Menhan Prabowo Lanjutkan Program Komponen Cadangan
Sasaran kebijakan yang masih berlangsung akan dilanjutkan, di antaranya kebijakan pembentukan komponen cadangan.
Selain Komcad, pada Tahun 2022 ini sejumlah kebijakan pertahanan juga turut dilakukan Kemhan. Di antaranya pembangunan postur TNI, perwujudan pertahanan yang bertumpu pada pulau-pulau besar dan penguatan pertahanan di wilayah selat-selat strategis.
Kendati demikian, Prabowo mengatakan sejumlah kebijakan itu masih dapat berubah seiring perkembangan serta munculnya ancaman bagi negara.
Baca juga: 6 Pernyataan Kapolda NTT Irjen Setyo Terkait Kasus Astri Lael, Sebut Jaksa Tak Minta Outopsi Ulang
"Seiring dengan perkiraan munculnya berbagai ancaman sebagaimana dampak pertumbuhan lingkungan strategis, beberapa sasaran kebijakan mengalami perubahan," kata Prabowo.
Adapun terkait rencana pembelian pesawat tempur generasi 4,5, yakni Dassault Rafale buatan Perancis, Prabowo mengatakan rencana itu terus berproses. Ia menyebut pembelian itu tinggal mengaktifkan kontrak.
"Rafale yang sudah agak maju. Rafale sudah agak maju, saya kira tinggal mengaktifkan kontrak saja," kata Prabowo.
Soal rencana pembelian Rafale itu sebelumnya diketahui lewat pertemuan pada 22 Oktober 2021 antara Prabowo dengan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly.
Dikutip dari akun Twitter resmi Kementerian Pertahanan Prancis, Prabowo dan Florence Parly akan melanjutkan pembahasan kerja sama pertahanan yang sudah disepakati kedua negara pada 2017. Kerja sama tersebut meliputi 3 bidang, yakni operasional, pelatihan, dan kemampuan.
Baca juga: Komisi III DPR RI Bongkar Borok Jaksa, Beny Harman Minta Jaksa Agung Copot Kajati NTT
Dilansir Defenseworld.net, Prabowo dan Florence Parly sebelumnya juga telah melakukan pertemuan pada Januari 2020. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo telah melakukan pembicaraan lanjutan dengan Florence Parly untuk pembelian pesawat jet tempur Rafale, kapal selam Scorpene dan korvet Gowind.
Kepada Florence, Prabowo mengungkapkan ketertarikan Indonesia untuk memperoleh 48 jet Rafale hingga 4 kapal selam Scorpene yang dipersenjatai dengan rudal Exocet SM39 dan dua korvet Gowind seberat 2.500 ton. Pembelian alutsista tersebut diperkirakan bernilai USD 25-28 miliar.
Sedangkan mengenai rencana pembelian F-15EX, Prabowo menambahkan saat ini proses masih berkutat pada tahap negosiasi dengan Amerika Serikat. "F-15 (F-15EX) kita masih dalam tahap negosiasi," kata Prabowo.
Baca juga: Jejak Jaksa Kundrat Mantolas di NTT, Anaknya Pernah Diculik Tersangka
Terkait pembelian pesawat, sebelumnya pernah diutarakan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo. Ia mengatakan, rencana pembelian pesawat tempur telah mengerucut ke dua jet tempur, yakni Dassault Rafale dan F-15EX.
Dengan rencana tersebut, Fadjar mengatakan, pemerintah meninggalkan rencana pembelian jet tempur Sukhoi Su-35 asal Rusia.
Menurutnya, anggaran jadi salah satu pertimbangan utama yang membuat pemerintah memilih untuk membeli Rafale dan F-15 EX. Diketahui, Indonesia berencana memboyong 8 unit F-15 EX.
Baca juga: Baku Tembak dengan KKB di Maybrat Papua Barat, Satu Anggota TNI Tewas, Tiga Kritis dan Luka-luka
Dalam kesempatan Rapim Kemhan kemarin Prabowo menyatakan pihaknya juga sudah menyerahkan sejumlah peralatan buatan dalam negeri untuk TNI.
"Secara simbolis kita serahkan beberapa peralatan untuk TNI produksi dalam negeri kita, produksi pindad yaitu kendaraan berlapis baja, ada badak, ada anoa, ada komodo dan ada beberapa alat-alat untuk angkatan udara dan untuk angkatan laut, kapal patroli ya," katanya. (tribun network/git/dod)