Demo Mahasiswa Undana Kupang

Rektor Undana Minta Civitas Akademika FISIP Agar Bersabar

Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr. drh. Maxs U. E. Sanam meminta civitas akademika Fisip Undana bersabar

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/IRFAN HOI
Mahasiswa dari FISIP Undana Kupang saat melakukan demonstrasi di depan Gedung Rektorat Undana Kupang, Kamis 17 Februari 2022. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi

POS-KUPANG.COM, KUPANG -  Rektor Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr. drh. Maxs UE Sanam, M Sc, meminta civitas akademika di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) untuk bersabar dalam proses pembangunan gedung bagi kelancaran perkuliahan di fakultas itu.

Maxs Sanam menyampaikan itu ketika menanggapi aksi demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa dan dosen dari FISIP Undana. Demonstran meminta pihak Rektorat agar segera menuntaskan pembangunan gedung FISIP.

"Yang dimaksud ini adalah angaran melanjutkan pembangunan gedung FISIP. Kita biasa gunakan dana Silpa atau saldo awal, tetapi dana ini juga dipakai untuk berbagai kepentingan, jadi dana yanf ada 60 miliar ini tidak kita habiskan seluruhnya," kata Maxs Sanam setelah berdialog dengan perwakilan mahasiswa peserta aksi FISIP MENGGUGAT, Kamis 17 Februari 2022.

Rencana pembangunan, menurutnya, adalah 10 miliar. Hasil analisis dari bagian Teknik menyebut kalau proses pembangunan tidak akan selesai tahun ini. Untuk itu, selaku Rektor, dirinya mengambil kebijakan agar anggaran itu kemudian dipotong agar digunakan pada program prioritas lainnya.

Baca juga: Mahasiswa FISIP Undana Mengaku Tidak Betah Belajar, Beberkan Kendala yang Dihadapi

Anggaran yang terpotong diarahkan dalam mendukung pembangunan gedung rumah sakit milik Undana, dan juga sebagai dukungan bagi program merdeka belajar. Perjalanannya, tahun depan akan dianggarkan lagi untuk menyelesaikan pembangunan gedung FISIP itu.

Menurut Maxs Sanam, harusnya ada komunikasi kepada rektor agar proses dan kebijakan ini tidak salah tafsir.

Dia membantah, adanya tudingan yang menyebut kalau ada pemotongan. Sebab, anggaran dalam DIPA, telah diserahkan ke masing-masing fakultas.

"Kalau ada ruang untuk diskusi, ya silahkan. Saya terbuka, saya pernah sampaikan ke Dekannya, pak punya dana kita rencanakan dulu seperti ini mohon maaf tidak bisa lagi karena ada kebutuhan lain," katanya.

Dia mengaku kalau aksi demonstrasi itu merupakan hal biasa. Namun, ia meminta agar demonstrasi baru bisa dilakukan ketika semua komunikasi sudah tidak berjalan lagi. Sejalan juga dengan demonstrasi merupakan pilihan terakhir.

Baca juga: Dekan FISIP Undana Kupang, Marsel Neolaka: Saya Kecewa

Maxs Sanam mencontohkan pembangunan gedung fakultas pertanian yang memakan waktu hingga lima tahun karena kendala pada anggaran. Pasalnya, dana dari APBN sudah tidak lagi masuk ke Undana sejak tahun 2018. Undana, kini menggunakan dana PNBP yang berasal dari UKT mahasiswa dan pendapatan lainnya.

Anggaran yang sedemikian, harus dibagi dengan beberapa kebutuhan pembelajaran selain pembangunan gedung. Hal ini juga tergantung pada kebijakan rektor untuk melihat lebih detail perihal kebutuhan atau prioritas.

Dia menyayangkan tersendatnya komunikasi dari pimpinan di fakultas terkait kepada rektor. Disebutkannya bahwa bukan hanya FISIP yang mengeluhkan mengenai fasilitas perkuliahan, tetapi fakultas dan prodi lainnya juga mengalami hal serupa.

Setidaknya ada 66 program studi (prodi) yang ada di Undana Kupang dengan rincian 47 prodi di fakultas, 3 prodi profesi, 1 prodi tenun ikat, dan prodi S2 dan S3 dengan total 66 prodi. Semua ini dalam pembangunan menggunakan dana PNBP, sebab APBN tidak menganggarkan soal pembangunan gedung di kampus.

Baca juga: Hari Ini Aksi FISIP Menggugat, Rektor Undana: Tidak Didompleng Kepentingan Lain

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved