Tak Tahan Lihat Grafik Pasien Covid-19 Terus Meningkat Luhut Pandjaitan Tegur Gibran Rakabuming Raka

Panglima Penanganan Covid-19 di Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan menegur Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Editor: Frans Krowin
Tribunnews.com
Menko BIdang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan tegur Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka yang juga putra sulung Presiden Jokowi. 

POS-KUPANG.COM, SOLO – Panglima Covid-19 di Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, menegur Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Putra Sulung Presiden Jokowi itu ditegur karena tingkat kematian pasien covid-19 di Kota Solo sangat tinggi.

Angka kematian akibat covid-19 di Solo itu cenderung meningkat dari hari ke hari sehingga menjadi salah satu daerah yang tertinggi di Indonesia.

Atas kondisi itulah Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming kena teguran dari Luhut Binsar Panjaitan.

Baca juga: Rencana Dimakamkan Kampung Halaman, Jenazah Cici Akan Dijemput Satgas Covid-19 Matim 

Menko Kemaritiman dan Investasi itu bahkan tak sungkan-sungkan menegur langsung Putra Presiden Jokowi itu.

Gibran jadi sasaran amarah Panglima Covid-19 Indonesia, lantaran trend covid-19 di Solo bukannya menurun malah sebaliknya melonjak.

Dan, lonjakan pasien covid-19 itu terus menanjak yang dibarengi pula dengan  angka kematian yang terus naik.

Merespon teguran Luhut Binsar Pandjaitan itu, Gibran pun mengungkapkan fakta yang sesungguhnya di kota itu.

Baca juga: Penanganan Jenazah Cici Yang Meninggal di Kos Jas Nagor Ruteng Secara Covid-19

Gibran bahkan menepis tudingan bahwa banyak warga Kota Solo jadi korban covid-19 karena kurangnya perhatian pemerintah.

Gibran juga membantah kalau disebutkan bahwa angka kematian pasien covid cenderung tak terkendali.

Dia mengatakan untuk meluruskan persepsi minor tersebut, pihaknya sudah menjelaskan langsung kepada Menko Luhut Pandjaitan.

"Saya sudah menjelaskan kepada Pak Luhut, bahwa angka kematian di Solo tinggi, karena menerima pasien dari luar kota juga," katanya pada Kamis 29 Juli 2021.

Baca juga: Selain ASN, Gaji Bupati Dipotong Untuk Urusan Covid-19, Majalengka & Bandung Jadi Contoh, Kalau NTT?

Gibran menegaskan, bahwa angka kematian kebanyakan dari pasien Covid-19 berasal dari luar kota.

"Apabila dibandingkan, pasien dari Solo dan dari luar, kematian lebih tinggi dari yang luar Solo," ungkapnya.

Dirinya menjelaskan, bahwa rumah sakit di Solo tidak akan menolak pasien dari luar kota, apapun alasannya.

"Kita tidak mungkin menolak pasien, jadi kalau ada yang datang pasti diterima, bahkan dari luar Solo Raya, hingga Jawa Timur juga ada," jelasnya.

Baca juga: PDI Perjuangan Galang Dana Penanganan Covid-19, Jawa Barat Targetkan Rp 12,42 Miliar, NTT Berapa?

Gibran menambahkan sebagian besar angka kematian berasal dari pasien yang belum mendapatkan vaksin.

"Mereka kebanyakan belum vaksin sehingga anti bodinya lemah," ujarnya.

Gibran Bantu Pendidikan Anak Yatim 

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka memberikan perhatian khusus kepada tiga anak yatim yang orang tuanya meninggal akibat Covid-19.

Ketiga anak yatim tersebut bernama Early Oryza Nesta Sarjono (16), Efelyn Dora Liffyana (14), dan Rio Andreas Steny (12).

Baca juga: Kadis Kesehatan TTU Apresiasi Dukungan TNI-Polri Tekan Angka Covid-19

"Sudah saya suruh setiap anak untuk membuat ATM, sehingga dana bantuan bisa langsung dikirimkan ke masing-masing anak," katanya pada Kamis 29 Juli 2021.

Saat dikonfirmasi mengenai asal bantuan tersebut, apakah dari dana pribadi, anggaran daerah atau CSR? Gibran enggan menjawab dan memilih untuk merahasiakannya.

"Ada lah, tidak perlu saya sebut darimana asal dananya," jelasnya.

"Nominalnya juga rahasia," ungkapnya.

Dirinya menjamin ketiga anak tersebut dapat meneruskan pendidikan hingga tingkat atas.

Baca juga: Pemkot Kupang Siapkan Empat Tempat Karantina Terpusat Bagi Pasien Covid-19

"Yang penting mereka bisa bersekolah hingga selesai," ujarnya.

Kini ketiga anak tersebut diasuh oleh paman dan bibi mereka di Kampung Jegon RT 03 RW 02 , Kelurahan Pajang , Laweyan.

Utus Ajudan Langsung Data Kebutuhan

Tiga orang anak yang menjadi yatim piatu akibat Covid-19 di Kota Solo, kini mendapat perhatian dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka.

Ketiga anak itu adalah Early Oryza Nesta Sarjono (16), Efelyn Dora Lifinia (14), dan Rio Andreas Steny (12).

Baca juga: Mahasiswa Undana Kritisi Kebijakan PPKM Pemerintah Saat Pandemi COVID-19 

Mereka kini tinggal bersama paman dan bibinya di Kampung Jegon RT 03 RW 02, Kelurahan Pajang, Laweyan. 

Gibran mengungkapkan bahwa dirinya akan memberikan bantuan biaya agar ketiganya dapat bersekolah hingga selesai.

"Yang terpenting ketiganya bisa sekolah hingga selesai," katanya pada Rabu 28 Juli 2021.

Mengenai bantuan kepada tiga anak tersebut, Gibran mengutus sendiri ajudannya untuk memastikan mengenai ketiga anak itu, dan mendata langsung kebutuhannya.

Baca juga: Limbah Medis Covid-19 di RSUD Komodo Labuan Bajo Manggarai Barat Dikelola Sesuai Standar

"Sekarang mereka tinggal di rumah paman yang beralamatkan di Kelurahan Pajang, dan saya sudah mengonfirmasi ke lurahnya," ujarnya.

Menurut Lurah Pajang, Priadi, pihaknya sudah menerima instruksi dari Gibran untuk memerhatikan ketiga anak tersebut.

"Kami juga membantu ketiga anak itu, dari proses pemindahan catatan sipil dari sebelumnya di Kampung Tipes, Kelurahan Serengan dan kini dipindahkan ke Kelurahan Pajang," jelasnya.

"Agar sama dengan alamat domisili paman dan bibinya," terangnya.

Baca juga: Limbah Medis Covid-19 di RSUD Komodo Labuan Bajo Manggarai Barat Dikelola Sesuai Standar

Gibran Rakabuming Raka, Jokowi dan Kaesang Pangareb
Gibran Rakabuming Raka, Jokowi dan Kaesang Pangareb (Tribunnews.com)

Kepada TribunSolo.com ketiga anak tersebut mengakui telah dijanjikan bantuan berupa uang saku untuk sekolah dan biaya pendidikan.

"Kemarin dari ajudan sudah disuruh untuk buka rekening BNI dan nanti uangnya akan ditransfer lewat situ," kata Efelyn Dora, sang putri kedua.

Indahnya ToleransiMeski sang paman dan bibi beragama Islam, mereka tetap diterima dengan baik dan bisa menjalankan keyakinan dan cita-cita mereka.

Hal itu diungkapkan oleh Efelyn Dora (14), kepada TribunSolo.com pada Rabu 28 Juli 2021.

Baca juga: Apa Saja Gejala Penyakit Long Covid-19? Telinga Berdenging Jantung Berdetak Cepat dan Gejala Lainnya

"Saya mendapat amanah dari ayah sebelum meninggal untuk dapat menjadi pelayan gereja," katanya.

Efelyn yang bercita-cita menjadi pemusik juga mendapat dukungan dari paman dan bibinya untuk meneruskan karir.

"Saya mendapat dukungan dari keluarga dan juga kerabat lainnya," terangnya.

Meski berbeda agama dengan keluarga paman dan bibinya tempat dia dan saudaranya tinggal saat ini, Efelyn diberi kebebasan untuk menjalankan apa yang diyakini.

Baca juga: Update Covid-19,  Kecamatan Paberiwai Sumba Timur Zona Hijau 

"Saya tetap beribadah seperti biasa, namun karena ini pandemi terpaksa melalui zoom," jelasnya.

Paman dan bibinya sendiri bernama Suroso dan Hardjanti.

"Ibu Hardjanti itu bude saya atau kakak dari bapak," ungkapnya. (*)

Berita Lain Terkait PPKM Level 4

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Wali Kota Solo Gibran Kena Tegur Menko Luhut Binsar Pandjaitan, Kenapa?

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved