Berita Manggarai Barat
Harga Minyak Goreng Naik, Ketua DPRD Mabar Dorong Dinas Perindagkop Lakukan Operasi Pasar
Harga Minyak Goreng Naik, Ketua DPRD Mabar Dorong Dinas Perindagkop Lakukan Operasi Pasar
Penulis: Gecio Viana | Editor: Kanis Jehola
Selanjutnya, dinas terkait juga didesak agar segera melakukan operasi pasar bila diperlukan.
"Kami mendesak instansi terkait ambil langkah strategis dalam hal ini melakukan operasi pasar dan lain sebagainya. Kalau kondisi ini bertahan bahkan meningkat jelang natal dan tahun baru, maka yang kita harapan kita pada operasi pasar. Ini menjadi instrumen kita, jangan sampai komoditi lain naik harga, apalagi dalam masa pandemi saat ini, ibaratnya masyarakat sudah jatuh, tersungkur pula," tegasnya.
Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Dinas Perindagkop Mabar agar membahas persoalan tersebut secara mendalam.
"Lalu mendorong mereka untuk tindak lanjuti
dan lihat anggaran yang ada, agar menindaklanjuti hal tersebut dengan langkah strategis," katanya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah penjual gorengan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), menjerit lantaran harga minyak goreng yang merangkak naik, Kamis 25 November 2021.
Penjual gorengan di Golo Koe, Daniel Jemahu (22) mengaku, dalam sebulan terakhir, harga minyak goreng mengalami kenaikan sebanyak 4 kali.
Setiap harinya, lanjut Daniel, ia menghabiskan sebanyak 18 liter minyak goreng merek Bimoli untuk usaha gorengan miliknya.
"Awal beli Rp 300 ribu, lalu naik perlahan hingga sampai saat ini satu jeriken minyak goreng 18 liter itu Rp 345 ribu," katanya diamini rekannya.
Daniel mengaku, gorengan yang ia jual lesu pembeli akibat pandemi Covid-19. Adanya kenaikan harga minyak goreng ini semakin memperparah pemasukannya.
"Semoga harga minyak goreng turun. Karena kalau kami kasih naik harga gorengan nanti tidak ada yang mau beli. Kami pun terpaksa tetap bertahan untuk jualan agar pelanggan tidak lari," harap Daniel.
Hal senada disampaikan penjual gorengan di Pasar Rakyat Batu Cermin, Ira.
Perempuan berusia 40an tahun itu mengakumengaku harga minyak goreng yang naik berpengaruh terhadap pendapatan yang ia dapat dari berjualan gorengan.
"Kalau saya beli minyak goreng ukuran 20 liter seharga Rp 340 ribu, kalau dulu harga kisaran Rp 300 ribu sampai Rp 315 ribu, sekarang mahal," keluhnya.
Pihaknya berharap, agar pemerintah dapat mengambil kebijakan agar harga minyak goreng dapat terjangkau oleh masyarakat, termasuk dirinya sebagai penjual gorengan.
"Mudah-mudahan turun harga minyak goreng ini, sehingga kami jualan pun dapat untung untuk penuhi kebutuhan hidup," katanya.