Berita Belu
Kisah Pemanjat Tiang Bendera dari Tasifeto Timur Belu: Joni Kala Senang Dapat Bingkisan Kapolda
DI moment HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Yohanes Apriyanto Kala kembali mendapat bingkisan special
POS-KUPANG.COM- DI moment HUT ke-76 Kemerdekaan RI, Yohanes Apriyanto Kala kembali mendapat bingkisan special. Joni Kala menerima hadiah dari Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif.
Bingkisan diserahkan Kapolres Belu AKBP Khairul Saleh, SH, SIK, MSi kepada Joni Kala di kediamannya, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Jumat 13 Agustus 2021 pukul 10.00 Wita.
AKBP Khairul didampingi Kasat Lantas AKP Rulliyanto JP Phoren. AKBP Khairul kemudian menyerahkan bingkisan berupa paket sembako dari Kapolda NTT kepada Joni Kala. "Ini bingkisan dari bapak Kapolda untuk Joni," ucap Kapolres Belu.
Kemudian bingkisan berupa telur ayam diserahkan Kasat Lantas AKP Rulliyanto.
Baca juga: Bocah Viral Panjat Tiang Bendera, Joni Kala Selalu Jaga Kesehatan
AKBP Khairul menyampaikan apresiasi dari Kapolda kepada Joni Kala atas aksi heroiknya di momen upacara peringatan Kemerdekaan RI dengan menyelamatkan merah putih tetap berkibar.
"Kami mendatangi adik Joni yang dulu kita tahu viral, penuh keberanian dan sigap memanjat tiang bendera yang talinya sempat putus, sehingga bendera merah putih bisa dikibarkan," ujar AKBP Khairul.
"Berkat aksi heroiknya tersebut sehingga dalam rangka HUT RI ke 76 ini, Bapak Kapolda NTT melalui kami, memberikan bingkisan sebagai bentuk apresiasi Beliau untuk adik kita Joni," tambahnya.
Kehadiran Kapolres Belu juga untuk memastikan kondisi serta memotivasi Joni Kala agar tetap semangat dan terus belajar meraih cita-cita. Ia mengingatkan Joni Kala agar tetap menjaga kesehatan.
Baca juga: Masih Ingat Joni Kala yang Sempat Viral? Ini Tugasnya Sekarang
"Saran saya kalau cita-citanya menjadi TNI, silahkan mempersiapkan diri dengan baik, belajar sunguh-sungguh, latihan secara fisik, kesehatan dijaga dan tentunya berdoa juga," pesan Kapolres
Joni Kala menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kapolda NTT yang telah memberikan bingkisan sembako.
"Terima kasih juga kepada bapak Kapolres Belu yang telah datang membawa bingkisan dari Kapolda NTT untuk saya. Terima kasih banyak," ucapnya.
Saat ini Joni Kala sudah kelas X SMAN Negeri 1 Atambua. Selama pandemi Covid-19, Joni Kala bersama siswa lainnya melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rumah (online).
"Karena masih COVID-19, kami belajar dari rumah," ujar buah hati pasangan Beterino Fahik Marsel dan Lorensa Gama ini.
Joni Kala mendoakan agar Covid-19 cepat berlalu. Ia mendambakan suasana peringatan HUT Kemerdekaan RI bisa meriah seperti dulu.
Sejak kecil, Joni Kala bercita-cita menjadi anggota TNI. Untuk mewujudkan cita-citanya, Joni Kala selalu menjaga kesehatan, berdoa dan rutin berolahraga, lari sore, push upa, sit up dan restok.
"Cita-cita saya jadi tentara. Saya selalu jaga kesehatan dengan berolahraga. Lari sore, push up, sit up dan restok," katanya, Jumat (13/8).
Joni Kala mengenakan seragam sekolah, putih abu. Kepalanya diikat kain merah putih. Ia baru pulang dari lokasi pembuatan video dalam rangka HUT Kemerdekaan RI.
Remaja kelahiran 10 Oktober 2004 ini mengatakan, sebagai seorang siswa, tugas pokoknya adalah belajar.
Selama pandemi, Joni belajar dari rumah sesuai kebijakan sekolah. Saat ini tinggi badannya 154 sentimeter dan berat badan 52 kilogram (kg).
Joni Kala hidup bersama ibunya. Ayahnya sudah meninggal 14 September 2020. Rumah Joni beralamat di di RT 12/RW 05, Dusun Halimuti, Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur.
Ia dan ibunya menempati rumah tersebut sejak tahun 2004, setelah pindah dari salah satu dusun yang ada di Desa Silawan. Letak rumah Joni Kala persis di pinggir jalan utama Atambua-Motaain.
Ia menyampaikan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang telah membangun rumah untuknya.
"Terima kasih bapak Presiden telah membangun rumah buat Joni. Saat ini saya sudah tinggal di rumahnya. Saya selalu merawat rumah ini," ucapnya.
Kakak ipar Joni, Ciquito Humberto menuturkan, Joni Kala rajin ke sekolah dan sepulang sekolah tetap meluangkan waktu belajar kemudian berolahraga.
"Joni sampaikan ke keluarga kalau cita-citanya mau jadi tentara. Inginnya di bintara. Dari kecil kalau kami tanya dia bilang cita-cita jadi tentara. Kami semua dukung itu," ujar Humberto.
Joni Kala pernah viral pada tahun 2018, saat dia berusia 13 tahun. Kala itu bocah asal Desa Silawan, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu itu memanjat tiang bendera.
Hal tersebut ia lakukan saat upacara HUT RI ke-73 di Pantai Motaain. Joni yang masih duduk di kelas 1 SMP memanjat tiang bendera setelah melihat tali yang akan digunakan untuk mengikat bendera terlepas dan tersangkut di ujung tiang bendera.
Ia memanjat tiang bendara tanpa menggunakan sepatu dan tanpa bantuan alat apapun. Aksi nekat Jono tersebut direkam oleh warga dan viral di media sosial. Di upacara tersebut, Wakil Bupati Belu JT Ose Luan kemudian meminta Joni untuk naik ke atas podium.
"Saya bangga dengan perjuangan dia (Joni) memanjat tiang bendera. Saya katakan ke dia bahwa perjuangan para pahlawan dulu untuk memperjuangan negara ini begitu besar," tutur Ose kala itu.
Setelah aksi heroiknya viral di media sosial, Joni dan kedua orangtuanya diundang Presiden Jokoi di acara acara silaturahmi Presiden dengan para teladan nasional, pasukan pengibar bendera pusaka, dan gita bahana nasional, di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/8/2018).
Sebelum bertemu Jokowi, Joni diajak menonton pembukaan Asian Games di Gelora Bung Karno. Saat bertemu Joni, Jokowi mengajak siswa SMP kelas 1 itu pergi ke Dufan dan Taman Mini. Joni sendiri mengaku belum pernah mengunjungi kedua tempat itu. "Ya sudah nanti urusannya pak Mensesneg," kata Jokowi.
Selain liburan ke Dufan dan Taman Mini, Joni juga mendapat hadiah sepeda dari Jokowi. Kepala Negara juga berjanji merenovasi rumah Joni di NTT. (teni jenahas)
Berita Kabupaten Belu Lainnya