Berita Kota Kupang

Warga Tuna Netra di Kupang Berhasil Divaksin

Bersama beberapa kerabatnya, ia rajin menyiangi dan menyiram tanamannya seusai pulang kantor.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Rosalina Woso
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Brigpol Heribertus A.B. Tena saat menjemput beberapa orang warga penyandang disabilitas tuna netra untuk divaksin.  

Brigpol Heri kemudian menyisihkan sebagian sayur hasil panen di setiap akhir pekan.

Setiap Sabtu sore, ia mendatangi 12 kepala keluarga ini membagikan sayur sawi dan kangkung.

"Biar sedikit, asalnya semua kebagian. Setiap Sabtu sore saya bagi 2-4 ikat sayur kangkung dan sawi bagi setiap kepala keluarga," ujar Brigpol Heri.

Ia datang dengan sepeda motornya dan mengetuk pintu kamar kost masing-masing keluarga disabilitas dan membagikan sayur hasil panen.

Aksi berbagi ini dilakukan sejak bulan Mei lalu. 

"Pokoknya setiap Sabtu saya wajib datang membagikan sayur," ujarnya.

Lukas do Santos (29), salah seorang kepala keluarga penyandang disabilitas mengungkapkan kesulitan hidup mereka pasca pandemi covid 19.

Lukas yang menikah dengan Betrix Mataratu yang juga tuna netra dan sudah dikaruniai dua orang anak mengaku kalau ia dan istri mengandalkan hidup dari membuat dan menjual kemoceng.

Setiap sore, ia dan istri bergantian menjual kemoceng di emperan toko. Satu buah dijual Rp 20.000. 

"Kadang dalam satu minggu hanya laku 2 buah," ujarnya.

Ia juga harus menyisihkan uang membayar jasa ojek untuk mengantar dan menjemputnya.

Mereka makin kesulitan karena harga bahan pokok membuat kemoceng makin naik.

"Harga tali rafia main naik sementara penjualan kemoceng makin menurun," ujarnya.

Beruntung ia memiliki keahlian memijat sehingga sesekali ia menggunakan jasa nya  namun dengan harga murah Rp 70.000 per jam. Itu pun jarang mendapatkan pelanggan.

Ia bersyukur dengan bantuan dan perhatian dari Brigpol Heri karena sedikit tidaknya mengurangi pengeluaran harian membeli sayur untuk beberapa hari.

"Sayur dari pak Heri kami konsumsi bisa untuk 3 sampai 4 hari. Kami sangat terbantu karena setiap akhir minggu kami tidak perlu beli sayur," tandasnya.

Brigpol Heri yang pernah menjadi relawan covid 19 di Wisma Atlet jakarta mengaku kalau aksi nya ini merupakan niat sendiri dan ia iba dengan kehidupan para penyandang tuna netra.

Bibit sayur dibeli sendiri dari uang gajinya. Dalam proses menanam sayur, ia juga tidak menggunakan pupuk namun ia merawat sendiri dan rajin menyiram tanaman.

Ada 5 bedeng sayur berbagai ukuran yang disiapkan. 

"Ini sudah jadi hobby saya. Biar sayur yang saya bagikan sedikit, yang penting ada bagi warga tuna netra," ujarnya.(*)

Berita Pemprov NTT Terkini

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved