Berita Flores Timur

Bulan Ini, 2 Warga Flotim Tewas Kesetrum Listrik, Ini Tanggapan Manager PT PLN ULP Adonara

Bulan Ini, 2 Warga Flotim Tewas Kesetrum Listrik, Ini Tanggapan Manager PT PLN ULP Adonara

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/AMAR OLA KEDA
Keluarga korban sedang meratapi kematian Kahalias Ola, bocah empat tahun yang tersengat arus listrik di Desa Lambunga, Pulau Adonara 

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA- Bocah empat tahun, Khailas Ola di Desa Lambunga, Kecamatan Kelubagolit, Kabupaten Flores Timur ( Flotim), tewas tersengat listrik, Kamis 25 November 2021, sekitar pukul 2:00 WITA.

Sementara Manager PT PLN ULP Adonara, Theo Aji Caraka, mengucapkan rasa belasungkawanya atas kejadian tersebut.

Bocah malang ini tewas saat melintas dekat kabel arde (kabel massa) di rumah milik, Lukman Luli. Keluarga sempat melarikannya ke Puskesmas, namun nyawanya sudah tak tertolong.

Keluarga korban, Thomas Dosi Wara mengatakan jika korsleting itu lantaran salah sambung kabel oleh petugas PLN beberapa waktu lalu.

Sesaat setelah diinstalasi petugas PLN, kata dia, ia sempat mencoba menghidupkan MCB. Dan, ternyata ada kesetrum di dinding rumah. Mengetahui itu, ia langsung meminta keluarga mengadukan hal itu ke PLN.

"Saya coba hidupkan MCB dan ada strum. Ternyata ada kabel yang terpasang terbalik. Kabel arde (masa) sebenarnya tidak ada arus, tapi karena salah sambung, makanya ada strum. Saya berharap pihak PLN bertanggungjawab atas kejadian ini," ujarnya kepada wartawan, Kamis 25 November 2021.

Kematian bocah malang ini menambah deretan korban jiwa akibat dugaan kelalaian petugas PLN dalam menjalankan tugas perawatan dan perbaikan jaringan listrik.

Sebelumnya pada Jumat 12 November 2021, Maria Laju Molan, warga Desa Riangkemie, Kecamatan Ile Mandiri, Kabupaten Flores Timur (Flotim) tewas tragis tersengat arus pendek pada tiang listrik dekat kebun miliknya.

Salah satu keluarga korban, Ipi Daton mengatakan, kematian korban itu diakibatkan kelalaian pihak PT. PLN (Persero) Unit Layanan Pelanggan (ULP) Larantuka yang mengabaikan pengaduan warga. Karena itu, pihak keluarga meminta PT PLN bertanggung jawab atas kematian korban.

"Kami sudah buat laporan kemarin untuk diproses hukum," ujarnya kepada wartawan, Sabtu 13 November 2021.

Ia menuturkan, kejadian nahas itu terjadi sekitar pukul 2.30 WITA, saat korban bersama seorang cucunya menanam jagung di kebun. Tiba-tiba hujan deras mengguyur wilayah itu. Korban kemudian meminta cucunya untuk kembali ke rumah.

Setelah habis menanam, korban pun berniat menyusul cucunya kembali ke rumah. Nahasnya, saat melintasi, korban tiba-tiba tertarik arus ke tiang listrik. Korban pun berusaha melepaskan diri, namun ia malah terpental ke tiang penyangga listrik hingga menghembuskan nafas terakhirnya.

"Korban tewas dengan posisi berdiri dengan tangannya masih terjepit di tiang penyanggah tiang listrik," katanya.

Ia menambahkan, sebelum kejadian nahas kemarin, sudah ada kejadian sebelumnya di lokasi itu yang korbannya merupakan anak kandung korban. Untungnya, korban berhasil diselamatkan warga setempat.

"Setelah kejadian itu, warga sudah buat pengaduan ke pihak PLN, tapi diabaikan. Dan, kemarin terjadi lagi sampai korban meninggal dunia," tandasnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved