektorat, ribuan masa aksi itu meminta agar Rektor Undana Maxs Sanam, untuk menemui para pendemo didepan gedung rektorat. Sambil berorasi, demonstran meneriaki agar rektor segera datang ke hadapan para pendemo.

Sekitar 30 menit berorasi, rektor Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr drh Maxs UE Sanam, MSc menemui massa aksi.

Baca juga: Hari Ini Aksi FISIP Menggugat, Rektor Undana: Tidak Didompleng Kepentingan Lain

Maxs Sanam dijaga ketat aparat keamanan di kampus itu. Maxs mengajak agar dilakukan dialog mengenai hal ini dalam ruangan.

Di ruangan Lantai III Gedung Rektorat, perwakilan mahasiswa dan dosen dari FISIP melakukan dialog bersama Rektor Maxs Sanam dan jajarannya. Pertemuan itu berlangsung sejak pukul 10.30 Wita hingga 12.40 Wita.

Dekan FISIP Dr Drs Melkisedek NBC Neolaka, MSi menjelaskan, kedatangan ia dan mahasiswa merupakan perjuangan untuk memperoleh gedung bagi dia prodi di fakultas yang ia pimpin.

"Bahwa apa yang kami lakukan hari ini prosedurnya itu sebenarnya kami sudah lakukan. Hanya berkaitan dengan, bukan kepentingan saya, tapi kepentingan mahasiswa. Perjuangan untuk memperoleh ruangan, gedung untuk dua prodi saya. Itu yang kami perjuangkan saat ini," kata Malkisedek.

Baca juga: Mahasiswa FISIP Undana Mengaku Tidak Betah Belajar, Beberkan Kendala yang Dihadapi

Dua program studi (prodi) yakni Prodi Ilmu Politik dan Ilmu Komunikasi menurut dia, sejak berdiri dari tahun 2008 lalu tidak pernah memperoleh fasilitas ruangan kuliah yang memadai. Mahasiswa berkuliah pindah-pindah tempat, hingga berkuliah di ruang perpustakaan.

Malkisedek menuturkan, ketika ia dilantik oleh rektor sebelumnya, dirinya telah membangun komunikasi dengan dosen dan staf di fakultas itu agar mengupayakan gedung bagi kedua prodi itu agar berkuliah dengan baik.

"Sejak saat itu saya berjuang, agar kalau bisa kami diberi wewenang, diberikan gedung untuk mahasiswa kami bisa kuliah secara baik," kata dia.

Untuk itu, pembangunan gedung yang sudah dikerjakan agar segera dirampungkan untuk bisa digunakan tahun ini tanpa ada penundaan lanjutan pembangunan ke tahun berikutnya.

Sebab, yang disampaikan dirinya, telah dibicarakan juga dengan Rektor dan WR II. Kedua petinggi kampus itu, menurut Dekan Melkisedek, bahwa akan diselesaikan tahun ini.

Baca juga: BREAKING NEWS: Mahasiswa Fisip Demo Rektor Undana, Tuntut Fasilitas Kuliah Diperbaiki

Ia pun telah menyampaikan informasi dari rektor dan PR dua itu kepada pimpinan di fakultas yang dia pimpin. Namun, dalam perjalanan proses pembangunan itu kemudian tidak dilanjutkan dan tidak selesai tahun ini.

Menanggapi itu, Rektor Maxs Sanam mengaku demonstrasi merupakan hal wajar. Dia tidak melarang mahasiswa untuk melakukan demonstrasi, karena itu merupakan hak dan sebagai bentuk pembelajaran sekaligus kritik dan pengawasan terhadap lembaga.

Maxs Sanam menyebut, mestinya demonstrasi itu harus dipahami subtansi dari demo itu sendiri.

"Itu yang saya sesalkan sebagai pimpinan. Itu subtansinya. Ada dosen yang tidak ngajar, pergi ke pasar, itu ada orang inbox, WA ke saya, protes. Saya kira ini menjadi konsen kita untuk demo," kata Maxs.

Baca juga: Protes Mahasiswa Fisip Undana Kupang: Kami Bukan Anak SD 

Dia menyingung mengenai pertemuan dengan dirinya bersama dekan FISIP.

Maxs Sanam mengaku kalau, dekan mungkin salah menafsirkan. Ia menceritakan, sewaktu keduanya bertemu, dia menyampaikan agar pembangunan gedung itu dihentikan sementara dan dilanjutkan tahun depan. Pembicaran itu pun disambut baik oleh dekan.

Pada gedung lainnya juga demikian. Maxs Sanam mengatakan tidak akan membiarkan adanya pembangunan gedung yang mangkrak. Pembangunan tetap dilanjutkan dengan melihat pada sisi anggaran.

"Itu seingat saya yang saya katakan seperti itu. Saya tidak bilang bahwa harus kita finishing tahun ini. Saya belum punya data fisip itu butuh dana berapa, saya bukan orang teknik yang tauh uangnya berapa. Posisi keuangan juga saya belum tanya WR (Wakil Rektor) II dan bagian perencanaan," tegas Maxs Sanam.

Undana, kata dia, bukan saja fakultas kedokteran hewan dan fakultas hukum ataupun FISIP. Sehingga dengan kondisi keuangan yang terbatas ini perlu diatur sebaik mungkin.

Baca juga: Dekan FISIP Undana Kupang, Marsel Neolaka: Saya Kecewa

Dia mengajak agar tidak melihat banyak bangunan yang dikerjakan, karena anggaran pembangunan disediakan menggunakan PNBP, bukan APBN.

Oleh Rektor sebelumnya, memang dilakukan beberapa pembangunan, namun itu menggunakan APBN yang nilainya besar.

Sementara, pasca dia menjabat sebagai Rektor justru anggaran itu menurun hingga Rp 60 miliar setahun yang diatur melalui kebijakan prioritas dari Rektor sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Dana itu bukan termasuk dalam DIPA.

Anggaran tersebut juga, menurut Maxs Sanam masih bersifat fleksibel yang bisa saja masuk pada kebutuhan lain dalam tahun berjalan. Nilai pembangunan Rp10 miliar bagi gedung di FISIP, menurut perhitungan tidak akan selesai tahun ini.

Baca juga: Rektor Undana Minta Civitas Akademika FISIP Agar Bersabar

Dengan kebutuhan lain untuk pembangunan rumah sakit sebagai salah satu titik pendapatan, sehingga sebagian anggaran pun dialihkan dari pembangunan gedung FISIP ke rencana pembangunan di rumah sakit itu.

Menurut dia, bukan saja FISIP yang anggarannya dicopot, tapi di fakultas lain juga dilakukan pemangkasan guna mendukung rencana tersebut.

"FKIP itu sebelumnya Rp 7,5 miliar, kami potong Rp 3,5 miliar kami tarik untuk top up kebutuhan prioritas yang lain," katanya.

Maxs Sanam mengaku, jika dalam perhitungan teknik gedung itu tidak selesai tahun ini maka, tahun depan akan kembali diupayakan untuk bisa rampung.

Baca juga: Rektor Undana Apresiasi Mahasiswa Berprestasi

Maxs Sanam menyebut, tudingan perihal rektor bayangan seperti yang diutarakan demonstran, merupakan tuduhan yang tidak benar. Sebab, pelaksana kegiatan bekerja atas arahan dirinya.

Ia mengaku mengetahui secara teliti tiap pekerjaan di Undana karena, kalaupun ada perubahan dan sesuatu yang situasional maka dirinya langsung mengetahui, karena sebelum semua data di upload ke sistem, harus ada tandatangan dari dirinya.

Pemberlakuan itu berlaku khusus di dana saldo awal yang dikelola oleh pihak kampus itu.

Maxs Sanam mengajak civitas akademika di FISIP untuk bersabar dan melakukan komunikasi bersama pihak dirinya sebelum melakukan tindakan semacam ini. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved