Berita Nasional
Sekarang Jadi Jenderal, Tapi Dulu Dudung Abdurachman Jadi Penjual Kue dan Loper Koran, Simak Ini
KSAD Jenderal Dudung Abdurachman kini jadi bahan perbincangan publik setelah memeluk wisudawan Poltekd. Ternyata keduanya punya kisah hidup yang sama.
Otomatis, pangkat pria kelahiran Bandung, 19 November 1965 itu naik dari bintang tiga menjadi bintang empat.
Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 108/TNI/Tahun 2021 tentang Kenaikan Pangkat Dalam Golongan Perwira Tinggi TNI, Letjen Dudung Abdurachman naik menjadi Jenderal TNI.
Momentum ini pun turut memberikan rasa bangga bukan hanya bagi keluarga besar TNI, namun siapapun yang mengenal sosok Pangdam Jaya ke-34.
Adalah Agus Prayitno, sahabat kecil sang Jenderal, yang mengungkapkan perasaan bangganya pada temannya itu.
Agus mengaku, berteman dengan Dudung Abdurachman sejak sama-sama bersekolah di Sekolah Dasar Patrakomala tahun 1979, kemudian berlanjut di SD Kartika Chandra 1 tahun 1982, dan SMAN 9 Bandung 1985.
Baca juga: Jenderal Dudung Tak Marah Dilaporkan ke Puspom AD Tapi Melontarkan Pernyataan Mematikan, Simak Ini
Semasa di sekolah dasar, kata Agus Prayitno, Dudung Abdurachman hobi bermain sepak bola setiap pulang sekolah.
Anak Bandung, Jenderal Dudung Abdurachman resmi menjabat Kepala Staf Angkatan Darat TNI (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa.
Anak Bandung, Jenderal Dudung Abdurachman resmi menjabat Kepala Staf Angkatan Darat TNI (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa. (Capture Kompas TV)
"Sewaktu kecil, beliau selalu menghabiskan waktu dengan bermain sepak bola di pinggir Stadion Siliwangi yang sekarang jadi kolam renang Oasis, setiap habis pulang sekolah. Selain lokasi itu dekat dengan sekolah, tapi juga dekat dengan rumah beliau di Jalan Sumbawa," ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Rabu 17 November 2021.
Di masa duduk di bangku SMP, Jenderal Dudung memiliki hobi lain yaitu bermain musik bahkan sempat membentuk band bersama teman-teman sekolahnya. Ia pun aktif dalam kepengurusan dan berbagai kegiatan organisasi sekolah, termasuk OSIS.
"Kebetulan waktu SMP kami sekelas, jadi saya tahu apa saja kegiatan dan kegemaran beliau. Sedangkan di SMA, kita beda kelas walaupun satu jurusan di kelas IPA."
"Seperti anak remaja pada umumnya, kami juga suka nongkrong di Centrum, Jalan Sumbawa, dan makanan kesukaannya adalah sayur kacang merah. Sampai sekarang, sayur kacang merah menjadi menu wajib setiap makan," ucapnya.
Salah satu kenangan yang Ia dan teman-teman seangkatannya paling diingat adalah, saat terjadi selisih paham antara kelas IPA dan IPS. Saat itu, Dudung yang maju menghadapi anak-anak kelas IPS untuk membela teman-temannya di kelas IPA.
Baca juga: TNI Kirim Yonif Raider 136/TS ke Papua Lawan KKB, KASAD Jenderal Dudung Bikin Haru Temui Prajurit
"Saat kejadian itu, gerbang sekolah sampai di tutup. Memang dari dulu Dudung ini solidaritasnya sangat tinggi dan emang anaknya supel, enggak heran kalau dari SMP, lalu di SMA, bahkan sampai sekarang temannya banyak. Dudung juga enggak pernah membeda-bedakan teman, baik secara kemampuan ekonomi maupun latar belakang sosialnya," ucapnya.
Pria yang akrab disapa Amung tersebut menuturkan, sikap solidaritas dan peduli kepada siapapun terus dijaga, termasuk saat Dudung menjabat sebagai Gubernur Akmil pada 2018.
Bahkan, dalam setiap ada kesempatan untuk bertemu dengan teman-teman lamanya di Kota Bandung, ia selalu berkata "Jangan lihat saya sebagai Jenderal, saya adalah teman kamu di masa SMP/SMA mari kita bahas cerita saat sekolah dulu".
Kata-kata Dudung Abdurachman itu membuatnya disenangi oleh semua temannya.
Menurutnya, perjalanan Jenderal Dudung semasa kecil dan remaja tidak mudah, bahkan saat SMP, Dudung pernah membantu ekonomi keluarganya dengan berjualan kue.
Saat SMA pun, Dudung Abdurachman pernah menjadi loper koran dan menjaga kios dagangannya di Saparua.
"Pengalaman prihatin itulah yang membuatnya tidak membeda-bedakan teman dan mau bergaul dengan siapa saja. (Dia) tidak peduli teman lamanya adalah pekerja kantoran, pengusaha, ataupun tidak memiliki pekerjaan, semua dia angkat, dia perhatikan semuanya, tidak menunjukkan bahwa dia punya pangkat," ujar Pengusaha Bubur Ayam PMI 79, Kota Bandung.
Kebersamaan keduanya sempat terpisah selama beberapa tahun saat menjelang dewasa, karena harus menempuh jalan karir masing-masing, Agus yang diterima di Fisip Unpad dan Dudung di Akademi Militer pada tahun 1985.
Baca juga: Jenderal Dudung Abdurachman Jadi KSAD, Dituding Anak Emasnya Jokowi & Megawati, Dudung Buka Suara
Keduanya kembali bertemu pada sebuah kegiatan reunian SMAN 9 Bandung angkatan 1985 yang digelar tahun 2017. Saat itu Dudung berkesempatan hadir dan langsung memeluk teman-teman lama yang dijumpainya disana.
Meskipun Dudung Abdurachman telah menjadi KSAD, Agus berharap agar temannya itu tetap menjadi sosok yang selalu dirindukan oleh teman-temannya, dengan sikap supel, tegas, bersahaja, dan peduli terhadap semua orang.
"Selain mendoakan yang terbaik bagi Dudung, saya berharap agar dia tetap seperti dulu sebagai sosok yang supel, tegas, bersahaja, dan peduli terhadap semua orang. Sekali lagi saya ucapkan selamat atas jabatan baru yang diamanahkan sebagai KSAD," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Jenderal Dudung Peluk Mantan Tukang Gorengan Jadi Wisudawan Poltekad, Addie MS: Kesamaan Masa Lalu