Berita Malaka
Warga 2 Desa Terdampak Badai Seroja di Malaka Tengah Didatangi Tim WKRI
Warga dua desa terdampak badai seroja yakni Desa Naimana dan Desa Fahiluka di Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka didatangi tim WKRI
Penulis: Edy Hayong | Editor: Kanis Jehola
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edi Hayong
POS-KUPANG.COM, BETUN - Dampak dari badai Seroja pada April 2021 lalu masih dirasakan warga dua desa di Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka yakni Desa Naimana dan Desa Fahiluka.
Trauma dan kehilangan harta benda akibat Seroja ini mendorong Organisasi Kemasyarakatan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Keuskupan Atambua turun menemui para korban.
Ketua Presidium WKRI DPD Keuskupan Atambua, Agustina Asa disela-sela kegiatan, Minggu (10/1/2022) menuturkan, kehadiran Tim ini untuk memberikan bantuan bibit bagi masyarakat di Desa Fahiluka dan Naimana di Kecamatan Malaka Tengah.
Walau diakuinya, untuk Kabupaten Malaka sendiri yang menjadi Desa dampingan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Keuskupan Atambua yakni Desa Fahiluka, Naimana dan Wederok.
Baca juga: BNPB Sudah Transfer Dana Stimulan Bagi Warga NTT yang Terdampak Badai Seroja
Agustina menyebut, pembagian bibit berupa bibit jagung dan bibit labu sebagai bentuk pemulihan ekonomi bagi masyarakat terdampak badai siklon tropis Seroja yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Malaka.
"Ini merupakan program perdana dari dana solidaritas dimana Keuskupan Atambua merupakan pilot projects untuk bantuan pasca bencana Seroja," jelas Agustina.
Agustina menambahkan, pada tahun 2021 lalu pada saat terjadi bencana pihaknya sudah mengambil beberapa wilayah terdampak untuk dijadikan sebagai sampel.
"Harapan kami tentu benih yang diberikan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga. Selain itu bisa juga untuk menambah kebutuhan makanan setiap hari. Dan bibit labu semoga bisa memperbaiki gizi keluarga," tandasnya.
Agustina menyampaikan pula bahwa bibit yang diberikan kemudian ditanam warga, ketika memperoleh hasil maka mereka akan membelinya kembali.
Baca juga: Dana Stimulan Bagi Warga NTT Terdampak Badai Seroja Ditransfer BNPB
Pasalnya, WKRI sudah bekerjasama dengan Toko Kharisma untuk menyalurkan produk jagung. Sementara kalau untuk labu mereka akan beli untuk konsumsi keluarga saja.
Dirinya berharap agar masyarakat bisa memanfaatkan 58 kilogram jagung dan 58 bungkus labu untuk ditanam di pekarangan setiap keluarga.
Dikatakannya, terkait dengan pola pendampingan kedepan pihaknya akan menyiapkan tenaga fasilitator untuk setiap desa sebanyak 6 orang yang diambil dari masyarakat setempat dan ditambah dengan panitia.
"Kami akan mengambil dari masyarakat setempat dan ditambah dengan panitia. Dan kami utamakan kaum perempuan karena organisasi ini untuk perempuan sehingga kami mau memberdayakan perempuan," katanya.
Dirinya menegaskan bahwa pada proyek ini tidak dilakukan sistem ijon. Karena WKRI mau menghargai orang bekerja dengan harga yang layak sesuai harga pasaran.