PON XX Papua

Noken, Tas Asli Papua Jadi Souvenir PON XX, Diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya

Tas tradisional asli Papua, yakni Noken, dipilih menjadi souvenir Pekan Olahraga Nasional ke-20 (PON XX) tengah berlangsung di Papua. Diketahui, PON

Editor: Ferry Ndoen
Tribun-Papua
PON XX PAPUA - Mama Maria Ukago (53) saat memegang dua Tas Noken hasil rajutannya, di Jalan Raya Abepura Sentani Kota Jayapura Papua, Rabu 6 Oktober 2021 

Berbagai sumber juga menyebutkan bahwa noken menjadi simbol perdamaian antarsuku. Hal ini dikarenakan semua suku di Papua punya kemampuan untuk membuat kerajinan tersebut. Dengan kata lain, seluruh masyarakat Bumi Cenderawasih memiliki latar belakang serupa sehingga tak ada alasan untuk bermusuhan.

Bukan itu saja, laporan ilmiah berjudul “Makna Tenun Ikat Bagi Perempuan: Studi Etnografi di Kecamatan Mollo Utara-Timur Tengah Selatan” yang disusun Asni Salviany La’a dan Sri Suwartiningsih pada 2013 menunjukkan bahwa noken juga menjadi representasi ketelitian, kesabaran, dan estetika pembuatnya yang merupakan masyarakat Papua.

Pembuatan Noken

Arkeolog Balai Arkeologi Papua Hari Suroto dalam pemberitaan Kompas.com, Jumat (2/4/2021), mengatakan bahwa pembuatan noken yang asli terbilang sulit dan memakan waktu panjang.

Pasalnya, bahan yang digunakan untuk membuat tas tersebut bukanlah tekstil, melainkan serat tanaman, seperti kulit kayu, melinjo, mahkota dewa, dan anggrek.

Proses mengubah serat tanaman jadi benang pun bukan perkara mudah karena masih menggunakan teknik manual. Benang yang sudah jadi pun harus masuk ke tahap pewarnaan dengan menggunakan bahan alami.

Pada dasarnya, setiap daerah di Papua punya cara tersendiri dalam membuat noken. Berdasarkan buku Karakteristik Tumbuhan Bahan Baku dan Pewarna Alami Noken pada Masyarakat suku Damal (2020) karangan Ishak Ryan, perajin noken yang tinggal di sekitar Raja Ampat membuat noken dari tumbuhan pesisir. Sementara, noken dari daerah Wamena terbuat dari serta kayu dan anggrek.

Begitu pula dengan bentuk. Noken dari wilayah pegunungan, misalnya, terlihat seperti kantung dan memiliki tekstur lentur mirip kain. Sementara, noken dari pesisir berpotongan kotak dan terasa kaku.

Secara ukuran, noken besar biasanya digunakan masyarakat Papua untuk menyimpan hasil kebun, kayu bakar, dan menggendong bayi. Sementara, noken berukuran kecil umumnya dipakai sebagai penyimpanan pinang, sirih, dan keperluan pribadi lain.

Sebagai warisan budaya, masyarakat Indonesia sudah seyogianya menjaga kelestarian noken. Beragam cara dapat dilakukan untuk hal ini, seperti membeli dan menggunakannya sebagai penunjang fesyen harian.

Bagi kamu yang hendak memiliki noken, kerajinan khas Papua ini dapat dibeli secara daring melalui platform #BeliKreatifLokal milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) lewat tautan ini.

Namun, saat situasi pandemi Covid-19 telah kondusif dan kamu punya kesempatan untuk berlibur, cobalah jadikan Papua sebagai destinasi utama. Pasalnya, provinsi yang berada di ujung timur Indonesia ini diberkahi alam yang begitu menawan dan kearifan budaya lokal yang masih terjaga.

Adapun destinasi wisata yang terkenal di Papua adalah Danau Sentani, Danau Paniai, Lembah Baliem, Pantai Harlem, dan Air Terjun Bihewa Nabire. Mengunjungi tempat-tempat tersebut akan membuat kamu tersadar bahwa berlibur #DiIndonesiaAja tak kalah seru dengan liburan ke luar negeri.

Nah, guna memberikan rasa aman ketika melakukan perjalanan nanti, jangan lupa untuk selalu patuhi protokol kesehatan (prokes) 6M.

Adapun prokes 6M terdiri dari memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

Halaman
123
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved