Laut China Selatan
China Respons Kamala Harris dan Menuduh Amerika Serikat Melanggar Aturannya Sendiri di Afghanistan
China menuduh AS melanggar aturannya sendiri di Afghanistan setelah Kamala Harris menekankan pentingnya China bertindak dengan berbasis aturan
Sementara itu, ia mengklaim daerah-daerah yang saat ini berada di bawah kendali Taliban sedang menikmati kedamaian dan ketenangan.
"Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya, telah gagal menertibkan bandara. Ada kedamaian dan ketenangan di seluruh negeri (yang dikuasai Taliban), tetapi kekacauan hanya ada di bandara Kabul," kata Khan.
Taliban yang menguasai ibu kota Afghanistan dan sebagian besar wilayah di negara itu sejak sepekan lalu, menyalahkan kacau balaunya tindakan evakuasi terhadap warga asing maupun penduduk lokal yang bekerja untuk pasukan koalisi pimpinan AS.
"Terlepas dari semua sumber daya yang dimiliki AS, AS gagal menertibkan bandara," kata Pemimpin Senior Taliban Amir Khan Mutaqi, Minggu (22/8/2021) waktu setempat.
Sementara itu, ia mengklaim daerah-daerah yang saat ini berada di bawah kendali Taliban sedang menikmati kedamaian dan ketenangan.
"Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya, telah gagal menertibkan bandara. Ada kedamaian dan ketenangan di seluruh negeri (yang dikuasai Taliban), tetapi kekacauan hanya ada di bandara Kabul," kata Khan.
Taliban yang menguasai ibu kota Afghanistan dan sebagian besar wilayah di negara itu sejak sepekan lalu, menyalahkan kacau balaunya tindakan evakuasi terhadap warga asing maupun penduduk lokal yang bekerja untuk pasukan koalisi pimpinan AS.
"Terlepas dari semua sumber daya yang dimiliki AS, AS gagal menertibkan bandara," kata Pemimpin Senior Taliban Amir Khan Mutaqi, Minggu 22 Agustus 2021 waktu setempat.
Sementara itu, ia mengklaim daerah-daerah yang saat ini berada di bawah kendali Taliban sedang menikmati kedamaian dan ketenangan.
"Amerika, dengan segala kekuatan dan fasilitasnya, telah gagal menertibkan bandara. Ada kedamaian dan ketenangan di seluruh negeri (yang dikuasai Taliban), tetapi kekacauan hanya ada di bandara Kabul," kata Khan.
Pasukan cadangan ini terdiri dari pesawat-pesawat sipil, yang selama ini dimobilisasi sementara untuk kebutuhan dinas militer saat memerlukan pemindahan personel dalam skala besar.
Tahap I armada dapat diaktifkan dalam situasi yang digambarkan sebagai krisis regional kecil.
"Aktivasi saat ini untuk 18 pesawat, masing-masing tiga unit dari American Airlines, Atlas Air, Delta Airlines dan Omni Air, dua dari Hawaiian Airlines, dan empat dari United Airlines. Departemen (Pertahanan) tidak mengantisipasi dampak besar pada penerbangan komersial dari aktivasi ini," kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Kendati demikian, pesawat CRAF ini tidak akan terbang ke bandara Kabul secara langsung, melainkan menjemput orang-orang yang dievakuasi dari tempat perlindungan sementara dan pangkalan sementara.
Evakuasi dari Kabul tampaknya akan dilanjutkan dengan bantuan pesawat angkut militer yang berat.
Perlu diketahui, Pentagon mencatat bahwa aktivasi CRAF saat ini menjadi kali ketiga untuk pemanggilan dalam layanan darurat.
Dibuat kembali pada 1950-an, armada ini hanya digunakan dua kali sebelum evakuasi Kabul, yakni selama Perang Teluk dan invasi Irak pada 2003 silam.
Sumber: express.co.uk/scmp.com/tribunnews.com
Berita Laut China Selatan lainnya
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/wang-wenbin-juru-bicara-kementerian-luar-negeri-china_01.jpg)