Berita Pemprov NTT

Dosen Undana Ciptakan Alat Sederhana Untuk Memisahkan Zat dari Tumbuhan Obat 

istilahnya peak puncaknya untuk kita bisa hitung luas areanya. Bisa dipakai ke hp secara langsung atau ke laptop

Penulis: Michaella Uzurasi | Editor: Rosalina Woso
zoom-inlihat foto Dosen Undana Ciptakan Alat Sederhana Untuk Memisahkan Zat dari Tumbuhan Obat 
POS-KUPANG.COM/ISTIMEWA
Alat Sederhana Phyto-TLC, SABTU/20/11/2021

Namun dengan Phyto-TLC, senyawa lain yang tidak terlihat pada kedua panjang gelombang ini juga bisa terlihat dengan mentransfer serapan cahaya ke alogaritma tertentu sehingga bisa dihitung.

Dodi Darmakusuma sendiri menjelaskan, hal tersebut bisa terjadi karena karena aplikasinya sudah bisa membaca hasil dengan tiga dimensi sehingga senyawa - senyawa yang tidak terbaca pada UV bisa terbaca dari Phyto-TLC.

Baca juga: Temuan BPK, Pemprov NTT Ajukan Ranperda Penyertaan Modal Bank NTT

ika dengan peralatan biasa di laboratorium yang biasa digunakan, hanya bisa diketahui bahwa ada spot dalam ekstrak senyawa namun untuk berapa banyak zat yang terkandung dalam ekstrak tersebut tidak bisa diketahui.

"Kita tidak tahu berapa jumlah atau kuantitas zat tersebut didalam ekstrak tapi dengan Phyto-TLC ini bisa menghitung spot yang ini jumlahnya berapa didalam ekstrak, itu bisa dihitung secara kuantitatif dengan menggunakan alat tambahan seperti hp," kata Toni.

Menurut Toni, ini merupakan teknologi yang murah tetapi penting. Alat sederhana ini merupakan satu terobosan baru di NTT bahkan di Indonesia.  

"Memang di perguruan tinggi yang sudah maju mereka mungkin memiliki akses ke peralatan yang lebih canggih seperti HPLC jadi mereka mungkin tidak terlalu memikirkan soal pendekatan teknologi yang murah tetapi memiliki fungsi yang sama dengan alat - alat yang lebih tinggi kelasnya. Karena kita tidak punya akses ke alat yang berteknologi lebih tinggi maka kemudian dikembangkanlah Phyto-TLC yang bisa memiliki kapasitas analisis yang sama, pendekatan kuantitatif dengan dengan alat yang lebih canggih seperti HPLC," jelasnya.

Hasil yang didapatkan dengan Phyto-TLC juga tidak terlalu berbeda jauh. 

Baca juga: Penjabat Sekda Sumba Barat Minta Dampingan Pemprov NTT Agar Bisa Raih WTP

"Memang perlu diuji lagi dengan beberapa parameter tapi menurut saya itu sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah," tukasnya.

Dengan adanya Phyto-TLC, Toni berharap, institusi pendidikan terutama universitas harusnya bisa menggunakan ini alat karena fungsinya sangat bagus dan harganya juga sangat murah, bisa dibawa ke mana - mana karena bentukannya cukup sederhana. Kotak bagian luarnya terbuat dari kayu sehingga cukup ringan.

"Harusnya ini bisa dikembangkan dan bisa dipakai di sekolah - sekolah dan bisa juga dipakai di universitas karena kebanyakan institusi pendidikan di NTT kita tidak memiliki akses praktikum atau akses penelitian ke peralatan yang lebih canggih," katanya.

Biaya yang dikeluarkan untuk membuat alat ini sendiri hanya dibawah Rp. 1.5 juta rupiah, sangat jauh berbeda dengan alat - alat canggih yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.(*)

Berita Pemprov NTT Terkini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved