Laut China Selatan

China Respons Kamala Harris dan Menuduh Amerika Serikat Melanggar Aturannya Sendiri di Afghanistan

China menuduh AS melanggar aturannya sendiri di Afghanistan setelah Kamala Harris menekankan pentingnya China bertindak dengan berbasis aturan

Editor: Agustinus Sape
Capture video express.co.uk
Berbicara pada hari Selasa 24 Agustus 2021, Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, mengatakan AS bertanggung jawab atas "penderitaan" rakyat Afghanistan melalui intervensi militer mereka di negara itu. 

Harris mengatakan kerja sama keamanan adalah "sumber dan alasan lama" bagi kedua negara yang memprioritaskan hubungan.

“Saya menegaskan kembali dalam pertemuan kami komitmen Amerika Serikat untuk bekerja dengan sekutu dan mitra kami di sekitar Indo-Pasifik untuk menegakkan ketertiban internasional berbasis aturan dan kebebasan navigasi, termasuk di Laut China Selatan,” kata Harris, yang Selasa mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut Changi, di mana kapal-kapal tempur pesisir AS ditambatkan di antara penempatan rotasi di Laut Cina Selatan.

Baca juga: Taliban Makin Tegas Copot Bendera Afghanistan Lalu Gantikan dengan Bendera Putih Berkalimat Syahadat

Singapura dan AS bukanlah sekutu perjanjian formal, tetapi negara kota itu dalam beberapa tahun terakhir muncul sebagai salah satu mitra regional terpenting Washington.

AS adalah sumber investasi asing langsung terbesar di Singapura, senilai sekitar US$315 miliar.

Sebaliknya, Singapura adalah investor Asia terbesar kedua di AS, dengan saham investasi langsung senilai US$65 miliar.

Harris dan Lee juga membahas kemungkinan pembukaan kembali perjalanan antara AS dan Singapura, yang ditangguhkan karena pandemi virus corona.

Singapura dalam beberapa pekan terakhir memulai pembukaan kembali ekonomi dan perbatasannya secara bertahap jika hati-hati ketika tingkat vaksinasi mendekati 80 persen, salah satu yang tertinggi di dunia.

Pemerintah pekan lalu membuka jalur perjalanan yang divaksinasi dengan Jerman dan Brunei dan memperluas program terbatas yang memungkinkan kedatangan bebas karantina sepihak dari Hong Kong dan Makau.

Lee mengatakan pemerintahnya telah membahas jalur perjalanan yang divaksinasi dengan negara lain dan akan melanjutkan pembicaraan dengan AS.

“Itu akan tergantung pada kemajuan vaksinasi di negara-negara itu,” katanya. “Itu akan tergantung pada prevalensi Covid di negara-negara itu [dan] keadaan pandemi.”

AS Aktifkan Cadangan Pesawat Sipil

Berkaitan dengan Afghanistan, Pentagon telah mengaktifkan Armada Udara Cadangan Sipil untuk kali ketiga dalam rangka mempercepat evakuasi warga dari Afghanistan.

Hal itu karena Taliban menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas kekacauan yang terjadi di bandara Kabul, yang diklaim mengakibatkan terjadinya beberapa kali penyerbuan 'mematikan' yang dilakukan warga yang hendak kabur.

Taliban yang menguasai ibu kota Afghanistan dan sebagian besar wilayah di negara itu sejak sepekan lalu, menyalahkan kacau balaunya tindakan evakuasi terhadap warga asing maupun penduduk lokal yang bekerja untuk pasukan koalisi pimpinan AS.

"Terlepas dari semua sumber daya yang dimiliki AS, AS gagal menertibkan bandara," kata Pemimpin Senior Taliban Amir Khan Mutaqi, Minggu 22 Agustus 2021 waktu setempat.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved