Opini Pos Kupang

Nasib Anak dalam Pusaran Pandemi Covid-19

Data Worldometers per 23 Agustus 2021 menunjukan sudah lebih dari 212 juta orang telah terinfeksi virus Covid-19

Editor: Kanis Jehola
Dok Pos-Kupang.Com
Logo Pos Kupang 

Oleh : Ermi Ndoen, Anggota Forum Academia NTT

POS-KUPANG.COM - Hampir dua tahun kita hidup dalam suasana pandemi Covid- 19. Data Worldometers per 23 Agustus 2021 menunjukan sudah lebih dari 212 juta orang telah terinfeksi virus Covid-19; dengan lebih dari 4,4 juta kematian (2.1 persen) di seluruh dunia. Amerika dan India berada pada posisi teratas jumlah orang terinfeksi; sementara Indonesia berada pada posisi 13.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di situs covid.19.go.id per 23 Agustus 2021; Kasus terkonfirmasi positif di Indonesia mencapai hampir 4 juta orang; dengan 126.372 kematian (3.2 persen). NTT menyumbang 56.391 kasus dengan 1092 kematian (1.9 persen).

Secara epidemiologi, kematian akibat Covid-19 per golongan umur di Indonesia menunjukan 1 persen kematian terjadi pada anak (0-18 tahun); 2.9 persen (19-30 tahun); 12.9 persen (31-45 tahun); 36.8 persen (46-59 tahun) dan 46,5 persen berusia di atas 60 tahun.

Secara umum, lebih dari separuh (52.6 persen) kematian akibat Covid-19 di Indonesia terjadi pada usia produktif yang kemungkinan adalah orang tua dari anak-anak; sehingga berimplikasi pada banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya secara mendadak.

Baca juga: Pasien Sembuh dari Covid-19 di NTT Bertambah

Dampak langsung pandemi Covid-19 pada anak-anak ini sangat massif. Anak mengalami berbagai persoalan seperti masalah kehilangan pengasuhan bagi anak yang orangtuanya positif Covid-19; kurangnya kesempatan bermain dan belajar serta meningkatnya kasus kekerasan selama pandemi Covid-19 sebagai akibat diterapkannya kebijakan jaga jarak maupun belajar dan bekerja di rumah.

Anak sebagai korban juga karena sakit atau meninggal. Dan masalah besar lain di depan mata kita adalah banyaknya anak-anaknya yang kehilangan orang tuanya akibat pandemi Covid-19.

Pemerintah sejauh ini masih fokus pada penanganan orang yang sakit atau meninggal, tetapi belum banyak perhatian diberikan pada keluarga yang ditinggalkan terutama nasib anak-anak yatim piatu akibat pandemi Covid-19.

Padahal, beban psikis dari anak-anak yang ditinggal kedua orangtuanya secara mendadak sangat berat dan membutuhkan pendampingan khusus.

Baca juga: Baru 11 Laboratorium Beroperasi Untuk Tes Covid-19 di NTT

Suatu studi terbaru yang terbit di Jurnal Lancet, "Global Minimum Estimates of Children Affected by Covid-19-Associated Orphanhood and Deaths of Caregivers: a Modelling Study" (Jul, 2021), memperkirakan ada 1,5 juta anak di seluruh dunia telah kehilangan orang tua, kakek-nenek, atau kerabat lain yang mengasuh mereka karena meninggal akibat akibat Covid-19.

Studi ini juga mengungkapkan lebih dari 1 juta anak kehilangan salah satu atau kedua orang tua mereka telah meninggal selama 14 bulan pertama pandemi. Setengah juta anak lainnya harus kehilangan pengasuh sekunder mereka, seperti kakek dan nenek yang mengasuh mereka. Studi ini juga mengungkapkan anak yang kehilangan ayahnya dua sampai lima kali lebih tinggi dari kehilangan ibunya.

"Untuk setiap dua kematian akibat Covid-19 di seluruh dunia, satu anak menjadi yatim/piatu akibat kematian orang tua atau pengasuh mereka," ujar Dr. Susan Hillis dari Tim Respons Covid-19 Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang menjadi salah satu penulis utama studi tersebut.

Anak yang kehilangan orangtua, ayah dan ibu sekaligus, secara mendadak dalam rentang waktu yang pendek, menghadirkan dampak besar psikososial yang besar, terutama bagi mereka yang masih membutuhkan pendampingan untuk masa tumbuh kembangnya.

Baca juga: Gelombang Kedua Covid-19 di NTT, Gubernur Viktor Laiskodat Minta Masyarakat Waspada Transmisi Lokal

Harian Kompas (23/8) menurunkan berita, "Puluhan Ribu Anak Kehilangan Orangtua" di masa pandemi Covid-19 ini. Anak-anak yang secara mendadak kehilangan ayah-ibu atau pengasuh sekunder mereka mengalami tekanan psikis yang besar. Mereka belum siap untuk terpisah dari orang tuanya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved