Demo Mahasiswa Undana Kupang
Dekan FISIP Undana Kupang, Marsel Neolaka: Saya Kecewa
Ditemui di ruang kerjanya, Dekan FISIP Undana Kupang, Marsel Neolaka, kepada Pos-Kupang.Com mengaku kecewa dengan keputusan di Rektorat
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Adrianus Dini
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Undana Kupang, Marsel Neolaka mengaku kecewa dengan keputusan Rektor Undana Dr drh Maxs UE Sanam terhadap tuntutan mahasiswa peserta aksi FISIP MENGGUGAT.
"Saya tidak puas dengan semua hasil pembicaraan di Rektorat. Pembicaraan tadi tidak sesuai dengan data riil yang saya jalani," ungkap Marsel saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis 17 Februari 2022.
"Saya perlu menggarisbawahi bahwa, apa yang saya jalani di sini bukan untuk kepentingan saya sendiri. Saya tidak berjuang untuk mencari nama. Saya berjuang untuk kenyamananan mahasiswa saya dalam proses belajar," terang Marsel.
"Saya risih melihat anak-anak saya kuliah di gedung yang bukan gedung sendiri. Mereka belajar tidak nyaman. Kalau di perpustakaan yang namanya belajar pasti ribut. Sudah pasti hal tersebut mengganggu mahasiswa lain yang sedang membaca di perpustakaan," keluhnya.
Baca juga: Protes Mahasiswa Fisip Undana Kupang: Kami Bukan Anak SD
"Pak Rektor mnta berempati, lalu siapa yang berempati dengan mahasiswa saya? Keluhan untuk mendapat gedung belajar yang layak ini sudah bertahun-tahun, tetapi belum mendapat respon yang baik," tutur Marsel.
"Pemasukan akademis FISIP pertahun 17 Miliar. Itu artinya dari aspek pemasukan FISIP juga memberikan pemasukan yang baik. Karena itu sudah sepantasnya mahasiswa mendapat ruangan perkuliahan yang layak," terang Marsel.
"Kami mengharapkan pembangunan gedung untuk prodi Ilmu Politik dan Komunikasi tahun ini rampung, tetapi hal tersebut tidak bisa. Tentu saya kecewa, kisahnya.
Baca juga: Prof Alo Liliweri Sebut Mahasiswa Sudah Bayar, Harus Diberi Fasilitas Layak
"Namun begitulah perjuangan. Kadang berhasil, kadang pula gagal. Semua keputusan ada di Rektor sebagai pimpinan tertinggi," ketus Marsel.
"Saya hanya berharap agar Undana perlu mengatur segala aspek secara adil supaya mahasiswa bisa belajar dengan baik," harapnya. (*)