Berita Nasional
Jawa Barat Dominan Pelanggaran Kebebasan Beragama, Wagub Uu Tepis Provinsi Intoleran
Sepanjang 2021 lalu tercatat sebanyak 40 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan yang terjadi di Jawa Barat.
"Lalu yang tren menarik juga selain Kalimantan Barat, kita bisa melihat ada satu provinsi yang sering masuk ke 5 besar dan 10 besar sejak 2007, tetapi dia sekarang sudah tidak masuk lagi ke sini tahun 2021 yaitu Provinsi Aceh," kata Syera.
Baca juga: Wakil Presiden Indonesia, K.H. Maruf Amin Canangkan Kota Tomohon Sebagai Kota Toleransi
Meski begitu, Syera mengatakan bahwa dengan tidak masuknya Aceh di posisi 10 besar, bukan berarti tidak ada permasalahan yang terjadi.
Di mana, ada banyak permasalahan yang masih ada. Misalnya kasus gereja Aceh Singkil yang masih sekarang belum selesai sejak tahun 2015. "Jemaat Kristen di gereja-gereja itu masih beribadah di terpal," ujar Syera.
Syera pun menjelaskan, Setara Institute melihat kenapa Aceh bisa keluar dari pengkategorian top 10 karena di tahun 2021 pemerintahnya tidak mengeluarkan kebijakan yang diskriminatif. Sehingga, peristiwa-peristiwa pelanggaran KBB di Aceh merupakan warisan dari permasalahan di tahun sebelumnya.
"Dalam pemantauan kami tidak ditemukan kebijakan diskriminatif yang dikeluarkan oleh pemerintah di Aceh dan juga tidak terjadi peristiwa peristiwa pelanggaran yang baru. Jadi mungkin itu lebih banyaknya adalah peristiwa warisan dari tahun-tahun sebelumnya," jelasnya.
Baca juga: Dirjen Bimas Katolik Ajak Mahasiswa Jaga Perdamaian dan Kerukunan, Junjung Tinggi Toleransi
Wagub Uu Bantah
Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum mempertanyakan hasil temuan Setara Institute yang menyatakan Provinsi Jawa Barat sebagai daerah dengan jumlah pelanggaran KBB terbanyak di Indonesia, yakni sebesar 40 peristiwa sepanjang 2021.
Uu mengatakan hasil riset Setara Institute itu tidak sesuai dengan survei yang dilakukan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Jabar, yang menyatakan KBB di Jabar menempati peringkat terbaik ke-6 di Indonesia.
"Kalau ada yang bilang Jabar ini intoleran, itu tidak benar. Kita sudah kroscek ke Bakesbangpol, hasilnya Jabar menempati peringkat 6 sebagai daerah dengan KBB terbaik. Tidak benar jika Jabar disebut intoleran," kata Uu saat dihubungi, Kamis 10 Februari 2022.
Ia meminta Setara Institute menunjukkan di mana saja lokasi dugaan pelanggaran KBB tersebut di Jabar. Bukan sekedar menyatakan bahwa Jabar paling banyak mengalami pelanggaran KBB.
Baca juga: Wagub NTT Tegaskan Tidak Ada Tempat Untuk Intoleransi di NTT
"Coba sampaikan kepada kami, di mana saja, kelompok mana yang merasa terganggu, jangan asal tunjuk. Biar saya yang datangi dan selesaikan langsung," katanya.
Uu juga meminta Setara Institute untuk berjalan-jalan lebih jauh ke berbagai kota dan daerah di Jabar. Bisa disaksikan, katanya, banyak tempat ibadah didirikan di Jabar, dari mulai mall, pertokoan, sampai rumah.
"Dan masyarakat tidak mengganggu tempat ibadah itu, mau didirikan di mana juga. Tidak protes atau apa. Kita selalu bertoleransi di sini, saling menghargai dan tidak mengganggu, kenapa selalu digembar-gemborkan paling intoleran," katanya.
Ia mengatakan sangat tidak adil jika yang dihitung hanya pelanggaran KBB, namun tidak menghitung penghargaan masyarakat terhadap KBB.
Baca juga: Toleransi di Masjid Al-Hidayah Nisa Nulan Adonara, Hewan Kurban untuk Umat Nasrani
Ia meyakini kalaupun terjadi pelanggaran KBB, jumlahnya akan jauh lebih kecil daripada masyarakat yang selama ini menjaga KBB.