Timor Leste

Wanita Cantik Ini Dipuja di Timor Leste Tapi Ditolak Indonesia Saat Era Soeharto, Siapa Dia?

Carmel pun diakui sebagai warga negara Inggris. Hal ini menyebabkan pembebasannya, tetapi sekaligus juga pengasingannya dari Indonesia.

Editor: maria anitoda
istimewa
Timor Leste Bumi Lorosae 

Carmel bebas tiga tahun kemudian, setelah seorang pengacara Inggris, Sarah Leigh, memperjuangkan kasusnya.

Baca juga: Timor Leste dan Santos Australia Tanda Tangan Perjanjian Skema CCS 1,6 Miliar Dollar di Bayu Undan

Carmel pun diakui sebagai warga negara Inggris. Hal ini menyebabkan pembebasannya, tetapi sekaligus juga pengasingannya dari Indonesia.

Pengasingan itu tak menghentikan perjuangannya. Dihentikan di Nusantara, ia masih terus bergerak dari tanah kelahirannya.

Sekembalinya ke London, ia mulai berkampanye untuk sisa tahanan politik di Indonesia.

Bersama rekan-rekan aktivis, pada tahun 1973 ia mendirikan organisasi Tapol, akronim Indonesia untuk tahanan politik – yang mendedikasikan sisa hidupnya untuk perjuangan kebebasan dan keadilan di sana.

Baca juga: Selain China, Timor Leste Menjalin Kerja Sama Pembangunan dengan Korea Selatan  

Perjuangannya pun membuahkan hasil. Setelah 12 tahun ditahan, Bud juga dibebaskan dan datang ke Inggris untuk berkumpul bersama keluarganya.

Selama bertahun-tahun, Carmel dan Tapol semakin memusatkan perhatian mereka pada perjuangan penentuan nasib sendiri oleh rakyat di wilayah Indonesia, dan pelanggaran hak asasi manusia dan lingkungan yang digunakan sebagai alat untuk mempertahankan kendali Jakarta, khususnya atas Timor Timur, Aceh dan Papua Barat.

Pada saat konflik-konflik tersebut kurang dikenal di Barat, diabaikan atau disembunyikan dari pandangan, Tapol konsisten dalam pekerjaannya untuk menjaga agar suara orang-orang ini didengar.

Berbagai kampanye dilakukan Carmel dan Tapol, membuatnya begitu dihargai oleh pihak-pihak yang diperjuangkannya.

Baca juga: Australia Umumkan Reformasi Program Mobilitas Tenaga Kerja Australia Pasifik dan Timor Leste

Pada tahun 2009, negara Timor-Leste yang baru merdeka menganugerahinya Ordo Timor-Leste.

Kemudian tahun berikutnya, dia diadopsi sebagai Putri Papua Barat.

Pekerjaan hak asasi manusianya juga memberinya penghargaan Penghidupan Hak 1995, kadang-kadang dikenal sebagai "hadiah Nobel alternatif".

Carmel dan Bud bercerai pada tahun 1983. Kini, pejuang hak asasi manusia di Indonesia ini telah tiada, Carmel meninggal pada 10 Juli 2021 lalu.

Berita Timor Leste lainnya

Artikle ini telah tayang di IntisariGrid.id dengan judul Di Timor Leste Dipuja, di Papua Jadi Anak Angkat, Inilah Anak Imigran Yahudi yang Tak Pernah Bisa Injakan Kakinya di Nusantara Kala Soeharto Berkuasa, Ini 'Dosa' Terbesarnya Menurut Orba

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved