Demo Mahasiswa Undana Kupang
Dekan FISIP Undana Kupang: Perjuangan Hari ini Mengenai Gedung Untuk Dua Prodi Saya
Dekan FISIP Undana Kupang: Perjuangan Hari ini Mengenai Pembangunan Gedung Untuk Dua Prodi Saya
Menanggapi itu, Rektor Maxs Sanam mengaku demonstrasi merupakan hal wajar. Dia tidak melarang mahasiswa untuk melakukan demonstrasi, karena itu merupakan hak dan sebagai bentuk pembelajaran sekaligus kritik dan pengawasan terhadap lembaga.
Maxs Sanam menyebut, mestinya demonstrasi itu harus dipahami subtansi dari demo itu sendiri.
"Itu yang saya sesalkan sebagai pimpinan. Itu subtansinya. Ada dosen yang tidak ngajar, pergi ke pasar, itu ada orang inbox, WA ke saya, protes. Saya kira ini menjadi konsen kita untuk demo," kata Maxs.
Baca juga: Protes Mahasiswa Fisip Undana Kupang: Kami Bukan Anak SD
Dia menyingung mengenai pertemuan dengan dirinya bersama dekan FISIP.
Maxs Sanam mengaku kalau, dekan mungkin salah menafsirkan. Ia menceritakan, sewaktu keduanya bertemu, dia menyampaikan agar pembangunan gedung itu dihentikan sementara dan dilanjutkan tahun depan. Pembicaran itu pun disambut baik oleh dekan.
Pada gedung lainnya juga demikian. Maxs Sanam mengatakan tidak akan membiarkan adanya pembangunan gedung yang mangkrak. Pembangunan tetap dilanjutkan dengan melihat pada sisi anggaran.
"Itu seingat saya yang saya katakan seperti itu. Saya tidak bilang bahwa harus kita finishing tahun ini. Saya belum punya data fisip itu butuh dana berapa, saya bukan orang teknik yang tauh uangnya berapa. Posisi keuangan juga saya belum tanya WR (Wakil Rektor) II dan bagian perencanaan," tegas Maxs Sanam.
Undana, kata dia, bukan saja fakultas kedokteran hewan dan fakultas hukum ataupun FISIP. Sehingga dengan kondisi keuangan yang terbatas ini perlu diatur sebaik mungkin.
Baca juga: Dekan FISIP Undana Kupang, Marsel Neolaka: Saya Kecewa
Dia mengajak agar tidak melihat banyak bangunan yang dikerjakan, karena anggaran pembangunan disediakan menggunakan PNBP, bukan APBN.
Oleh Rektor sebelumnya, memang dilakukan beberapa pembangunan, namun itu menggunakan APBN yang nilainya besar.
Sementara, pasca dia menjabat sebagai Rektor justru anggaran itu menurun hingga Rp 60 miliar setahun yang diatur melalui kebijakan prioritas dari Rektor sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Dana itu bukan termasuk dalam DIPA.
Anggaran tersebut juga, menurut Maxs Sanam masih bersifat fleksibel yang bisa saja masuk pada kebutuhan lain dalam tahun berjalan. Nilai pembangunan Rp10 miliar bagi gedung di FISIP, menurut perhitungan tidak akan selesai tahun ini.
Baca juga: Rektor Undana Minta Civitas Akademika FISIP Agar Bersabar
Dengan kebutuhan lain untuk pembangunan rumah sakit sebagai salah satu titik pendapatan, sehingga sebagian anggaran pun dialihkan dari pembangunan gedung FISIP ke rencana pembangunan di rumah sakit itu.
Menurut dia, bukan saja FISIP yang anggarannya dicopot, tapi di fakultas lain juga dilakukan pemangkasan guna mendukung rencana tersebut.
"FKIP itu sebelumnya Rp 7,5 miliar, kami potong Rp 3,5 miliar kami tarik untuk top up kebutuhan prioritas yang lain," katanya.