Breaking News

PON XX Papua

Noken, Tas Asli Papua Jadi Souvenir PON XX, Diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya

Tas tradisional asli Papua, yakni Noken, dipilih menjadi souvenir Pekan Olahraga Nasional ke-20 (PON XX) tengah berlangsung di Papua. Diketahui, PON

Editor: Ferry Ndoen
Tribun-Papua
PON XX PAPUA - Mama Maria Ukago (53) saat memegang dua Tas Noken hasil rajutannya, di Jalan Raya Abepura Sentani Kota Jayapura Papua, Rabu 6 Oktober 2021 

POS KUPANG.COM - Tas tradisional asli Papua, yakni Noken, dipilih menjadi souvenir Pekan Olahraga Nasional ke-20 (PON XX) tengah berlangsung di Papua.

Diketahui, PON XX Papua akan digelar pada 2-15 Oktober 2021.

Di ajang olahraga empat tahunan ini, ribuan atlet dari seluruh provinsi di Indonesia tengah berjuang merebut medali emas, perak, dan perunggu.

Adapun pihak penyelenggara menetapkan empat wilayah sebagai tuan rumah PON XX, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Merauke, dan Kabupaten Mimika.

Baca juga: Dewan Minta Atlet NTT Jangan Dikorbankan 

Upacara pembukaan PON XX sendiri digelar dengan meriah. Hal ini terlihat dari ragam suguhan atraksi kesenian serta penampilan musisi dan artis, baik lokal maupun nasional. Selain itu, ada pula pesta kembang api dan gemerlap cahaya warna-warni dari kaldron Stadion Lukas Enembe yang menjadi lokasi pembukaan PON XX.

Di balik ingar bingar pesta olahraga tersebut, ada satu hal yang mencuri perhatian, yaitu noken yang menjadi tanda mata resmi untuk diberikan kepada atlet beserta ofisial tim.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, noken merupakan ikon kearifan lokal Papua.

Kerajinan tas tradisional ini juga telah ditetapkan oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan budaya nonbenda pada 4 Desember 2012.

Baca juga: Maaf Warga So E - TTS, Dampak DPRD dan Bupati TTS Belum Tepati Janji, Air Bonleu Mau Ditutup Lagi

“Merchandise tersebut pun menjadi perwujudan dari kolaborasi penyelenggara PON dengan mama-mama Papua. Mereka diberikan tempat untuk menjual noken Papua,” ujarnya dalam pemberitaan Kompas.com, Senin (30/8/2021).

Menyimpan Nilai-nilai Luhur

Menurut buku Perhiasan Tradisional Indonesia (2000) karya Muhammad Husni dan Tiarma Rita Siregar, masyarakat Papua memfungsikan noken sebagai tempat menyimpan dan membawa bahan makanan. Selain itu, noken juga difungsikan sebagai gendongan bayi.

Namun, jika ditilik lebih dalam, tas yang kerap dipakai dengan cara disangkutkan di dahi atau digendong seperti memakai tas ransel itu ternyata kaya akan nilai luhur.

Dihimpun dari berbagai sumber, noken merupakan simbol kedewasaan bagi perempuan Papua. Dengan kata lain, mereka yang sudah bisa membuat noken dengan baik dianggap telah dewasa dan dibolehkan untuk menikah.

Baca juga: Komisi C DPRD Sumba Barat Minta Pemerintah Adakan 5000 Ekor Babi Bangkitkan SemangatBerternak Warga

Karena membuat noken merupakan keahlian yang wajib dimiliki perempuan di Papua, tak sedikit orangtua di Papua yang mengajarkan anak perempuannya menenun noken sedari kecil.

Selain itu, mengutip artikel jurnal berjudul “Fungsi, Makna, dan Eksistensi Noken sebagai Simbol Identitas Orang Papua” (2017) karya Arie Januar, bentuk noken yang mirip jaring dan transparan menjadikan tas ini sebagai lambang kejujuran masyarakat Papua, sekaligus pengingat pentingnya menghargai kepemilikan orang lain.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved